"Aku langsung masuk yah sayang? Perut Aku mendadak sakit nih.. Aneh banget, tadi kamu yang sakit tapi kenapa sekarang jadi Aku?
Hufh.. Yaudah Aku duluan Din, jangan lupa mobilnya dikunci
nanti..."pamit Bisma buru-buru keluar dari dalam mobilnya karna tidak
tahan ingin buang air kecil
"hemz.. Aneh, sekarang justru perut Aku udah sembuh.. Ko bisa yah?
Dasar Bisma itu.. Hemz..."Dina tersenyum menggelengkan kepalanya,
rasanya cukup aneh tapi lucu
Dina keluar dari dalam mobil Honda Jazz hitam miliknya ini, Ia
membuka pintu samping dan mencari tas kecil yang tadi sempat Ia lempar
kearah jok belakang
"uhh ko gak kelihatan sih? Perasaan tadi aaa...."tiba-tiba Dina
menggantungkan ucapannya, Ia pun segera menyalakan lampu mobilnya karena
merasa ada keganjilan disana
"anak siapa ini? Kenapa bisa ada disini??"kaget Dina saat lampunya
sudah menyala dan melihat sosok bocah laki-laki berusia sekitar 3'tahun
didalamnya
"Ya Allah.. Apa ini anak Titipan-Mu?"pikir Dina berharap
"enggak, mungkin anak ini main-main dimobil Aku sampai akhirna
ketiduran disini.. Iya mungkin juga Ia salah masuk mobil atauu.. Ah
entahlah, mending Aku bawa masuk aja, kasihan, disini dingin.. Bisa
sakit kalau Ia kelamaan didalam mobil..."pikir Dina segera mengangkat
tubuh bocah kecil yang ternyata Elfaris itu
Dina kembali menutup pintu mobilnya, Elfaris masih terlelap tanpa
terusik sedikit pun, Dina membawanya masuk kedalam, bahkan Dina
membaringkan tubuh Elfaris didalam kamarnya.
**
Wajah Franda panik seketika karna Elfaris tak juga ditemuinya,
Rafael sendiri sudah berulang kali keluar masuk rumah Reza mencari
keberadaan Elfaris, bahkan Ia juga mencari didekat parkiran depan karna
tadi Ia sempat menyuruh Elfaris menunggunya disana
"gimana Coh?.. Ais ada kan?.. Cocoh jangan buat Franda panik?.. Ais
masih kecil Coh, Franda takut Ais kenapa-napa.. Franda takut..."lirih
Franda panik
"Co..Cocoh belum bisa temuin Ais Nda, kamu..kamu tenang yah? Kamu
tenang dulu.. Ais pasti ketemu ko, gak usah panik.. Cocoh yakin Ais
pasti ketemu.. Sabar yah? Kita cari lagi didalam.."ucap Rafael mencoba
menenangkan
"Elfaris... Kamu dimana sayang?? Kamu jangan buat Bunda khawatir..
Aiss..."batin Franda lirih, nalurinya sebagai seorang Ibu begitu kuat
hingga air matanya menetes karna takut kehilangan Elfaris
"Cocoh mau cari lagi didalam, kamu coba tolong tanyain sama
tamu-tamu undangan diluar, siapa tahu mereka lihat.. Kalau pesta
pernikahan Reza sudah selesai nanti Cocoh baru tanya sama Reza.
Kamu tetap tenang yah? Jangan panik, Cocoh yakin Ais pasti
ketemu.."Rafael meyakinkan adik kandung satu-satunya ini, Ia pun kembali
masuk kedalam rumah Reza untuk mencari Elfaris
"Hiks, Ais.. Sebenarnya kamu dimana nak?.. Bunda khawatir sama
kamu.. Jangan pernah tinggalin Bunda yah? Bunda gak sanggup kalau harus
kehilangan Ais.. Bunda gak sanggup..."lirih Franda melangkahkan kakinya
mencari Elfaris, Ia sampai bertanya-tanya pada beberapa tamu undangan
yang datang tentang sosok berusia 3tahun itu
"Saya gak tau mba, Saya gak lihat.."
