Elfaris terpelongo kagum melihat setiap sudut ruangan didalam rumah
mewah yang sebentar lagi akan ditempatinya, pertanyaan-pertanyaan polos
dari mulut kecilnya pun terlontar begitu lucu
"ini rumah atau istana Raja om? Ko bagus dan besar banget?
Om tinggal sama siapa disini? Ko disini Ais ga lihat siapa-siapa lagi?
Tus dibelakang ada kolam renangnya juga, Ais nanti boleh belenang
disana kan om? Ais pengen bisa belenang kaya om Mogan dan om Rangga, Ais
pingin om.."celoteh Elfaris berlari kesana-kemari dengan wajah kagum
terpancar bahagia
"Ais mau enggak tinggal disini temenin om? Nanti Ais boleh berenang
sepuasnya, trus om juga bakalan ajarin Ais berenang, gimana sayang? Mau
yah?"Rafael mendekati Elfaris dan berjongkok menyamai tinggi Elfaris
"tapi sama Bunda juga kan om?"tanya Elfaris polos. Rafael mengangguk kecil dan tersenyum
"Asiikk.. Berati Bunda sama Ais bakalan tinggal disini? Bunda juga
mau kan Bun tinggal disini? Ais suka tempat ini Bun, disini Ais yakin
Bunda enggak akan sedih lagi, Bunda mau yah?"Elfaris melirik Franda
penuh harap
"kalau Ais suka Bunda juga suka, iya nanti Bunda sama Ais akan
tinggal disini.."jelas Franda mengelus lembut rambut hitam Elfaris, air
matanya serasa tidak sanggup lagi Ia tahan, baru kali ini Franda melihat
wajah Elfaris ceria dan sepertinya Ia sangat senang
"Yeeeee Asiikk.. Makasih Bundaaa, Ais sayang sama Bunda, muah
muach"Elfaris mengecup kedua pipi Franda dengan senangnya. Rafael hanya
tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Elfaris
"Sekarang kita ke kamar om yuk? Om punya sesuatu buat Ais, om juga
punya banyak mainan loh.. Ayo sayang kita keatas, kita lihat
mainan-mainan om yang akan om kasih semuanya buat Ais.."ajak Rafael
menggendong tubuh mungil Elfaris lalu membawanya naik kelantai atas
Franda hanya diam dan tersenyum, air matanya terus menetes haru melihat wajah bahagia jagoan kecilnya
"maafin Bunda yah sayang, kalau seandainya Ayah kamu ada disini
mungkin Ayah kamu yang akan mengajak kita tinggal dirumahnya, bukan kak
Rafa.
Maafin Nda juga kak, Nda udah banyak ngecewain kakak, apalagi
sekarang mami sama papi udah gak ada gara-gara Nda, maafin
Franda.."lirihnya tak kuasa menahan air mata lagi.
**
"waahhh ini kamal siapa om? Ko bagus banget? Kamarnya kelenz.."kagum Elfaris melihat isi kamar Rafael
"Ais suka gak? Kalau Ais suka nanti om akan kasih kamar ini buat Ais.."tanya Rafael tersenyum lembut
"tapi kan ini bukan kamal Ais, ini pasti kamal om, kalau Ais tidul disini, nati om tidul dimana?"Elfaris berbalik tanya
"om kan bisa tidur dikamar tamu sayang, pokoknya mulai sekarang om akan kasih kamar ini buat Ais..
Disini banyak mainan-mainan yang om koleksi dari kecil, Ais pasti
suka.."Rafael berjalan perlahan memperlihatkan isi kamarnya yang memang
dipenuhi mainan koleksinya dari kecil
"ada beberapa jenis kereta api mainan, pesawat terbang serta
helikopter yang berbagai macam, mobil-mobilan, robot-robotan serta
miniatur motor balap mainan pun ada disana
"mau enggak? Masih banyak loh mainan yang om koleksi, nanti om akan kasih semuanya buat Ais.."ucap Rafael melirik Elfaris
"tapi om?"
