Jumat, 04 April 2014

Maniac Cinta #Part 16

Morgan berdiri diambang pintu kamar Melody, Ia menaruh kedua tangannya didalam saku celana, wajahnya tidak ber'ekspresi sedikit pun, Ia malah menggelengkan kepalanya melihat Melody yang tengah menangis itu


"kemarin murung, tadi pagi ceria dan sekarang kamu nangis.. Entah apalagi yang akan kamu rasakan Mel.. Kakak bingung harus berkata apa, kakak sendiri merasakan hal yang sama seperti kamu.."lirihnya kemudian berlalu membiarkan Melody sendirian didalam


"hiks.. Kenapa kamu lakuin ini semua sama Aku sih Bis?
Aku udah sayang banget sama kamu.. Aku gak bisa jauh dari kamu.. Aku sayang kamu Bis, Aku cinta sama kamu.."Melody memandangi wajah Bisma didalam dompet kecilnya, beberapa waktu lalu Ia memang sempat mengabadikan wajahnya dan Bisma dan sama-sama menaruh photo tersebut didalam dompet masing-masing

"Aku yakin kamu tadi cuma lagi emosi.. Aku yakin kamu juga sayang dan cinta sama Aku..
Aku gak boleh egois, Aku harus bisa ngertiin kondisi kamu.. Iya, Aku gak boleh berfikiran yang macam-macam, Aku harus yakin kalau Bisma juga sayang sama Aku.. Aku sayang kamu Bis..."Melody tersenyum memeluk dompet kecilnya, Ia memejamkan matanya dan membuang semua hal buruk yang berkecamuk difikirannya

"besok pagi Aku akan datang kerumah kamu lagi, besok memang gak ada jadwal kuliah, tapi Aku tetep pengen ketemu kamu.. Sampai jumpa besok pagi yah? Muach.."Melody berbicara sendiri memandangi photo Bisma, Ia bahkan mencium photo kecil didalam dompetnya itu

Tak lama Melody terlelap tidur, dompet tersebut Ia peluk dan menjadi temannya dimalam ini.
Bisma sudah berhasil membuat Melody menggilainya, jadi tak heran kalau Melody bersikap seperti ini..



**
"Kakak tau gak, Dila itu sayaaang banget sama kak Morgan.. Dila pengen terus disamping kakak.. Jadi sampai kapan pun Dila pasti temenin kakak, karna Dila selalu disamping kakak.."

Bibir Morgan tersenyum mengingat suara manja kekasih tercintanya itu, Adila merangkul tangan kirinya, senyuman Adila pun begitu manis dan enak dipandang mata

"Dila heran deh kak, kenapa yah setiap Dila mau tidur Dila selalu inget wajah kakak, bahkan Dila sering mimpiin kakak.. Bagi Dila kakak itu segalanya, kak Morgan bukan cuma pacar dan pemilik hati Dila, tapi kak Morgan juga kakak sekaligus pelindung Dila.. Dila sayang kakak.. Jangan pernah sakitin Dila yah kak dan jangan pernah tinggalin Dila..."

Air mata Morgan menetes mengingat kata-kata Dila, sikap manja dan lucunya tidak bisa Morgan dapatkan lagi, semuanya hanya tinggal kenangan manis yang akan terus Morgan ingat

"kamu yang bilang kakak jangan sakitin kamu, kamu juga yang bilang kalau kakak jangan tinggalin kamu, tapi kenapa kamu jutru kamu yang tinggalin kakak?.. Kamu sakitin hati kakak.. Kamu tega membuat hati kakak kosong dan sepi.. Kakak butuh kamu sayang.. Kakak sayang kamu Adila.. Kakak rindu kamu.. Kakak ingin sekali meluk kamu..."lirih Morgan terasa sesak didada. Matanya terpejam dan membiarkan air matanya mengalir bebas membasahi pipinya

"Adila... Kamu bisa rasain betapa rindunya kakak kan?.. Kakak pingin meluk kamu.. Kakak rindu pelukan hangat dan nyaman kamu.. Kakakn gak bisa sendiri, kakak terlalu rapuh untuk kamu tinggalkan.. Kakak butuh kamu..."Morgan hanya bisa menangis kala sudah mengingat kekasih tercintanya itu, tubuhnya melemah karna keinginannya hanya sebuah angan yang tidak mungkin terjadi dan terulang kembali

Morgan duduk ditepi tempat tidurnya, Ia meraih boneka teddy bear kecil berwarna coklat muda, boneka yang pernah Adila berikan padanya, boneka yang kini menjadi teman Morgan kala teringat dan merindukan Adila

"ini boneka kesayangan Dila kak, Dila akan kasih boneka ini buat kak Morgan.. Kalau kakak kangen Dila peluk aja bonekanya yah? Kakak pasti bisa rasakan kalau Dila meluk kakak juga.. Boneka ini sangat berati dan Dila hanya kasih boneka kecil ini untuk orang yang Dila sayang.. Dila sayang kak Morgan... Muach.."

