"Iya Raf, Gue masih belum dapat kabar lagi.
Iya, ya udah nanti kalau ada kabar tentang Franda Gue pasti kasih tau loe secepatnya.
Iya oke sipp, masama.."ucap Bisma yang ternyata tengah berbicara
lewat sambungan telpon rumahnya itu. Ia pun menyimpan kembali gagang
telpon rumahnya dan segera menghampiri Dina yang duduk menunggu kabar
terbaru dari penelpon tersebut
"Rafael?"tanya Dina melirik kearah Bisma
"iya.."jawab Bisma begitu lemas. Ia pun duduk disamping Dina dengan
raut wajah yang terlihat begitu sedih dan penuh ke khawatiran
"Franda pasti baik-baik aja ko Bis, kamu gak usah terlalu panik gini, Ia pasti bisa jaga diri baik-baik..
Percaya deh sama Aku.."Dina menggenggam tangan Bisma dan tersenyum
meyakinkan Bisma agar tidak terlalu mencemasi keadaan Franda lagi
"tapi ini udah satu bulan lebih sayang, Aku takut Franda kenapa-napa..
Kamu tau sendiri kan? Di Indonesia Dia gak ada keluarga lain selain
Aku, Aku beneran takut Din.."Bisma menatap sendu wajah Dina, terlihat
begitu jelas kalau Bisma sangat mengkhawatirkan keadaan Franda yang
entah saat ini berada dimana.
Sudah satu bulan lebih Franda menghilang tanpa kabar, dan tidak ada
satu orang pun yang tahu keberadaan Franda saat ini dimana dan bagaimana
Dina hanya terdiam mendengar ucapan Bisma, jujur hatinya pun merasa
khawatir akan keadaan sahabat terbaiknya itu, Franda memang sangat dekat
dengan Bisma juga Dina. Dan kepergian Franda yang secara mendadak ini
membuat tanda tanya besar terngiang difikiran Dina Bisma juga yang
lainnya
"Aku pengen cari Franda lagi sayang, kamu izinin Aku kan kalau malam ini Aku coba cari Franda?
Aku beneran khawatir sama keadaannya..
Boleh gak?"Bisma melirik penuh harap kearah Dina, Ia bertanya dengan
sangat pelan karna takut Dina marah dan tidak mengizinkannya pergi
"diluar mendung Bis, Aku bukannya gak ngizinin kamu pergi, tapi Aku justru takut kamu kenapa-napa,
gak usah pergi yah?
Akuuu.."tiba-tiba ucapan Dina terhenti
"gak papa ko sayang, kalau kamu gak izinin Aku gak akan pergi,
lagian Aku gak mungkin tinggalin kamu sendirian, apalagi sekarang kamu
lagi hamil..
Aku gak mau ninggalin istri dan calon buah hati Aku yang sangat berharga dihidup Aku gitu aja.
Besok siang aja Aku carinya.."jelas Bisma lembut diiringi senyum, Ia
menyentuh perut Dina yang ternyata tengah hamil calon buah hatinya itu,
usia kandungan Dina memang baru sekitar 4'minggu, namun Bisma begitu
penuh mencurahkan kasih sayangnya untuk Dina juga calon bayinya
"makasih Bis, Aku seneng banget bisa punya suami seperti kamu.
Makasih atas semuanya.."batin Dina tersenyum menatap teduh wajah tampan Bisma
"issh malah senyum-senyum, bobo gih..
Biar dede bayinya juga ikutan bobo, istirahat yang cukup sayang,
inget harus jaga kesehatan juga.."suruh Bisma tersenyum kecil seraya
mecolek pelan hidung mancung Dina
"iya-iya, Aku tidur..
Tapi kamu juga yah?"balas Dina tersenyum pasrah, Ia pun segera
menarik selimut tebalnya disusul oleh Bisma yang berbaring disampingnya.
Dina memeluk tubuh Bisma dan terlelap dipelukan Bisma dengan rasa nyaman dan hangat akan pelukan dari Bisma.
Sedangkan Bisma sendiri hanya menatap lagit-langit kamarnya dan melipat kedua tangannya untuk dijadikan bantalan kepala
"jujur setiap malam Aku selalu inget kamu Nda, kamu gak papa kan Nda?..
