Rabu, 23 April 2014

Maniac Cinta #Part 25

Mobil Sport berwarna merah cerah ini berhenti tepat didepan rumah bernuansa putih milik Morgan.
Melody keluar dari dalam mobil tersebut, bibirnya tersenyum dengan tangan yang Ia lambaikan kearah Bisma yang duduk menyetir didalam mobil tersebut

Maniac Cinta #Part 24

Setelah menempuh perjalanan yang tidak memerlukan waktu lama, Melody pun akhirnya sampai dan tiba didepan rumah Bisma. Bibirnya sedari tadi tak henti tersenyum, wajahnya pun tampak berseri dan sangat tidak sabar untuk bertemu Bisma sang kekasih.

Maniac Cinta #Part 23

"Arrghh! Ini semua gara-gara lo Raf!
Sekarang Si Maniac GILA itu jadi kabur kan?
Loe tuh bener-benn EURRRRGGHH BRENGS**!!"Rangga mendengus kesal penuh emosi, kedua matanya memerah dan tangannya pun mengepal penuh amarah

Maniac Cinta #Part 22

Rangga dan Rafael buru-buru menghentikan mobilnya. Keduanya pun segera keluar dan mendekati mobil Sport merah Bisma yang berhenti tak jauh darinya

"Lo kesebelah sana Raf.."suruh Rangga menunjuk pintu samping Kiri, sedangkan Ia sendiri disamping pintu mobil sebelah kanan

"Bruk-bruk-brukk!!"

"Keluar Lo brengs**!!"Rangga menggedor pintu jendela mobil Bisma dengan kasarnya

"Iya keluar lo Maniac GILA!!"ucap Rafael menambahi dan ikut menggedor pintu mobil sebelah kiri

"Arrgghh BRAKKSSS!!"tiba-tiba Rangga menendang kaca mobil Bisma dengan kaki kanannya hingga pecah

"Anjerit! Kabur kemana tuh si Maniac brengs** itu!!"dengus Rangga kesal karna tidak mendapati Bisma didalam mobilnya

"kayaknya Dia takut deh Ga, buktinya aja Dia kabur dari kita"pikir Rafael angkat bicara


"Gue gak takut ko, lu berdua aja yang BEGO. Masa bisa sampe gak nemuin Gue, Haha. Padahal dari tadi Gue disini.."tiba-tiba Rangga dan Rafael menoleh kaget mendengar suara Bisma

"Errrrgghh ELO?"Rangga mengepalkan tangannya geram

"Haha kenapa lo? Ko kaya cacing kepanasan gitu?"ledek Bisma tertawa puas melihat ekspresi Rangga

"GAK USAH banyak bacot deh Lo! Sini kalo berani!"bentak Rangga emosi. Rafael pun sudah berdiri disamping Rangga mengepalkan tangannya

"wowww takutt.. Ada bodyguardnya juga ternyata.."lagi-lagi Bisma meledek membuat emosi Rangga semakin memuncak

"BRUGH!!"

Tanpa menunggu lama dan basa-basi lagi Rangga langsung melayangkan bogem mentahnya tepat diwajah Bisma

"Haha pukulan Lo kaya cewek, GAK MEMPAN buat Gue"ledek Bisma mengusap sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan bercak darah

"Lo tuh bener-bener brengs** yah Bis, Anjerit Lo!!"Rangga menatap Bisma penuh emosi

"udah Ga, mending loe diem, biar Gue yang tangani si Maniac GILA ini"Rafael menahan tangan Rangga dan berjalan pelan mendekati Bisma

"Haha siapa loe? Mau-maunya loe dijadiin bodyguard sama si Mental TEMPE ini, Cuih! Kalo Gue jadi loe sih ogah banget haha!"Bisma membuang ludahnya ketanah meledek Rafael dengan tawa renyahnya itu

"BRUGGH!!"

Tiba-tiba Rafael langsung melayangkan kepalan tangannya tepat diwajah Bisma

"banyak baco* Lo!"bentak Rafael

"Bruggh!!"

Bisma pun tak mau kalah dan segera membalas pukulannya diwajah Rafael

Rafael pun terus berusaha memukul Bisma yang tubuhnya lebih kecil darinya ini, Ia sempat melayangkan beberapa kali pukulan diwajah dan perut Bisma, sedangkan Bisma terus berusaha menghindar dan menepisnya

"Arrghh!!"

tiba-tiba Bisma menarik tangan kanan Rafael dan memutarnya hingga Rafael meringis kesakitan

"Haha jadi cuma segini doang nyali Loe HAH? CUIH!!"Bisma meludahi wajah Rafael dengan ludahnya yang sedikit mengeluarkan bercak darah itu

"Arrghh! Anji**Lo!!"hardik Rafael mencoba meludahi wajah Bisma balik, namun dengan cepatnya Bisma segera menghindar hingga tidak dapat mengenai wajahnya

"Haha Lo gak usah bilang Gue Anj*** NYET!! Elo tuh yang Anj*** Bangs** LOE!!"bentak Bisma keluar dengan kata-kata kasarnya



"BRUGH! ARGGHH!"