"gak ada tapi-tapian, pokoknya mulai sekarang kamar ini akan jadi
kamar Ais, nanti warna catnya biar om ganti sesuai warna favorit Ais,
yah?"kekeuh Rafael merayu Elfaris
"yaudah Ais mau, tapi nanti warna catnya jadi walna merah ya om? Ais
suka walna merah sama hitam juga, pokoknya yang ada merahnya Ais
suka.."setuju Elfaris akhirnya mau juga. Rafael mengangguk mantap
diiringi senyum manisnya
"rasanya senang banget bisa buat kamu bahagia sayang.. Om sayang
sama Ais, gak tahu kenapa rasanya om ingin terus sama Ais.. Om gak akan
pernah lepasin kamu sama Bunda kamu lagi. Om sayang kalian.."Rafael
memeluk erat tubuh Elfaris, air matanya tiba-tiba menetes haru bisa
merasakan kebahagiaan yang tak terduga saat ini.
**
"Ayo dong sayang cepetan, nanti acaranya keburu dimulai, bisa-bisa
Reza marah kalau sampai kita datang telat, ayo Din??..."panggil Bisma
sedikit berteriak dari lantai bawah
"i.iya sebentar Bis, ini Aku juga udah selesai ko.."sahut Dina buru-buru menuruni anak tanga rumahnya menghampiri Bisma
"wissshh istri Aku makin cantik aja? Manis lagi.."kagum Bisma
terpelongo melihat penampilan Dina yang mengenakan dress berwarna biru
selutut ini, Ia terlihat begitu anggun dengan rambut panjangnya yang
sengaja Ia gerai
"enghh kamu bisa aja ah, yaudah kita berangkat aja yuk? Nanti temen
kamu malah marah kalau kita telat.."ajak Dina mengalihkan pandangan
Bisma
"tapi beneran loh sayang, kamu tuh makin hari makin cantik..
Beruntung banget Aku bisa milikin kamu, muach, I heart You.."bisik Bisma
pelan lalu mengecup pipi Dina sekilas
Dina hanya tersenyum malu mendapat perhatian romantis dari Bisma, Ia
buru-buru melangkah keluar menuju mobil Honda Jazz Hitam nya didepan
"tetep pemalu, Aku sangat suka sikap kamu yang seperti ini.. Kalau
udah Aku puji sama kecup pasti pipinya merah, uhhh sayangnya sampai
sekarang kita belum bisa punya anak, padahal Aku sangat yakin kalau kita
bisa punya baby pasti Dia akan sangat lucu, cantik seperti kamu dan
tampan seperti Aku.."Bisma menghela nafasnya dengan bibir yang terus
tersenyum, rasanya memang berat harus menerima kenyataan pahit ini, tapi
Ia juga tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan, baginya bisa hidup
berdampingan dengan Dina saja itu sudah lebih dari cukup
Bisma dan Dina pun segera bergegas pergi untuk menghadiri acara
Pernikaha Reza sahabat Bisma, hari ini mereka akan melangsungkan
pernikahan, dan Bisma juga Dina diundang diacara tersebut.
Sementara itu..
"jadi kamu kenal juga sama (namamu) Nda? Kalau Reza sendiri kamu kenal enggak?
Dulu Cocoh pernah kecelakaan dan masuk Rumah Sakit, nah Dokter Reza
yang waktu itu nolongin Cocoh sampai sembuh, Cocoh bahkan sampai bisa
akrab. Dokter Reza memang masih muda, tapi keramahan dan kebaikannya itu
patut diacungi jempol.. Cocoh kagum sama Dia Nda.."ucap Rafael
menjelaskan bagaimana Ia bisa mengenal Dokter muda bernama Reza Anugrah
itu. Franda hanya tersenyum seraya merapikan rambut Elfaris dan
mengenakannya jas hitam seukuran Elfaris
"kalau Nda gak terlalu kenal sama Reza nya, tapi (namamu) itu
sahabat Nda Coh, Dia sering curhat tentang Reza juga, cuma itu dulu..
Sekarang-sekarang Nda udah jarang Contekan sama Dia lagi, tau-tau Dia
kasih undangan pernikahan, gak nyangka banget.."jelas Franda ikut
tersenyum membalas ucapan Rafael
"mungkin itu yang dinamakan jodoh, tapi yang lebih buat Cocoh enggak nyangka itu kamu Nda.