Hati Morgan kembali teriris mengingat suara lucu nan lugu Adila, pipinya Ia usah seolah kecupan itu masih terasa sampai sekarang, boneka teddy bear nya pun Ia peluk dengan erat se-erat-eratnya

"kakak kangen kamuu.. Kakak ingin sekali meluk kamu Dila.. Kakak gak sanggup sendiri disini.. Kenapa kamu harus tinggalin kakak sih Dil?.. Kakak rindu kamu..."lirih Morgan memeluk erat dan mengecup kepala boneka tersebut

Morgan benar-benar kalut akan kerinduan Adila, padahal tidak biasanya Ia bersikap seperti ini


"maafin Dila kak.. Maafin Dila..
Dila juga kangen sama kakak, Dila rindu sama kak Morgan.. Maafin Dila kakak..."sosok putih ini mengulurkan tangannya seolah ingin sekali mendekap tubuh Morgan, namun Ia tak kuasa untuk melakukan hal tersebut, tangis yang keluar tanpa air mata dan rasa rindu yang tidak bisa tersampaikan pun meliputi dirinya, apalagi melihat Morgan seperti ini.



**
Bisma tampak gelisah tak menentu, tubuhnya bergerak kesana-kemari, keringan didahinya pun mengucur deras bagaikan berlari jauh dan sangat cepat

"enggak.. Kakak gak pernah nyakitin kamu.. Kakak gak pernah buat kamu sedih..
Kakak hanya butuh waktu..
Kakak butuh waktu Dhe, kamu jangan pandang kakak seperti itu.. Kakak takut, kakak gak bisa dapat pandangan mengerikan seperti itu dari kamu..
Hentikan Dila.. Hentikan.. Hentikaaaaannn!!!"

Tiba-tiba Bisma berteriak dan terbangun dari tidurnya, nafasnya terengah-engah dan jantungnya berdebar sangat cepat, Ia melirik arlojinya diatas meja, rupanya waktu masih menunjukkan pukul 01:30wib. Tapi entah kenapa Ia bisa bermimpi buruk seperti itu

"gak biasanya Dila masuk kedalam mimpi Gue..
Tapi kenapa Dia marah?.. Dia kaya kecewa dan benar-benar marah sama Gue..
Kenapa ini? Apa ada yang salah sama yang Gue lakuin?..
Kakak ngelakuin ini semua kan buat kamu Dila.. Kakak ngelakuin ini agar kamu bisa tenang dialam sana..
Kakak tahu misi kakak memang belum sepenuhnya berhasil, tapi kakak akan terus berusaha, kakak akan terus menjalankan misi kakak untuk menghancurkan Morgan dan keluarganya, bahkan kalau perlu kakak akan bunuh Morgan untuk membalas sakit hati kamu Dhila.. Kamu gak perlu khawatir.. Kakak akan lakukan apapun buat kamu.. Buat kebahagiaan kamu..."jelas Bisma panjang lebar, Ia berbicara sendiri seolah Adila itu ada dihadapannya

sementara sosok putih yang memperhatikan Bisma justru terlihat lirih, kepalanya menggeleng seolah menyampaikan kalau Ia tidak menginginkan semua itu, Ia justru marah karna Bisma melakukan hal tersebut, bukan karna misi yang belum tercapai sepenuhnya

perlahan sosok putih itu pun menghilang, Ia tak sanggup berlama-lama berada dikamar Bisma, terlalu sakit kalau Ia harus berdekatan dengan manusia yang sudah berbeda tempat dengannya

"besok kakak akan segera lancarkan misi kakak Dhe, kamu tenang aja sayang.. Kakak ada dipihak kamu.. Kakak akan selalu bahagiain kamu.. Kakak tahu kamu belum bisa tenang dialam sana, tapi kamu gak perlu khawatir.. Kakak janji secepatnya kakak akan balaskan semua dendam kamu.. Kakak janji sayang..."ucap Bisma sungguh-sungguh. Ia berbaring kembali diatas tempat tidurnya melanjutkan tidurnya yang tadi sempat terganggu.



Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p