Tiba-tiba Bisma melepaskan tubuh Rafael dari cengkramannya karna punggungnya terasa sakit akibat Rangga pukul dengan sebuah balok kayu yang cukup besar

"Brukk!"tubuh Bisma terhempas keatas aspal jalanan karna rasanya sungguhs angat sakit hingga Ia melemah

"HAHA MAMPUS LU Brengs**!!"Rangga menendang tubuh Bisma dengan kaki kanannya, sedangkan Rafael mencoba mengatur nafas karna tadi Bisma sempat mencekik lehernya

"CUIH! Anj*** LOE!!"hardik Rafael meludahi tubuh Bisma yang tersungkur tidak berdaya ini

"Haha mending kita bunuh aja sekalian Raf, Loe habisi si Maniac GILA ini, nanti mayatnya kita buang kejurang untuk meninggalkan jejak, Gimana?"usul Rangga menatap Rafael

"Gue gak berani kalau ngebunuh orang Ga, mending kita biarin aja yang penting Dia udah kapok"jelas Rafael menolak

"Halah.. PENGECUT loe! Cuma disuruh ngebunuh aja gak mau, biar Gue yang akan habisin Dia sekarang.."Rangga menarik tubuh Rafael dan berdiri didepannya menatap tubuh Bisma yang lemah tidak berdaya itu

"sekarang saatnya Lo Gue bikin MAM..Puuss.."Rangga tersenyum penuh dendam seraya mengeluarkan sesuatu dari belakang celananya, sebuah pisau berukuran kecil namun sangat berkilau dan tajam

"Ga, loe mau ngapain?"tanya Rafael kaget

namun Rangga tidak menghiraukan ucapan Rafael, Ia mendekati tubuh Bisma dan berjongkok menyamai tinggi si Maniac Cinta itu

"Lo lihat apa yang bakal Gue lakuin raf.."Rangga kembali tersenyum devil, Ia membalikkan tubuh Bisma hingga telentang menghadap kearahnya


dan...




"BRAAAKSSS!!"





**
"Aduhhh si Bisma dimana sih? Katanya diujung jalan gank ini, tapi mana coba? Gue udah muter-muter kaya maenan bocah nih disini, tapi tuh anak kaga kelihatan juga, kayaknya Gue dikerjain nih, Anjerit, awal Lu Bis, Gue cekik longgar entar.."Dumel Ilham berceloteh ria tiada henti. Ia terus menelusuri jalanan yang sangat sepi dan cukup gelap ini, tadi Bisma memang sempat mengiriminya pesan singkat agar datang ketempat tersebut, namun sekarang Ilham justru malah dibuat kelenger karna Bisma tidak ada disana

"Awas Lu Bis, kalo sampe loe beneran ngerjain Gue, Gue bejek-bejek kaya cucian lu biar muka lu kusut, kalo perlu Gue jemur entar dilapangan, kampret lu..!!"Ilham masih saja terus ngedumel, langkahnya semakin Ia percepat dengan mata yang melihat kesana-kemari mencari Bisma



namun..


Tiba-tiba Langkah kaki Ilham terhenti melihat ada seseorang berlari cepat kearahnya sambil berteriak


"Wooyyy!! Balik lagi wooyy! Putar arah Ham, cepetan putar Araaah..!!!"teriaknya begitu kencang membuat Ilham melongo mengerutkan keningnya

"itu kaya si kunyuk Bisma deh, tapi ngapain tuh anak lari-larian? Kaya dikejar trantib aja?"pikir Ilham bingung

"Haaaam... Balik Lagi!! Cepetan puter araaaahh!!"teriaknya lagi yang memang benar-benar sosok Bisma

"Wadduhh??"pekik Ilham kaget melihat dua orang pemuda bertubuh cukup tinggi dan tegap berlari mengejar Bisma

"waah beneran dikejar trantib tuh si Bisma, meski ikutan kabur juga nih Gue..."pikir Ilham mengambil ancang-ancang untuk kabur




dan....






Bersambung...

Maniac Cinta #Part 21

"Aku duluan masuk yah? Udah cukup malam soalnya. Dan buat boneka ini makasih, Aku suka sama bonekanya Bis.."ujar Melody tersenyum manis seraya hendak keluar dari mobil Bisma

Kamis, 17 April 2014

Perjanjian Cinta #Part 15

Wajah perempuan cantik yang tengah berbadan dua ini terlihat begitu lesu. Ia duduk disofa panjang diruang tengah rumahnya. Lengan halusnya mengelus perut buncit yang tengah tumbuh calon bayi pertamanya.
Ekspresi wajahnya terlihat sedih. Rupanya rujak yang diinginkannya tidak bisa ia dapatkan. Makanya wajahnya nampak sedih seperti ini.

Sabtu, 12 April 2014

Perjanjian Cinta #Part 14

Perempuan cantik berwajah chinesse ini rupanya tengah berbaring diatas tempat tidurnya. Ia menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut. Guling berwarna putih yang biasa menjadi orang ketiga diantara dirinya dan sang suami pun ia peluk(?).
Ia tidak mempedulikan perut buncitnya yang sedikit sulit saat memeluk guling tersebut.
Raut wajahnya sangat kesal, bibirnya pun sedikit ia majukan membentuk kerucut.