"Saya juga enggak lihat.. Mungkin kearah sana kali mbak.."
"maaf mas, apa Anda melihat sosok anak kecil kira-kira tingginya segini..
Trus rambutnya hitam lurus diponi, matanya sipit, putih Dia pake jas
hitam trus ada dasi kupu-kupunya dileher, mas lihat gak??"tanya Franda
lagi tak henti-hentinya bertanya, padahal semua jawaban hampir sama
yaitu tidak tahu
"maaf mba, Saya tidak tahu dan saya tidak lihat.."jawabnya singkat kemudian berlalu pergi
Tubuh Franda melemas seketika, Ia bersender pada mobil Honda Jazz
hitam milik kakaknya itu, rasanya ingin sekali Franda berteriak dan
menjambak rambutnya karna Elfaris tidak bisa Ia temukan
"hiks, kamu dimana sih sayang??.. Ais dimana?.. Bunda khawatir sama
kamu.. Bunda takut Ais kenapa-napa.. Bunda takuut.."lirih Franda
terkulai lemas
"ini semua gara-gara Bisma, kalau Aku gak ketemu sama Dia pasti semuanya gak akan kaya gini..
Pasti Ais tetep sama Aku.. Aku pasti gak akan kehilangan Ais kaya gini hiks.."air mata Franda menetes membasahi pipi cuaby nya
"kenapa kamu gak ada puasnya nyakitin Aku Bis?..
Aku udah cukup tersiksa selama ini karna ulah kamu.. Aku sakit Bisma kalau harus kehilangan Ais..
Aku bisa hidup tanpa kamu tapi Aku gak bisa hidup tanpa Ais, hiks.."lirihnya lagi semakin terisak
Franda menjadi seperti orang yang sedang frustasi, Ia menangis tanpa
mengenal tempat, bahkan Ia tidak peduli kalau banyak tamu undangan yang
memperhatikannya..
**
"Dina? Itu anak siapa?.. Kamu.. Kamu dapat dari mana anak kecil ini
Din??.."Bisma terkejut melihat Dina membaringkan tubuh bocah kecil
berusia sekitar 3tahunan itu, Ia berjalan mendekati Dina dan melihat
wajah polos sang bocah
"Aku gak tau Dia siapa Bis, tapi tadi Aku temuin Dia ada didalam
mobil kita.. Makanya Aku bawa Dia masuk, Aku takut Dia malah sakit kalau
terlalu lama didalam mobil.."ucap Dina mencoba menjelaskan. Ia melepas
sepatu Elfaris dan perlahan satu persatu kancing jas hitam Elfaris pun
Ia buka dan melepaskannya
Bisma terdiam, Ia memperhatina wajah mungil yang tampan dan berasa familiar diotaknya
"tampan yah? Mukanya sekilas mirip kamu, tapi matanya enggak mirip kamu karna mata anak ini sipit..
Aku lagi bayangin kalau anak ini anak kamu Bis, Anak kita.."Dina
tersenyum memandangi wajah Elfaris, tangannya membelai dan mengelus pipi
Elfaris tanpa mengusiknya
"ko kamu malah bengong sih? Kamu sini deh.. Wajahnya beneran mirip kamu loh Bis, Aku gak bohong, ayo sini?..."suruh Dina lembut
Bisma hanya menurut saja. Ia mendekati Dina dan bocah yang tidak dikenalinya ini
"ganteng yah? Manis lagi, bibirnya kecil, tipis, trus matanya sipit..