Aku takut kalau kamu sampai kenapa-napa..
Hati Aku selalu ngerasa bersalah sama kamu, tapi Aku gak tau Aku udah ngelakuin kesalahan apa, Aku bener-bener gak inget..
Aku kangen kamu Nda.."batin Bisma menatap lirih langit-langit
kamarnya, fikirannya sungguh melayang entah kemana, yang Ia terbayang
hanya wajah Franda dan Franda. Perempuan yang selalu ada untuknya itu,
perempuan yang sangat berarti dalam kehidupannya yang entah sekarang
berada dimana.
Perlahan air mata Bisma pun menetes mengingat sosok Franda yang selalu bisa membuatnya tersenyum
Bisma melirik kearah Dina yang sudah terlelap disampingnya, seukir
senyum pun tersirat kala melihat wajah polos Dina saat tidur, tangannya
pun mencoba membelai setiap lekukan diwajah Dina yang putih nan cantik
itu
"kamu adalah wanita yang sangat berarti buat Aku sayang..
Aku sayang banget sama kamu Din, maafin Aku kalau Aku merasa ngehianatin kamu.
Aku selalu merasa teringat akan Franda terus kalau kita udah berdua,
apalagi kalau Aku lihat wajah kamu dari dekat kaya gini, rasanya wajah
Franda langsung muncul dan membuyarkan pandangan Aku.
Aku takut sayang, Aku takut kalau Aku punya rasa yang lebih sama Franda.
Aku cinta sama kamu, tapi Aku gak bisa ngungkirin kalau Aku sayang
sama Franda.."batin Bisma menatap lirih wajah Dina, Ia pun mendaratkan
satu kecupan yang begitu hangat tepat dikening Dina, kemudian segera
tidur dan sejenak melupakan kejadian hari ini
"met bobo sayang, Aku cinta banget sama kamu Din, muuaach.."Bisma
mengecup kening Dina lembut, Ia pun mengelus perut datar Dina dan
mendekatkan tubuh Dina dengan tubuhnya, hingga posisi tidur mereka pun
saling memeluk satu sama lain...*huhu so suiiiitt...*eh
Sementara itu..
Perempuan cantik ini terlihat begitu ceria, wajahnya menunjukkan
raut yang sangat terpancar jelas suatu kebahagiaan. Ia pun berjalan
masuk kedalam kamarnya dengan bibir yang tak henti-hentinya tersenyum
"Bunda beneran seneng banget hari ini..
Ternyata om Morgan begitu baik.
Ia satu-satunya Dokter yang baru kali ini begitu tulus menolong
Bunda dan membantu Bunda cara merawat kamu, kalau nanti kamu udah lahir,
kamu harus bersikap baik sama om Morgan yah sayang?
Dia bener-bener orang yang sangat baik.
Om Morgan selalu memberikan perhatiannya sama Bunda, Ia juga bahkan sayang banget sama kamu.
Bunda janji, Bunda akan terus kuat buat pertahanin kamu didalam
perut Bunda, om Morgan bener sayang, kamu memang harus Bunda pertahankan
karna kamu satu-satunya harta Bunda yang paling berharga, Bunda sayang
kamu.."perempuan yang ternyata Franda ini pun terus berbicara dengan
perutnya yang sudah terlihat semakin membesar, bibirnya tak henti
tersenyum karna kehadiran sosok lelaki bernama Morgan yang selama ini
selalu memberikan perhatian lebih padanya.
Dokter Morgan, yaps Morgan adalah seorang Dokter muda yang sangat
tampan. Ia yang menolong Franda saat keadaan Franda sangat lemah
beberapa waktu lalu, Ia juga yang selama ini sering memperhatikan
kesehatan juga kandungan Franda. Morgan memang baru kenal dengan Franda,
namun hatinya sungguh baik dan selalu ada disaat Franda membutuhkannya.
Morgan pun sudah menganggap Franda sebagai saudaranya sendiri, Ia
sangat menyayangi Franda layaknya Ia menyayangi adik kandungnya
Franda pun beranjak naik keatas tempat tidurnya, bibirnya masih saja
tersenyum seolah semua kepedihannya selama ini hilang seketika karna
kehadiran Morgan.