"Udah dong jangan ngambek terus. Masa cuma kayak gitu doang ngambek. Gak seru lu!" Bisma mencoba mendekati Franda dan duduk disampingnya.

"Apaan sih? Udah deh lo keluar aja! Gue udah MALES sama lo!" Franda menepis lengan Bisma saat hendak menyentuh pundaknya.
Wajahnya pun ia palingkan tanpa mau melihat wajah suaminya itu.

"jadi ngambeknya beneran nihh?"

"Menurut LO?" nada suara Franda masih saja ketus.

Bisma terkekeh. Ia kemudian menaruh duren yang dibawanya diatas meja kaca disamping tempat tidur Franda.
Bisma menarik pinggang Franda perlahan agar mau merubah posisinya menjadi telentang dan mau menatap wajahnya.

"Apaan sih? Lepassin!!" namun Franda kembali bersikap ketus. Ia menepis tangan Bisma yang menyentuh pinggangnya.

"Lo gak bisa ngelarang gue buat ngelakuin hal untuk anak gue. Lo masih ingat perjanjian itu kan?" Bisma tetap berusaha membalikkan tubuh Franda yang berbaring agar mau menatap kearahnya.

Akhirnya Franda pasrah. Ia mengingat perjanjiannya yang dibuat bersama Bisma beberapa waktu lalu.

"Gue bakalan lakuin apapun buat anak gue.
Lo tau? Gue tuh sangat sayang sama anak ini, jadi apapun pasti akan gue lakuin.." Bisma menyentuh perut buncit Franda lalu mengecupnya lembut.

Franda masih saja diam. Ia melihat sikap Bisma yang begitu lembut dan sangat membuatnya merasa nyaman.

"Walaupun anak ini tumbuh karna ketidak sengajaan. Tapi gue sangat sayang sama dia Fran. Gimana pun juga dia bisa ada karna gue. Dan didalam tubuhnya nanti tetap mengalir darah gue.
Jadi gue akan berusaha semampu gue buat bahagiain dia, termasuk..."

"Termasuk lo mau makan duren...?" Franda memotong ucapan Bisma.

Bisma tidak menjawab. Ia malah kembali mengecup perut buncit Franda dan mengelusnya perlahan.

"Gue pengen banget lihat lo makan duren. Sumpan ini bukan keinginan gue, tapi gue emang pengen banget..
Kalau lo beneran sayang sama anak ini. Lo pasti bisa dong turutin?
Cuma makan duren doang, masa lo gak berani?" Franda merubah posisinya menjadi duduk bersender diatas tempat tidurnya.

Bisma menghela nafasnya. Ia melihat wajah Franda yang sepertinya sangat berharap penuh. Perut buncit Franda pun kembali ia tatap dan dielusnya pelan.

"Yaudah kalo lo gak mau! Gue mau pergi aja, ngapain gue juga disini! Cuma bikin sakit hati.
Sakit tau Bis, hati gue sakit banget. Cuma disuruh makan duren aja gak mau. Ayah macam apa sih lo?
Bisanya cuma numbuhin janjin didalam perut gue, tapi nyenenginnya gak bisa!" Franda menepis kasar lengan Bisma. Raut wajahnya tampak kesal. Ia beranjak turun dari tempat tidurnya dan hendak keluar meninggalkan Bisma.

"Oke gue mau." tiba-tiba Bisma menarik lengan Franda hingga langkah perempuan cantik itu terhenti.

"Gue mau makan durennya. Tapi itu bukan buat lo. Itu buat anak gue." lanjutnya dengan mata serius menatap Franda.

"Gue udah gak mood.." tiba-tiba Franda melepaskan genggaman tangan Bisma. Namun Bisma kembali meraihnya.

"Gue gak mau yah kalau anak gue nantinya ileran.."

"Gue gak peduli!"

"Fran please.."

"Hufh, oke. Yaudah sekarang lo abisin durennya. Gue bakalan lihatin disini. Dan ini bukan atas keinginan gue, tapi ANAK lo!" Franda menghela nafasnya mencoba bersikap sabar meski hatinya sangat kesal dan sebal.

Bisma mengangguk. Ia menarik Franda agar duduk disampingnya. Buah duren yang dibawanya tadi pun ia ambil dan dipangkunya.

"Ayo makan? Kenapa malah dilihatin doang? Gak bakal gigit. Orang cuma duren, kenapa mesti takut coba?" suruh Franda ketus. Tidak tahukan dia kalau suaminya ini sangat tidak menyukai buah tersebut.

Bisma menelan ludahnya dalam-dalam. Buah berwarna kuning dengan duri yang cukup tajam itu ditatapnya seakan monster yang sangat mengerikan. Isi buah yang cukup besar dan terasa lembut pun diambilnya, dipegangnya dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Masukkin kemulut. Kunyah lalu telen. Udah selesai.." suruh Franda nampaknya sangat tidak sabaran.

"G..gue gak suka Fran, b..baunya aja bikin gue enek. Apalagi kalaaau..."

