Sepulang dari kampusnya tadi Melody tidak mengeluarkan sepatah kata pun
dari mulutnya. Wajahnya terus murung bagai tidak bersemangat untuk hidup
lagi. Morgan dan Dicky yang melihatnya pun hanya mengerutkan kening
karna bingung
"Melody kenapa Dick?"tanya Morgan melirik Dicky
"Gue gak tau Gan.."balas Dicky mengangkat kedua bahunya
"Gue pergi sebentar.."pamit Morgan tiba-tiba beranjak pergi keluar dari rumahnya
"udah sore gini? Hemz.. Yaudah terserah loe aja deh Gan. Gue masih
kefikiran kata-kata Angel diKampus tadi. Apa Gue maafin Dia, atau
enggak? Gue terkesan egois kalau gak maafin Dia.."Dicky menatap
kepergian Morgan dengan wajah bingung
"jujur Gue sayang banget sama Angel, tapi sikap Dia waktu itu buat
Gue sakit dan masih berbekas sampai sekarang.."lirihnya menunjuk dadanya
sendiri
Dicky pun berlalu masuk kedalam kamarnya. Mungkin dengan menyendiri
Ia akan sedikit bisa berfikir jernih dan hatinya bisa terbuka untuk
memaafkan Angel.
"Gue gak tahu harus bicara apalagi sama elo Bis.
Kalau loe mau ngehancurin Gue JANGAN bawa Melody kedalam urusan ini.
Cukup Gue aja yang sakit, jangan sakiti yang lain.."batin Morgan menggebu menahan amarah. Kedua tangannya mengepal penuh dendam
"Gue bakalan temuin loe. Kita selesaikan urusan kita malam ini!
Gue gak peduli loe mau bunuh Gue sekalipun. Gue cuma gak mau loe
sakitin Melody!!"ucap Morgan yakin. Mobil CR-V hitamnya pun segera Ia
naiki dan jalankan menuju rumah Bisma.
**
"Jadi si mental TEMPE itu udah berani nyakitin sobat Gue?
Hahaa.. Beraninya maen keroyokan, bener-bener BERMENTAL TEMPE
LOE!!!"hardik Bisma meatap Rangga dengan gaya tengil dan
menjengkelkannya ini.
Ilham sendiri hanya memegangi wajah dan siku tangannya yang memar akibat dikeroyok Rangga dan kawan-kawannya kemarin
"Hahaha Gue rasa loe harus tarik kembali ucapan TEMPE loe itu.
Sahabat loe yang beraninya cuma ngadu ITU baru bermental TEMPE!!
Hahaha.."ucap Rangga tertawa renyah. Wajah Ilham pun semakin merah
menahan amarah
"mending loe cepetan abisin si tempe itu Bis, Gue udah MUAK lihat
muka kedelai nya!"bisik Ilham menatap tajam Rangga penuh dendam
"tenang Ham. Loe gak perlu pake emosi nangani cowok pengecut yang
berani maen keroyokan ini. Cukup tenang aja, Gue yakin Dia gak bakalan
berani kalau DUEL satu lawan satu sama Gue"Bisma tersenyum licik penuh
arti. Rupanya Ia memang sangat mahir membuat Rangga emosi dan menjaga
emosi dirinya
"Harusnya loe bilang PENGECUT itu bukan sama Gue! Tapi sama sobat
PENGECUT loe yang cuma berani ngadu itu. Brengse* loe!!"bentak Rangga
mulai terpancing emosinya
Bisma pun tersenyum senang karna aksinya berhasil
"loe lawan Dia Ham.. Biar Gue ngurusin cecunguk-cecunguk yang cuma
jadi SATPAM si Tempe ini!!"tiba-tiba Bisma mendorong tubuh Ilham agar
maju melaan Rangga. Sedangkan dirinya segera beraksi untuk melawan para
sahabat Rangga yang bertubuh seperti seorang bodyguard itu
"ta..tapi ko Gue ikutan sih Bis? Gu..gue kan masih sakit? Muka Gue aja masih bonyok gini.."panik Ilham sedikit takut
"udah, Gue dibelakang loe ko. Loe habisin aja tuh muka si Tempe!!
Cepetan abisin!!!"Bisma kembali mendorong tubuh Ilham mendekati
Rangga. Kedua tangannya sudah siap melawan 3'orang sahabat Rangga
dihadapannya
"hemz.. Cecunguk-cecunguk kaya loe pasti bisa Gue habisin dalam waktu singkat!