Perlahan Ia pun mencoba untuk melupakan Bisma Ayah dari bayi yang
dikandungnya, meskipun sangat sulit, tapi Franda selalu mencobanya.
Ia mencoba untuk bisa hidup tanpa Bisma, tanpa ayah dari bayi yang dikandungnya.
Bahkan tanpa keluarga dan saudara kandungnya sendiri
"sekarang waktunya kita bobo, tapi Bunda udah siapin susu hangat buat kamu..
Semoga kalau kamu udah lahir nanti, kamu menjadi anak yang cerdas dan pintar..
Kamu harus buat Bunda bangga sayang..
Bunda janji, suatu saat kalau kamu udah lahir Bunda akan kasih tau
siapa Ayah kandung kamu, tapi Bunda gak akan temuin kamu sama Ayah kamu
karna itu gak mungkin Bunda lakuin..
Biar hanya Bunda saja yang kamu miliki, kamu gak butuh Ayah, dan Bunda akan jadi Bunda sekaligus Ayah buat kamu nanti.
Bunda sayang kamu.."Franda menatap lirih perutnya yang sudah
terlihat membuncit itu, Ia mengelusnya dan berharap kalau Ia bisa
merawat buah hatinya tanpa sosok Ayah, tanpa sosok suami yang memang
seharusnya Franda miliki.
Franda memang wanita yang sangat kuat, pendiriannyabegitu kokoh
kalau Ia tidak ingin merusak rumah tangga Bisma dan Dina. Ia yakin kalau
Ia bisa merawat dan membesarkan bayinya tanpa Bisma, tanpa Ayah dari
bayinya itu, tanpa lelaki yang sudah membuat dirinya sendiri menderita.
Franda benar-benar wanita yang sangat kuat.
Franda pun langsung meraih segelas susu hangat yang sebelumnya telah
Ia siapkan, Ia meneguk susu khusus Ibu hamil itu dengan penuh semangat.
Ia selalu melakukan hal itu disaat sebelum tidur karna Franda tidak mau
kalau sampai terjadi apa-apa dengan bayinya, Ia ingin bayinya kelak
menjadi anak yang sehat dan cerdas, jadi dengan cara apapun Franda pasti
akan melakukan hal ini agar kandungannya sehat..
"nah, sekarang waktunya kita bobo sayang..
Semoga malam ini dan seterusnya menjadi hari-hari yang menyenangkan
buat kita, amiin"perlahan Franda pun membaringkan tubuhnya, Ia menarik
selimut tebalnya untuk menutupi tubuhnya dan segera memejamkan matanya
untuk tidur
"Aku gak akan temuin kamu Bis, Aku janji..
Aku akan rawat bayi ini dengat sekuat tenaga Aku..
Aku janji akan besarin anak ini sendiri, dan itu tanpa kamu..
Semoga kamu dan Dina bisa memiliki keturunan juga.
Semoga kamu lebih bahagia sama Dina, Aku selalu doa'in buat
kebahagiaan kamu Bis, kamu pasti sangat bahagia sama Dina sekarang, iya
Aku yakin, kamu pasti bahagia.."batin Franda tersenyum, Ia pun segera
memejamkan kedua kelopak mata sipitnya untuk tidur karna hari sudah
cukup malam..
Keesokan harinya..
Saat ini, kamu tengah berdiri didepan rumahmu, wajahmu terlihat
begitu gusar dengan sebuah BB yang terus kamu bolak-balikkan ditanganmu.
Sungguh kamu dibuat kesal dan cemas menunggu kedatangan seorang lelaki tampan yang kini sudah resmi menjadi kekasihmu
"isssh Reza mana sih?
Katanya mau jemput? Tapi ini udah telat banget, masa belum datang juga?
Issshh Reza resseee, nyebelin!!"kamu pun terus menggerutu tak jelas
karna kesal menunggu lama, kamu kembali mencoba menghubungi nomor ponsel
Reza yang mendadak berada diluar jangkauan itu, sungguh pagi ini kamu
dibuat kesal dan emosi akan sikap Reza
"nomor yang Anda tuju sedang berada diluar jangkauan, cobalah
beberapa saat lagi.."suara itu yang terus terdengar saat kamu mencoba
menghubungi Reza
"Rezaaaa.. Kamu dimana sih?