"Yaudah kalau gak bisa! BILANG DARI TADI!!" ketus Franda marah. Ia hendak beranjak, namun tangan Bisma kembali menahannya.

"Oke-oke. Iya gue makan ko. Lo jangan marah-marah terus dong.
Iya-iya gue makan. Lo lihatin nih. Gue bakalan makan buah durennya." jelas Bisma meyakinkan. Franda kembali duduk dan melihat apa yang hendak dilakukan suaminya itu.

"Ayo?" Franda rupanya semakin tidak sabaran.

Akhirnya dengan sangat penuh keterpaksaan. Bisma mencoba memasukkan buah durian tersebut kedalam mulutnya, mengigitnya cukup besar lalu berusaha dikunyahnya.

"Kunyah, telen.." suruh Franda.

Bisma tidak menjawab. Rasa buah durian yang berbau sangat menyengat itu sangat tidak ia suka. Wajah Bisma seketika itu pun berubah menjadi penuh ekspresi, antara terpaksa, tidak enak, tidak suka dan berbagai rasa lain.

"Telen Bis, teleen.." Franda berucap geram.

Bisma menggeleng. Didalam mulutnya kini buah durian itu tidak mau ia telan. Mengunyahnya saja Bisma tidak mau apalagi menelannya.

"Isssh cuma tinggal ditelen aja susah banget sih lo itu! Lo mau yah beneran lihat anak lo nantinyaaa..."tiba-tiba ucapan Franda terhenti.

Bisma malah menyumpal mulut Franda dengan mulutnya agar berhenti berceloteh. Sungguh Franda dibuat cengo tidak percaya akan apa yang dilakukan oleh suaminya ini.

"Mmmhhh!! Mmmhhhh!!!" Franda mencoba melepaskan tautan bibirnya ari bibir Bisma. Kedua tangannya memukul-mukul dada Bisma dan berusaha keras mendorong tubuh Bisma.

Namun kekuatan dan tenaga Bisma jauh lebih kuat darinya. Tubuhnya justru kini malah terbaring karna Bisma dorong.
Posisi Franda telentang dibawah, sedangkan Bisma setengah duduk dengan bibir yang masih menempel tanpa mau Bisma lepaskan.

"Emmmhhh.. Mmmhhh!!" dengan sekuat tenaga Franda berusaha mendorong tubuh Bisma kembali. Namun sekali lagi, tenaga Bisma lebih kuat darinya. Tangan Franda justru malah Bisma kunci hingga tidak bisa bergerak lagi.

Franda pasrah. Ia merasakan buah durian itu kini justru beralih berada didalam mulutnya. Lidah Bisma terus mendorong buah durian tersebut agar beralih untuk Franda telan, karna Bisma benar-benar tidak menyukai buah durian.

Franda sejenak diam. Kedua bola matanya menangkap wajah Bisma yang sangat dekat dan hampir menempel dengan wajahnya.

"K..ko Bisma bisa sih ngelakuin hal kayak gini?" Franda berfikir tidak percaya.

"Bisma mengusap wajah Franda agar mau menutup matanya. Kedua lengan Franda pun ia kalungkan dilehernya.
Awalnya secara kasar dan terpaksa. Namun kecupan dan sentuhan itu kini menjadi terasa lembut, lembut dan Franda merasa ada keanehan dengan dirinya karna tidak bisa menolak semua itu.

Lima menit berlalu. Buah durian itu kini sepenuhnya sudah tidak ada lagi didalam mulut Bisma. Entah bagaimana caranya hingga Franda lah yang justru menelan buah lembut beraroma menyengat itu. Franda menelannya atas dorongan lidah Bisma yang memasukkan kedalam mulutnya.

"Mmmuaach!!" Bisma melepaskan tautan bibirnya. Ia mengucap bibir tipis Franda yang sedikit basah karena ulahnya.

"S..sorry yah? G..gue.. HUEEEKK!!" belum sempat Bisma meneruskan kalimatnya. Tiba-tiba perutnya terasa mual.

"L..lo kenap..?"

"HUEEEEKK!!" Bisma menutup mulutnya dan langsung berlari menuju kamar mandi.

"Hueeeekk!! Hueeeekk Ueeeeekkk!!!" Bisma terus muntah-muntah tidak jelas didalam kamar mandi.

Franda mengerutkan keningnya bingung. Entah apa yang terjadi dengan suaminya itu hingga menjadi muntah-muntah seperti ini.

"Bisma ko muntah-muntah sih?
Apa jangan-jangan dia hamil?
HAH? Masa sih Bisma hamil? Ko bisa?" Franda menerka-nerka ngasal.

Ia kemudian memegang bibirnya dan baru ingat akan apa yang dilakukan Bisma padanya tadi.

"B..biss? K..ko lo tadi lakuin itu sama gue?
T..tapi kenapa gue gak nolak? Kenapa gue diem aja coba? Isssshh!! Ngeselin!!" Franda mengusap bibirnya kasar. Menyesal karna tadi telah membiarkan Bisma menyentuh bibirnya. Tidak sadarkan ia kalau tadi ia begitu menikmati apa yang Bisma lakukan padanya.