Ayo maju? Siapa yang mau duluan kena bogem Gue??.."tantang Bisma
menggerakkan telunjuknya membuat ketiga lelaki bertubuh kekar ini kesal
"banyak baco* loe!!"kesalnya kemudian mulai menghantam Bisma dengan kepalan tangan yang sungguh besar
"Bugh! Bugh! Brughh!!.. Aargh! braaakkkss!!!"
Satu persatu pukulan demi pukulan Bisma layangkan diwajah dan tubuh
ketiga lelaki ini. Wajahnya sendiri pun sempat kena beberapa kali
pukulan, namun Ia memang benar-benar kuat, ketiga lelaki yang ukuran
tubuhnya 2x lebih besar darinya pun bisa Ia takhlukan dengan mudah
"BRUUUGHH!!!"tubuh mereka terhempas tak berdaya diaspal jalanan,
Bisma terengah mengatur nafasnya yang tersenggal, matanya sedikit memar
terkena tonjokkan dari salah satu lelaki tersebu
"hosh.. Hufh.. Argghh!!"Bisma mengerjap-ngerjapkan matanya yang
sulit dibuka itu. Rasa sakit pun Ia rasakan dari pelupuk matanya yang
mengeluarkan sedikit bercak darah, rupanya sudut mata Bisma mengalami
luka gores hingga kulitnya sobek sedikit
"Bisss!! Tolongin Gue!!"teriak Ilham berjalan mundur menjauhi
Rangga. Wajahnya yang tadi memar semakin babak belur saja karna pukulan
dari Rangga
"Ilham?"pekik Bisma mencoba menatap jelas sahabatnya itu
"hahaha.. Maniac Cinta yang Gila itu pasti udah mati ditangan sobat-cobat Gue!
Dan sekarang giliran Loe yang bakalan Gue buat mati! Haha"Rangga
berjalan perlahan demi perlahan mendekati Ilham, tangan kanannya membawa
sebuah pisau kecil berkilau tajam. Ilham pun semakin ketakutan saja
melihat benda tajam tersebut
"Bissss!! Cepetan tolongin Gue! BISMAAA!!"teriak Ilham semakin kencang
"BRUUGGHHH!!!"tiba-tiba Bisma menghantam punggung Rangga dengan
sebatang kayu yang cukup besar, namun tubuh Rangga sepertinya tidak
merasakan sakit sedikit pun akan pukulan tersebut
"Haha, loe gak bakalan mempan nyakitin tubuh Gue. Sekarang saatnya
nyawa loe Gue cabut.. Hiaaaattt!!"dengan kecepatan kilat Rangga langsung
menerkam Bisma dan mendaratkan pisau tajam ditangannya
Bisma yang tidak memegang senjata apapun hanya menunduk melindungi kepalanya dengan kedua tangannya
"BRUUUKKK!!!"
Tiba-tiba tubuh Rangga terhempas jatuh keaspal jalanan, tangannya
memegangi belakang kepalanya yang mengeluarkan banyak darah itu
"E..ELO???"Rangga menunjuk seorang lelaki bertubuh tegap yang memukul kepalanya dengan benda keras kemudian pingsan
"kita pergi sekarang.. Jangan sampai nanti ada polisi yang sedang
berpatroli dan mengetahui perkelahian ini.."ajak lelaki bertubuh tinggi
tegap itu dengan suara datarnya
Bis, Bis.. Itu siapa? Ayo kita pergi.. Mumpung gak ada orang, Gue
takut kalau nanti ada polisi yang lewat.."Ilham mendekati Bisma dan
mengajaknya berdiri
"Gu..Gue gak papa Ham?"tanya Bisma bingung
"Loe gak apap ko, tadi ada yang nolongin loe. Ayo cepetan kita
pergi.."Ilham menarik tangan Bisma memasuki mobil sport merah Bisma.
"Maafin Gue Ga. Gue gak bermaksud nyakitin loe, tapi Gue gak suka
loe nyakitin Bisma. Gue minta maaf..."lirih pemuda bertubuh tinggi tegap
ini tampak menyesal karna telah memukul Rangga hingga pingsan. Ia pun
segera berlalu meninggalkan tempat tersebut dengan CR-V hitamnya.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p