Kamu tiba-tiba pergi dan menghilang, sekarang Cocoh udah bisa
bertemu kamu lagi, tapi tiba-tiba sudah aja Elfaris disamping kamu, itu
yang membuat Cocoh lebih bingung, apalagi kamu tidak mau menjawab setiap
Cocoh tanya siapa dan dimana Ayah Elfaris, apa yang sebenarnya kamu
sembunyiin dari Cocoh Nda?"tanya Rafael tiba-tiba
Franda sungguh terbelalak kaget mendengar pertanyaan yang bertubi
dari kakak satu-satunya ini. Butiran air bening tak terasa mengalir dari
pelupuk matanya. Franda pun hanya bisa menunduk terdiam
"aduh.. Maafin Cocoh yah? Cocoh gak bermaksud buat kamu sedih ko.
Cocoh udah lupain semuanya, udah lupain aja yah? Anggap aja Cocoh
gak pernah tanya hal itu, Cocoh tahu kamu pasti bisa melakukan hal yang
menurut kamu baik, apapun itu Cocoh ikutin Nda.."panik Rafael melihat
wajah Franda mendadak sedih. Ia berusaha mengalah dan mencoba mengerti
keadaan Franda saat ini
"gak papa ko Coh, maafin Franda yah? Tapi Franda bener-bener belum bisa cerita saat ini..
Suatu saat Nda pasti akan cerita semuanya sama Cocoh, Nda janji Coh.."jelas Franda lirih. Rafael tersenyum dan mengangguk
"yaudah kita berangkat sekarang aja yah? Nanti takut keburu telat,
biar Ais Cocoh yang gendong, ayo sayang?.."ajak Rafael mengangkat tubuh
mungil Rafael kedalam pangkuannya kemudian bergegas keluar
Franda hanya tersenyum. Ia bangga bisa memiliki kakak seperti Rafael
yang selalu berusaha mengerti dan memahami keadaannya saat ini.
Bibirnya tersenyum, air matanya pun segera Ia hapus Kemudian berlalu
menyusul Rafael.
**
Kini kamu dan Reza sudah berdiri dikursi pelaminan, wajah kalian
berdua tampak berseri-seri penuh kebahagiaan.. Acara akad nikah yang
berjalan begitu lancar tanpa hambatan membuat pesta kecil yang cukup
meriah ini sangat berkesan
"wissshh selamat yah pak Dokter, ternyata anda mendahului Saya..
Haha selamat Yah?.."Rafael menjabat tangan Reza memberikan selamat
"ahaha bisa saja anda pak Direktur.. Humzz makasih yah Pak? Semoga
Anda juga cepat menyusul.."balas Reza tertawa renyah mendengar ucapan
Rafael
Kamu sendiri hanya tersenyum tak mengucap apa-apa karna bingung, namun tanganmu membalas jabatan dan ucapan dari Rafael
"Franda?"pekikmu tiba-tiba saat melihat perempuan cantik bermata sipit ini berdiri disamping Rafael
"uhhh (namamu) akhirnya nikah juga yah?.. Hihi selamaat muach-muach,
semoga bahagia dan langgeng.."Franda mengecup kedua pipimu bergantian,
wajahnya berseri melihatmu kini telah bersanding dengan Reza
"uhhh makasih yah Fran, Aku seneng banget.. Akhirnya Aku bisa ketemu
kamu, Aku gak nyangka kalau kamu datang dipesta pernikahan Aku ini,
makasih Fran..."balasmu tak kalah bahagia bisa berjumpa lagi dengans
ahabat lamamu ini
"Gu..Gue kesana dulu yah Za?"pamit Rafael menuntun Elfaris
"iya Raf, silahkan nikmatin aja dulu pestanya yah? Silahkan dicicipi juga hidangan yang ada.."ucap Reza mempersilahkan
Rafael pun beranjak bersama Elfaris, sedangkan Franda masih
berbincang sejenak denganmu, kamu bahkan menyuruh Franda agar mau
berphoto bareng denganmu juga Reza
"aduh, Aku gak usah diphoto aja, kalian berdua aja deh yah? Maluu.."tolak Franda berusaha menjauh
"ihh gak papa Fran, Aku kan pengen photo bareng juga, udah kamu diem aja yah? Kita photo sekali aja.."pintamu sedikit memaksa
Franda akhirnya hanya bisa pasrah mengikuti kemauanmu untuk berphoto bersama