"Haduhh gila! Baru kali ini gue ngerasain duren.. Rasanya ituu.. hueeeeekk..!!
Padahal kan setau gue tadi Franda yang nelen durennya, bukan gue. Tapi kenapa perut gue masih aja mual, kayaknya gue ikut nelen juga deh.. Isssshh gara-gara Franda. Awas lo Fran, ntar gue bakalan kerjain lo balik, huuueeekk!!"

Bisma menggerutu sendiri sambil terus muntah-muntah akibat mual karena rasa buah durian yang tertelan olehnya.

"Tapi tadi bibir dia manis banget.
Sumpah baru kali ini gue berani ngecup bibir cewek dalam keadaan sadar..
Rasanya nyaman, dan gue suka itu.
Franda, lo itu manis, cantik, tapi sayangnya lo stres.. Hueeeekkk!!" Bisma kembali muntah-muntah gak jelas didalam kamar mandinya. Sesekali ia berhayal dan tersenyum mengingat kejadian langka tadi. Namun sesekali juga ia muntah akibat rasa mual karena buah durian tersebut.






***
"Gue BENCI sama lo!"

"Benci tapi giliran gue cium lo malah nikmatin.."

"Issshh ya elo namanya pemaksaan!!"

"Pemaksaan tapi nikmatin.. Dududu udah mulai cinta yah sama gue?"

"HAH? Gue cinta sama lo? Isssh AMIT-AMIT!!"

"MMUACH!!"

"Bismaaaaaaa!!!"

"Hahaha.. Gausah tereak. Gue kiss lagi mau lo hah?"


Franda buru-buru menutupi bibirnya dengan telapak tangan. Semenjak kejadian kemarin, Bisma kini sering sekali meledeknya. Bahkan tak jarang Bisma juga sering mengecup bibirnya dengan maksud menggoda dan bercanda. Membuat Franda kesal dan emosi itu adalah hal yang Bisma sukai. Jadi ya beginilah sikap mereka.

"Kenapa lo diem? Biasanya suka ngoceh, maki-maki gue atau mungkin nyuruh gue keluar jauhin dan tinggalin lo sendiri. Tapi ini..?" Bisma memandang bingung perempuan cantik yang tengah duduk disofa panjang diruang tengah rumah mewah yang ditempatinya.

"Gue tuh udah enek banget sama lo.
Mending lo pergi deh, jangan ganggu gue! Gue males tau gak Bis lihat muka lo terus!" ketus Franda sebal seraya menurunkan tangannya yang tadi menutupi bibir tipisnya.

"Gue lagi males kemana-mana. Gue lagi pengen disini. Temenin anak gue.." Bisma berujar enteng. Ia berbaring dan menaruh kepalanya dipangkuan Franda.

"Isssh apaan sih lo!!" Franda mendorong tubuh Bisma karna kepalanya tiba-tiba berada dipangkuannya.

"Lo bisa berlaku manis gak sih?
Sebentaaar aja.
Gue tuh kalau lo bisa bersikap manis, gue bisa lebih manis. Tapi kalo lo pahit terus kayak gini, gue jadinya enek tau gak!" jelas Bisma memandang Franda serius.

Franda diam dan menghentikan aksinya.

"Gue tuh sayang banget sama anak ini Fran.
Sumpah deh, gue tuh sayaang banget sama dia, sayang gue dari sini, dari hati gue Fran.." Bisma berucap sendiri. Wajahnya yang sangat dekat dengan perut buncit Franda memudahkannya mengelus dan mengecupi perut buncit istrinya itu.

Franda tidak menghiraukan. Ia malah memalinglkan wajahnya. Berusaha tidak mau mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut Bisma yang membuatnya sangat sekali muak.

"Jujur ayah sayang banget sama kamu, tapi sama bunda kamu juga. Cuma sifat egois dia yang ayah benci.
Ayah merasa nyesel udah bikin perjanjian gila itu.
Ayah nyaman sama kamu juga bunda kamu.
Andai dia bisa tau apa yang ada didalam hati ayah, andai bunda kamu tau perasaan ayah.
Ayah nyaman. Ayah benar-benar nyaman sama dia.
Kamu bisa bantu ayah? Tolong bilangin sama bunda kamu, kalau ayah sangat menyayangi dia, sayang banget.." Bisma menenggelamkan wajahnya pada perut buncit Franda. Ucapannya sangat pelan, ia bukan berucap, sepertinya ia berbisik pada calon anaknya yang masih berada didalam perut besar Franda.

Bisma melingkarkan tangannya pada pinggang Franda. Ia memejamkan matanya masih dengan posisi yang sama. Menaruh kepalanya diatas pangkuan Franda. Ini adalah posisi yang Bisma suka karna sangat membuatnya nyaman.


"Bis gue pengen rujak.." ujar Franda tiba-tiba. Namun Bisma tidak mendengarkan karna ia terlalu menghayati kenyamanan bisa dengan dekatnya dengan calon buah hati.

"Bis gue serius.. Lo dengerin gue gak sih!" Franda berujar kembali. Nada bicaranya kali sedikit kesal.

