"FRANDAAA!!"
Pemuda bermata sipit ini berlari mengejar Franda. Ia merasa kalau
gadis yang juga memiliki mata sipit dengannya itu adalah orang yang Ia
kenal dan selama ini Ia cari
"Franda Please berhenti!! Kamu gak kangen apa sama Cocoh? Cocoh tuh kangen kamu..
Kamu kenapa harus pergi sih Nda? Cocoh kangen kamu..."
Suara yang terdengar lirih itu membuat Franda menghentikan
langkahnya. Mata Franda terpejam sesaat membiarkan air matanya mengalir
bebas dari pelupuk mata indahnya itu
"Cocoh kangen kamu.. Jangan pergi lagi.. Cocoh rindu kamu Nda..
Cocoh rindu kamu..."lirih pemuda sipit yang ternyata bernama Rafael
ini. Ia melingkarkan kedua tangannya begitu erat memeluk tubuh Franda
"hiks.. Maafin Franda, maafin Franda Cooh.. Maafin Nda hiks.."tubuh
Franda serasa lemas tak berdaya. Dadanya terasa sesak bisa merasakan
pelukan hangat dari kakak kandungnya ini
"Cocoh kangen kamu.. Kamu kemana aja? Cocoh nyari kamu terus Nda.
Cocoh butuh kamu.. Kita pulang yah? Cocoh gak mau kamu pergi tinggalin
Cocoh lagi, Cocoh gak mau.."Rafael melepaskan pelukan eratnya. Ia
meletakkan kedua tangannya dipipi Franda. Matanya pun menatap wajah
Franda dengan mata berkaca-kaca
"maafin Nda Coh. Nda gak bisa ikut Cocoh lagi. Nda gak bisa ikut
pulang.. Nda titip salam buat papi sama mami.. Nda gak bisa ikut Cocoh,
Nda harus pergi Coh.. Maaf!"Franda melepaskan tangan Rafael kemudian
menarik pergelangan tangan Faris yang sedari tadi hanya berdiri mematung
melihat Ia dan sang kakak. Namun dengan segera Rafael menarik tangan
Franda agar tidak bisa lari darinya lagi
"Mami? Papi? Apa maksud kamu Franda??
Mereka udah gak ada. Untuk apa kamu minta kakak menitipkan salam
kamu buat mereka? Merak semua udah pergi Nda. UDAH PERGI!! mereka pergi
setelah sekian lama mencari kamu. Mereka pergi Nda. Mereka udah gak
ada.. Dan sekarang kakak cuma punya kamu, cuma kamu Nda, cuma kamu..."
Jantung Franda serasa berhenti mendadak mendengar ucapan Rafael. Rasa sesak didalam dadanya mendengar kabar buruk ini
"enggak Coh, itu gak mungkin.. Itu enggak mungkin.. Mami sama Papi
gak mungkin pergi, mereka masih ada kan Coh? Cocoh bohongin Franda kan?
Cocoh cuma bohong kan Coh?.. Hiks.."
Rafael langsung mendekap tubuh Franda yang mendadak lemas itu. Air
matanya tak kuasa Ia tahan lagi mengingat kecelakaan maut yang merenggut
nyawa kedua orang tuanya itu. Rasanya benar-benar sakit karna kini Ia
tidak memiliki siapas-siapa lagi selain Franda sang adik
"Cocoh gak bohong Nda.. Mami sama Papi emang udah pergi.
Makanya Cocoh terus mencari kamu, Cocoh gak punya siapa-siapa lagi
selain kamu. Plis Cocoh mohon kamu pulang.. Cocoh butuh kamu, Cocoh gak
akan biarin kamu pergi lagi, Cocoh cuma punya kamu Nda, cuma
kamu.."lirih Rafael semakin mempererat pelukannya
Franda pun hanya bisa diam merasakan apa yang dirasakan oleh
kakaknya ini. Merasakan kenyataan pahit yang tidak pernah Ia bayangkan
sebelumnya, sungguhs angat pahit, apalagi ini semua karna ulahnya yang
pergi tanpa pamit dari rumah
tiba-tiba wajah malaikat kecilnya menatap Ia dengan penuh rasa
heran. Bola mata yang sipit dan wajah putih nan lugu hanya bisa diam
menatapnya penuh rasa heran
"Faris??"pekik Franda kemudian segera melepaskan pelukan Rafael dan beralih memeluk tubuh Elfaris sang buah hati
"Farissss..."lirih Franda mendekap erat tubuh Faris. Hatinya semakin
terasa sesak jika mengingat kejadian buruk yang membuat Faris terlahir
kedunia ini, namun tak sedikit pun Franda bisa membenci Faris karna
bagaimana pun Faris lahir bukan karna kesalahannya tapi karna kesalahan
Ia dan Bisma
"Bunda kenapa? Kenapa Bunda nangis? Om itu udah sakitin Bunda yah?
Biar Ais hajal om itu Bun, Ais gak mau lihat Bunda nangis.. Ais enggak
mau.."
Faris meletakkan jemari lembutnya dipipi Franda. Ia mengelus dan
menghapus ais mata sang Bunda. Hatinya terasa sakit kalau sudah melihat
Bundanya menangis
"Om itu enggak jahat sayang.. Bunda gak papa ko, Ais jangan sedih
yah? Bunda gak papa sayang, Bunda gak papa..."Franda kembali mendekat
tubuh mungil Faris. Rasanya dengan merasakan pelukan malaikat kecilnya
ini bisa membuat hatinya sedikit tenang
"Bunda? Dia siapa Nda?
Kenapa anak ini manggil kamu Bunda?
Apa Dia anak kamu? Kamu sudah menikah? Dengan siapa?
Siapa suami kamu? Dimana Dia sekarang??"
Rafael memboyong beberapa pertanyaan melihat bocah kecil yang sangat
mirip dengan Franda ini, rasa curiga dan penasaran pun mulai berkecamuk
difikirannya
"om siapa? Om jangan sakitin Bunda Ais.. Om ga boleh sakitin Bunda
om.. Jangan sakitin Bunda Ais.."air mata Faris tiba-tiba menetes takut
melihat Rafael. Ia merasa kalau penyebab Budanya menangis itu karna
lelaki bermata sipit ini
Rafael malah tersenyum. Ia mendekat kearah Faris dan berjongkok menyamai tinggi Faris
"ini om Rafa sayang, om bukan orang jahat. Maafin om yah? Kalau
karna om Bunda kamu jadi nangis.. Om sayang sama Bunda kamu, om ini Om
kamu.."lirih Rafael menitikan air matanya.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p