"nah udah yah? Aku mau susul kak Rafa dulu, Aku mau cari Ais juga,
Dia gak bisa kalau sendiri.. Sekali lagi selamat yah??.."ucap Franda
lalu berpamitan menyusul Rafael dan jagoan kecilnya
"iya Fran, nikmatin pestanya yah?.. Nanti kalau masih ada waktu
luang Aku pengen ngobrol-ngobrol sama kamu lagi kaya dulu.."balasmu
tersenyum manis. Sepertinya kamu tidak merasa heran akan nama 'Ais' yang
Franda ucapkan tadi, padahal kamu belum tahu kalau Franda sudah
memiliki seorang putra
"F..Franda?"pekik Bisma tiba-tiba. Ia menyipitkan matanya seolah tidak percaya melihat wajah perempuan bermata sipit ini
"Bis?.. Kamu lihatin apa? Katanya mau langsung pulang? Kita pulang
sekarang aja yah? Perut Aku tiba-tiba sakit Bis.."Dina melambaikan
tangannya membuyarkan pandangan Bisma
"eh..i..iya sayang, A..aku gak papa ko, yaudah kita pulang sekarang.."balas Bisma setuju
Pandangan Bisma masih sesekali menoleh kearah Franda, Ia meyakinkan hatinya kalau itu memang benar-benar Franda
"iya itu Franda. Gue yakin itu Franda.."batin Bisma tersenyum senang
"engh, sayang.. Kamuu.. Kamu bisa duluan gak? A..aku ada perlu
sebentar sama Reza, kamu tunggu dimobil yah? Nanti Aku langsung nyusul
kesana, cuma sebentar ko, gak papa yah??"pinta+suruh Bisma tiba-tiba
menghentikan langkahnya
"memangnya kamu ada perlu apa sama Reza? Yaudah Aku tunggu disini
aja, Aku masih bisa tahan ko rasa sakit diperut Akunya.."balas Dina
"aduh.. Aku takutnya lama sayang, kamu tunggu dimobil aja yah? Aku
janji cuma sebentar ko, muach love you sayang.."Bisma mengecup kening
Dina sekilas kemudian segera berlalu pergi
Dina hanya tersenyum tanpa ada rasa curiga sedikit pun, kakinya pun Ia langkahkan menuju mobil Bisma diparkiran depan..
**
"Akhirnya Aku bisa bertemu kamu juga Nda.. Kamu kemana aja? Aku
selama ini cari kamu kemana-mana.. Aku kangen kamu Nda..."tiba-tiba
Bisma berhambur memeluk tubuh Franda, air matanya menetes lirih tak
kuasa menahan rindu pada sahabat terbaiknya ini
"B..Bis.. Bisma??"kaget Franda tidak percaya mendapati sosok lelaki yang selama ini membuat kemirisan dihidupnya
"iya ini Aku Bisma. Aku Bisma Nda. Kamu kemana aja?
Aku kangen kamu.. Aku pingin banget cerita semua tentang Aku ke
kamu.. Aku..aku kangen kamu Nda..."Bisma kembali memeluk erat tubuh
Franda, Ia berkali-kali mengecup pundak Franda dan tangannya mengelus
lembut rambut lurus
"Aku kangen kamu... Jangan pernah pergi lagi yah? Aku rindu kamu
Nda.. Aku rindu kamu..."lirih Bisma semakin mempererat pelukannya
jantung Franda serasa berhenti berdetak, tubuhnya melemas, bahkan air matanya kembali mengalir
"hiks.. Aku juga rindu kamu Bis.. Bahkan rasa rindu ini lebih besar
dari sekedar rindu seorang sahabat.. Aku kangen kamu..."lirih Franda
menenggelamkan wajahnya didada Bisma
"enggak! Aku gak boleh kaya gini. Bisma udah punya istri, dan Bisma
juga pasti udah bahagia sama Dina istrinya. Aku gak boleh lemah. Aku gak
boleh terlihat lemah. Aku harus ingat Elfaris, Aku gak boleh kaya gini,
Aku gak mau bisa tahu kesedihan Aku, Aku gak mau.."batin Franda
tiba-tiba melepaskan pelukan Bisma kasar, Ia segera menghapus air
matanya agar tidak Bisma ketahui
"Ma..maaf Bis, Aku harus pergi"pamit Franda berlalu pergi
"Nda?.. Franda?.. Kamu mau kemana??.."Bisma meraih tangan Franda dan memberhentikan langkahnya
"Aku harus pergi. Suami Aku udah nunggu disana.."jelas Franda.