Namun lagi-lagi Bisma tidak menghiraukan. Kedua kelopak matanya terpejam. Yapz lelaki muda itu rupanya malah tidur dipangkuan Franda.

"Isssh ngeselin banget! Yaudah gue mau cari rujak sendiri aja!!" ketus Franda lalu beranjak dari duduknya. Alhasil tubuh Bisma jatuh karna Franda yang berdiri.


"BRUKK.."

"Aww.." Bisma memegang pinggangnya yang terasa sakit. Untungnya diatas lantai ada sebuah karpen tebal, jadi tidak terlalu sakit, hanya saja lumayan.

"Rasain!
Lagian diajak ngobrol dari tadi malah keenakan tidur! Dasar suami GILA!" ketus Franda sebal. Ia melangkah meninggalkan Bisma dan berlalu begitu saja.

"Ssshh... Baru juga mimpi indah, udah maen jatoh aja.
Kejem banget sih lu Fran. Gak bisa apa bikin gue seneng sebentar aja.
Issshh sakit tau!" Bisma menggerutu sendiri. Ia berdiri seraya memegangi pinggangnya yang terasa sakit.

Franda tidak menghiraukan. Langkahnya semakin jauh meninggalkan Bisma. Ia keluar dari rumahnya tanpa Bisma.

"Lo mau kemana?" Bisma sedikit berteriak.

"Gue mau selingkuh sama tukang rujak! PUAS LO?" ketus Franda tak kalah teriak lalu keluar meninggalkan rumahnya dengan berjalan kaki.

"Hah? Tukang rujak?
Selingkuh?
Enak aja selingkuh. Mana sama tukang rujak lagi, gak! Gak bakal gue biarin!!" Bisma buru-buru bergegas dan berlari menyusul Franda.





Bersambung...

Perjanjian Cinta #Part 13

Setelah cukup lama berkeliling mengitari kota Jakarta. Akhirnya mobil Alphard putih ini berhenti tepat disebuah warung pinggir jalan, dimana disana terdapat banyak sekali buah durian digantung berjajar rapi.

Perjanjian Cinta #Part 12

Awan mendung itu kini berubah menjadi cerah. Bisma terus meniup-niup udara didepannya. Entah apa maksudny melakukan hal demikian. Yang pasti Franda hanya bergidik seraya terus mengelus perut buncitnya.

"Amit-amit.. Amit-amit.. Kamu punya ayah gila banget sih sayang? Kasihan kamu naak.nak... Amit-amit dih.. Bisma beneran udah gak waras." kesal Franda ngedumel sendiri melihat tingkah aneh Bisma.

"Haha mendungnya langsung pergi setelah gue tiup. Ternyata gue berbakat juga yah kalau jadi pawang ujan. Tuh awan aja sampe pada lari ngibrit gitu, pasti mereka ketakutan sama tiupan dan mantra gue. Ahaha.." Bisma tertawa sendiri setelah selesai dengan ritual tiup angin pengusir hujannya(?). Ia kemudian berjalan mendekati Franda. Wajahnta tampak berseri karna cuaca diluar kembali cerah.

"Apaan lo senyam senyum? Kalau mau gila gak usah ngajak-ngajak gue yahh!" Franda memalingkan wajahnya ketus.

Bisma malah tersenyum. Ia laku duduk disamping Franda diatas sofa panjang yang memang tengah Franda duduki.

"Papah mau beliin gue mobil looh..." ujar Bisma tiba-tiba.

"HAH? K..ko bisa?" Franda nampaknya sangat terkejut mendengar ucapan suaminya itu.

"Ya bisa dong.. Itu kan berkat calon anak gue. Dia emang hebat.. Uhh anak ayah.. Belum lahir aja udah bisa buat ayah seneng.. Muuuuach! Makasih sayang." Bisma mengelus perut buncit Franda. Bibirnya tak henti tersenyum membayangkan pa yang didapatnya hari ini.

"Lo gak ngelakuin hal yang macem-macem kan Bis?" bidik Franda curiga.

"Enggak macem-macem ko. Cuma satu macem doang.." balas Bisma santai seraya terus mengelus perut Franda dan sesekali mengecupnya.



PLETAK!!


"Aww! Ko lo malah jitak gue si?"

"Abis tangan lo gak mau diem. Ngegerayangin perut gue mulu. Lo fikir gak geli apa!"

"Ya tapi gak usah pake jitakan juga kali. Lo durhaka banget sih ama suami. Stres lo!"

"Bodo! Lagian siapa suruh lo jadi suami gue. Awass!!" Franda menepis tangan Bisma kesal. Ia beranjak dari duduknya untuj berlalu meninggalkan lelaki yang dianggapnya sudah gila itu.

"Bener-bener cewek stres. Gue elusin perutnya pake kasih sayang malah kepala gue dijitak. Gimana kalau gue kasarin dia? Bisa-bisa gue dimutilasi lagi gue. Errr dasar istri gila!" Bisma menggerutu sebal.