Aku jadi seneng Ia bisa ada disini.. Aku rasa anak ini memang
sengaja dititipkan buat kita Bis.. Mungkin Allah tahu kalau kita
benar-benar sangat menginginkan seorang buah hati, makanya Ia kirimkan
malaikan kecil yang tampan ini buat kita.."Dina tersenyum memandangi
wajah Elfaris, entah fikiran dari mana sampai Ia bisa berfikir seperti
itu
"wajahnya memang tampan Din.. Tapi Dia bukan anak kita sayang.. Kamu
gak boleh bicara seperti itu yah? Orang tua anak ini pasti kebingungan
mencarinya, kita harus secepatnya cari tahu dimana anak ini tinggal,
kita harus antar Dia pulang, kasihan sayang.."jelas Bisma merangkul
pundak Dina
"enggak Bis, Aku yakin ini memang anak buat kita, Dia Putra Bis,
anak kita yang pernah Tuhan ambil.. Sekarang Putra sudah besar, dan
Allah ngembaliin Putra sama kita, Allah sayang sama kita Bis, makanya
Dia kembaliin Putra sama kita.. Aku yakin ini memang Putra.."lirih Dina
sangat yakin
air mata Bisma menetes karna semua itu memang tidaklah sangat mungkin dan hanya angan-angan Dina saja
"Aku mau mandi dulu yah? Kamu jagain Putra, jangan buat Dia bangun..
Aku gak mau kalau sampai Putra nangis.. Temani Dia yah? Dia anak kamu
Bis, Dia anak kita, jadi kamu harus jagain..."Dina beranjak dari tempat
tidurnya, bibirnya terus tersenyum memandangi wajah tampan Elfaris
kemudian masuk kedalam kamar mandinya
"kenapa dengan Dina?
Kenapa Dia yakin kalau anak ini anak Aku?
Dia bukan anak Aku Din, Dia bukan anak kita, Dia bukan Putra.."tangan Bisma meraih pipi Elfaris dan mengelusnya lembut
"siapa anak ini sebenarnya? Kenapa Aku ngerasa deket banget?..
Wajahnya juga kaya pernah Aku lihat.."pikir Bisma bingung, tangannya terus mengelus setiap lekukan diwajah Elfaris
"Ya Allah.. Kenapa batin Aku rasanya nyaman banget bisa nyentuh kulit lembut diwajahnya ini?..
Air mata Aku sampai gak kuat buat Aku tahan..
Wajahnya memilukan, Aku..aku gak tahu kenapa hati Aku sesak banget lihat wajah polosnya..
Siapa anak ini? Kenapa Aku merasa bersalah melihat wajah polos tak berdosa ini?..."lirih Bisma terus mengelus wajah Elfaris
Bisma berbaring disamping Elfaris, Ia menarik tubuh Elfaris kedalam dekapannya
"hangat.. Nyaman.. Mungkin ini rasanya jika Aku bisa memeluk anakku sendiri..
Kamu tampan, beruntung sekali orang tua yang memiliki kamu..
Om boleh peluk kamu yah? Om ingin ngerasain meluk anak kecil.. Om
pengen punya anak.. Tapi om gak bisa..."Bisma memejamkan matanya,
dadanya semakin sesak saat bisa memeluk tubuh Elfaris, air mata Bisma
bahkan menetes haru melihatnya
"Ya Allah.. Kenapa engkau tidak mengijinkan Aku memiliki keturunan?..
Sebegitu fatalkah kesalahan yang pernah Aku perbuat sampai Engkau menghukumku seperti ini?
Aku rindu tangan kecil ini, Aku rindu pelukan hangat yang belum bisa
Aku dapatkan ini.. Aku rindu semuanya..."lirih Bisma menempelkan kepala
Elfaris didada bidangnya, Ia memeluk Elfaris penuh haru dan kasih
sayang
"Ayaahh... Ais kangen Ayah.. Jangan tinggalin Ais lagi yah?
Kasihan Bunda nangis terus gara-gara Ayah pergi.. Ais sayang
Ayaah..."tiba-tiba Ais bersuara tanpa sadar, Ia memeluk tubuh Bisma
dalam keadaan masih tertidur, mungkin Ia hanya mengigau karna tanpa
sadar
"Ayah? Kamu panggil om Ayah sayang?..
Iya om ingat, kamu Ais.. Kamu satu-satunya anak yang mau manggil om Ayah..
Ya Allah.. Kenapa Aku hanya bisa mendapat panggilan Ayah dari anak orang lain?..
Kapan kebahagiaan itu berpihak padaku?..
Aku ingin mendengar panggilan Ayah itu dari darah dagingku sendiri..
Dari anakku Ya Allah..."Bisma mendekap erat tubuh Elfaris, air matanya
suah benar-benar banjir tidak dapat dibendung lagi...
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p