Tangan Bisma tiba-tiba melemah mendengar kata 'suami' dari mulut Franda
"mm..maaf, A..aku gak bermaksud apa-apa ko, A..aku cumaaa.."Bisma
menggantungkan ucapannya, entah kenapa hatinya terasa sakit dans esak
mendengar Franda menyebut kata 'suami'
Franda segera pergi tanpa menghiraukan Bisma lagi. Mungkin dengan
cara berbohong seperti itu akan membuatnya lebih baik dan tidak sakit
jika terlalu lama bertemu Bisma
"kenapa sama Gue?..
Kenapa rasanya sakit banget denger Franda nyebut suami? Apa benar Dia udah nikah dan punya seorang suami?
Ya Tuhan.. Kenapa dengan hatiku ini?
Aku memang sayang sama Franda, bahkan rasa sayang Aku lebih besar dari pada rasa sayang untuk Dina istriku sendiri..
Dulu Franda yang selalu ada dan menghiburku, sedangkan duli Dina lebih sering membuatku sakit..
Ya Tuhan.. Apa maksud semua ini? Apa Aku mencintai Franda? Tapi
bagaimana dengan istriku?.."Bisma memejamkan matanya sejenak, nafasnya
terasa sesak dan berat. Hatinya pun sulit ditebak antara Cinta san
Sayang.. Antara seorang sahabat dan istri.. Bahkan Ia sampai mengaku
kalau Ia lebih menyayangi Franda dari pada Dina.
**
"aduh.. Mobil om Rafa dimana sih? Ko dali tadi Ais nyaliin ga
ketemu-ketemu?.. Disini banyak banget mobil warna hitam, Ais
bingung.."pikir Elfaris kebingungan sendiri. Tadi Rafael menyuruhnya
menunggu dimobil karna Ia mau kekamar mandi dulu, makanya Elfaris
memberanikan diri sendirian mencari mobil om nya diparkiran depan rumah
Reza
"nah, mukin itu mobil om Rafa, walnanya sama-sama hitam. Iya itu
pasti mobil om Rafa.."Elfaris tersenyum yakin menunjuk mobil Honda Jazz
hitam yang berada tak jauh darinya
Elfaris berjalan cepat dengan langkah kecilnya itu, wajahnya
tersenyum dengan lesung dikedua pipi dan mata sipit yang membuat
ketampanannya semakin terlihat
"Kreek!"
"hah? Ko enggak dikunci pintunya?"pikir Elfaris kaget
"hemmpp mukin om Rafa emang sengaja enggak ngunci mobilnya.."pikir
Elfaris kembali, tanpa disuruh lagi Elfaris pun masuk dijok belakang
mobil Honda Jazz tersebut
"Ais capek, Ais mau bobo aja, Bunda sama om nanti pasti kesini..
Oaamm Ais mau bobo dulu ya Bun.."ucapnya kemudian berbaring dijok
belakang mobil Honda Jazz hitam ini.
"kamu udah selesai Bis?"tanya Dina terbuyar dari lamunannya karna Bisma sudah masuk kedalam mobil miliknya ini
"udah ko sayang, maaf yah nunggunya kelamaan.."jawab Bisma ikut tersenyum menyembunyikan kesedihan dihatinya
"enggak papa ko, yaudah yuk kita pulang sekarang aja?.."ajak Dina.
Bisma mengangguk kemudian segera melajukan mobil Honda Jazz hitam milik
istrinya ini....
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p