"Padahal gue masih pengen deket sama dia, eumm maksudnya sama anak gue. Tapi penyakitnya udah kumat lagi. Hufh, parah banget sih si Franda itu. Gak bisa apa sehari aja damai sama gue. Bener-bened cewek stress!!" Bisma masih saja menggerutu sendiri. Ia kemudian ikut beranjak dari duduknya. Berjalan menuju dapur untuk mengambil minum, rupanya tenggorokan Bisma terasa kering dan kehausan.




**
"Jadi papah beneran kasih Bisma mobil baru?" tante Casma memandang om Harison suaminya tidak percaya.

"Bukan buat Bisma mah, tapi buat cucu kita. Katanya Franda ngidam minta mobil Alphard putih. Makanya papah beliin.."

"HAH?" bola mata tante Casma melotot kaget tidak percaya.

"Mamah kenapa sih? Ko jadi aneh gitu?" om Harison menautkan alisnya bingung.

"P..papah beneran k..kasih mobilnya?" tante Casma bertanya sekali lagi.

"Iya. Lagian cucu kita yang minta ko. Dari pada nanti dia lahirnya ngeces, jadi pasti papah kasih lah.." om Harison berujar enteng. Hampir saja tante Casma terkena setruk mendadak mendengar ucapan suaminya itu.

Tante Casma mengelus jantungnya. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal kaget itu.

"Franda yang minta mah.. Mamah tidak usah berfikiran macam-macam. Lagi pula wajarlah.. Lagian hanya sebuah mobil. Buat calon cucu kita apa sih yang enggak.." jelas om Harison menatap tante Casma dengan senyuman khasnya.

"Tapi mana mungkin Franda ngidam minta mobil. Itu pasti cuma akal-akalan Bisma aja. Hufh.. Papah sudah benar-benar tertipu!" tante Casma membatin. Nafasnya masih ia atur agar bisa lebih tenang.






***
"Bis.."


"Hemm."


"Bisma!"


"He emm!!"


"Issh BISMA gue seriuss!"


"Eh iya apa sayang?"

Bisma langsung melonjat kaget dan bangun dari sofa panjang yang tengah ia tiduri.

"Gak usah pake kata sayang! Amit-amit gue disayangin sama lo!" ketus Franda memprotes. Ia melemparkan bantalan sofa yang dipangkunya sejak tadi.

"Keceplosan.. Lagian rugi digue nyayangin cewek stres kayak lo." Bisma menangkap bantal yang Franda lempar, lalu menaruhnya disamping kiri tempat ia duduk.

"Gak usah mulai lagi deeeh.."

"Iya-iya. Yaudah tadi lo mau apa? Bukannya tadi lo manggil gue?" Bisma membenarkan posisi duduknya.

"Gue pengen sesuatu.." ujar Franda tiba-tiba.

Kening Bisma mengerut. Ia memandang Franda penuh rasa curiga dan heran. Perempuan hamil itu sendiri malah asik mengelus-ngelus perut buncitnya.

"Lo mau apa?" Bisma bertanya serius.

"Gue pengen duren..."

"Hah? Gak ada yang lain?" Bisma bertanya kembali. Franda menggelen pelan tanda tidak mau.

"Mending jangan duren. Yang lain aja gimana?" tawarBisma.

"Issh gue gak mau. Pengennya duren. Cariin yaa?" pinta Franda tetap kekeuh dengan nada sdikit manja.

Bisma menelan ludahnya. Perut buncit Franda kembali ia pandangi. Perempuan hamil itu ternyata malah asik mengelusi perut buncitnya.

"Dia beneran pengen duren? Gak biasanya tuh anak minta sama gue? Biasanya juga kalau pingim sesuatu beli sendiri. Tapi ini..?" Bisma tampak berfikir.

"Lo mau anak lo nanti ileran yah? Lo mau pas dia lahir nanti mulutnya ngeces terus, iya, hem?" Franda menatap Bisma geram.

"M..maksud lo?" Bisma bertanya polos.

"Haduuhh lo tuh kenapa jadi lemot gini sih?
Gue lagi ngidam Bisss. Anak lo pengen dureeennn!!!" Franda meremas jemarinya emosi.

"Hah? Ngidam? Lo serius? K..ko bisa?" lagi-lagi Bisma bertanya dengan polosnya.

"Tau ahh!! Rese banget sih lo! Masa cuma minta duren aja gak dikasih. Ayah macam apa lo? Gak GUNA!!" ketus Franda marah. Ia beranjak dari duduknya berlalu meninggalkan Bisma.

"Ya marah.. Iya-iya gue beliinn.. Mau berapa biji emang? Atau lo pengen gue beliin sekarung Heemm??" Bisma sedikit berteriak.


"GUE UDAH GAK NAFSUUU!!" sahut Franda tak kalah berteriak dengan kencangnya.


"GLEK!" Bisma menelan ludahnya.

"Kayaknya Franda beneran marah.." fikirnya.

"Hufh, yaudah gue pergi ya? Gue beliin durennya dulu. Lo tunggu dirumah. Tar gue kembaa..."

"Gue mau ikuuttttt!!"

"Hah?" Bisma langsung cengo melihat Franda berlari kecil menghampirinya.

"Gue gak mau ntar malah lo beli duren yang jelek. Jadi gue ikut.." jelasnya menunjukkan senyuman lebar didepan Bisma.

"Hufh.. Siap-siap mabok deh gue. Yaudah ayo?" Bisma nampaknya begitu pasrah.

"Ayo?" Franda menggandeng lengan Bisma dengan penuh semangat.






bersambung....

Perjanjian Cinta #Part 11

Setibanya ditempat yang dituju. Bisma segera menghentikan mobilnya. Franda keluar lebih dulu, perempuan hamil itu sedikit berlari kecil saat memasuki resto dimana siang ini dirinya dan Bisma akan makan bersama.

Jumat, 04 April 2014

Maniac Cinta #Part 20

Morgan berdiri memandang bingung wajah Melody. Kedua halisnya mengerut melihat Melody yang hanya menunduk tanpa berani menatapnya

Maniac Cinta #Part 19

"BRUGGH!!"satu pukulan yang begitu dahsyat melayang tepat diwajah Ilham. Tubuh gembul Ilham pun sampai terpental jatuh keaspal jalanan.

Maniac Cinta #Part 18

Wajah Morgan terlihat cukup tegang dan gelisah. Ia berkali-kali melirik arloji hitam ditangannya. Hatinya merasa tidak tenang karna sampai selarut ini Melody belum juga pulang.

Maniac Cinta #Part 17

"Pokoknya loe harus bantu Gue Raf, loe harus bantu Gue buat ngancurin Bisma. Loe tahu kan Bisma si Maniac Cinta GILA itu?
Gue pengen Dia hancur Raf, Gue mau Dia mati ditangan Gue dan Gue mau Loe bantu Gue untuk melancarkan misi Gue ini.."jelas Rangga menatap wajah Rafael serius. Kedua tangannya mengepal penuh dendam.

Maniac Cinta #Part 16

Morgan berdiri diambang pintu kamar Melody, Ia menaruh kedua tangannya didalam saku celana, wajahnya tidak ber'ekspresi sedikit pun, Ia malah menggelengkan kepalanya melihat Melody yang tengah menangis itu

Rabu, 02 April 2014

Perjanjian Cinta #Part 10

Cukup lama berada dalam dekapan Bisma. Akhirnya Franda mulai tersadar, ia baru menyadari kalau lelaki yang tengah memeluknya itu adalah orang yang sangat dibencinya.
Maka, tanpa fikir panjang lagi, Franda langsung mendorong tubuh Bisma agar melepaskan pelukannya.

Perjanjian Cinta #Part 9

Setelah mengetahui kalau dirinya hamil, Franda menjadi terlihat murung dan sedih. Ia lebih banyak mengurung dirinya didalam kamar. Entah kenapa dirinya menjadi seperti ini, mungkin ia belum bisa menerima kenyataan kalau dirinya sebentar lagi akan menjadi seorang ibu dan memberikan Bisma seorang anak.

Perjanjian Cinta #Part 8

Satu bulan kini telah berlalu.
Kedua pasangan Bisma dan Franda rupanya masih saja bersikap sama seperti hari-hari sebelumnya. Namun sikap mereka kini cukup serius. Mungkin karna ancaman dari sang papah, juga sebuah perjanjian yang telah mereka sepakati sebelumnya.

Perjanjian Cinta #Part 7

Malam kini telah tiba. Perempuan cantik bermata sipit ini rupanya sudah tampak rapi dengan pakaian simplenya. Rencana untuk pergi menonton malam ini bersama Ilham sang kekasih sudah dibayangkannya sejak tadi. Bibir tipisnya pun tak henti tersenyum membayangkan suasana studio bioskop saat menonton nanti.

Perjanjian Cinta #Part 6

Franda. Perempuan cantik bermata sipit ini kini sudah berada disebuah resto. Ia duduk berdua bersama seorang lelaki berpipi cuaby. Kulitnya putih dan rambutnya dibuat jambul keatas. Sangat tampan sekali, mungkin dimata Franda lelaki yang sering disapa Rangga ini jauh lebih tampan dan baik dari pada Bisma suaminya yang selalu membuatnya darah tinggi mendadak itu.

Maniac Cinta #Part 15

Melody terlihat kebingungan karna tidak mendapati Bisma sejak pagi tadi, Ia mencari kesetiap koridor Kampus mencari keberadaan Bisma

Maniac Cinta #Part 14

Sepulang dari kampusnya tadi Melody tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Wajahnya terus murung bagai tidak bersemangat untuk hidup lagi. Morgan dan Dicky yang melihatnya pun hanya mengerutkan kening karna bingung

Maniac Cinta #Part 13

"Gue gak salah! GUE GAK SALAAAAHH!!!!"

Maniac Cinta #part 12

Terlihat Gadis cantik berpengawakan tinggi putih ini berdiri didepan pintu rumah Morgan. Pandangannya celingukan seperti menunggu seseorang yang datang

Maniac Cinta #Part 11

Gadis cantik berpengawakan tinggi putih ini masih saja terlihat lesu, bibirnya berkali-kali Ia pegang mengingat kejadian mengerikan tadi, sungguh terasa sesak dadanya saat merasakan lidah Ilham bermain-main dirongga mulutnya tadi