Kenapa jadi berada diluar jangkauan gini??..
Memangnya kamu lagi dimana Ejaaaaa?
Kamu gak lagi didaerah pegunungan atau di hutan kaaan?
Kamu enggak lagi kesasar diplanet lain kan? Sampe nomor kamu harus diluar jangkauan gini?..
Isssshhh kesel-kesel-keseeeeell...!!"teriakmu mendengus kesal, kamu
pun sampai menghentak-hentakkan kedua kakimu kelantai karna kesalnya.
Hingga akhirnya terdengar suara seorang pria yang sangat tidak asing
ditelingamu. Ia muncul tiba-tiba sambil menunjukkan senyum lebarnya
didepanmu.
"hehe maaf sayang, telatt..
Tadi Aku kena macet, trua jalanan juga kena banjir, jadi maaf yah
kalau Aku telat jempunya, Aku beneran ko sayang, Aku gak bohong, tadi
Aku beneran kena macet, kamu jangan marah yah?.."ucap Reza menjelaskan
yang terjadi padanya hingga membuat Ia telat menjemputmu. Namun kamu
hanya menatap Reza cuek sambil melipat kedua tanganmu didepan dada
"Aku fikir kamu bukan cuma kejebak macet karna banjir, Aku fikir kamu ikutan kelelep dan hanyut kebawa air banjir..
Alesan yang basi tau gak!"dengusmu kesal tanpa melirik sedikitpun kearah Reza
"wadduh? Marah dah, aduuhh.. Gimana nih?
Maaf banget sayang Aku emang bohong..
Tadi Aku tuh telat gara-gara ngeladenin si Ilham sama Istrinya bukan
karna kejebak macet atau banjir, Aku minta maaf.."batin Reza
menunjukkan tampang bersalahnya, Ia begitu ketakutan karna telah
membohongimu, karna baru kali ini Reza berani berbohong padamu. Reza
sendiri type seorang yang sangat jujur apalagi dengan sikapnya yang
sangat polos itu, sungguh hatinya tidak bisa berkata bohong
"jadi pergi gak nih?
Atau kamu masih tetep mau bengong disitu sampe BANJIR nya nyampe
kesini??"tanyamu melirik kearah Reza, kamu sampai menekan kata-katamu
karna masih merasa kesal
"i..iya sayang ja..jadi.
Yaudah kita berangkat sekarang yah?"jawab+ajak Reza gugup, Ia pun
menyodorkan satu helm kearahmu, Ia tadi memang datang dengan sepeda
motornya bukan dengan mobil. Dan Reza sangat mentaati peraturan lalu
lintas hingga selalu membawa dua helm kalau berpergian, walau dekat
sekalipun...*anak baiik..#eh?
Kamu pun mengambil helm yang Reza sodorkan kemudian naik keatas
motor Reza dan duduk dibelakang Reza, namun raut wajahmu masih saja
ditekuk jadi tujuh dan begitu kusut bagai baju yang belum disetrika
"pegangan yah?
Aku bakalan bawa motornya dengan kecepatan tinggi, jadi biar gak
jatuh kamu harus pegangan.."suruh Reza tersenyum menatap kearahmu
"issh iya bawel, nih Aku pegangan.."balasmu masih saja kesal, kamu
pun melingkarkan kedua tanganmu diperut Reza, meskipun raut wajahmu
begitu jutek tapi kalau sudah berada diposisi seperti ini kamu pasti
langsung luluh seketika
"nah gitu dong.. Kan badan Eja jadi enggak dingin lagi.."ucap Reza
tersenyum senang dan berhasil membuatmu tersenyum malu mendengarnya
"iya ya udah sekarang jalanin motornya, nanti Akunya telat kalau
kamu senyum-senyum terus.."balasmu ngasal yang membuat Reza kembali
tersenyum hingga gigi putihnya itu mendadak kering*eh?
"iya Aku jalanin.."balas Reza yang akhirnya melajukan motor ninja berwarna Putih itu meninggalkan pekarangan rumahmu..
Kamu hanya diam seribu bahasa dan lebih erat melingkarkan tanganmu
diperut Reza, kepalamu pun kamu senderkan dipunggung Reza membuat angin
pagi yang sangat dingin pun mendadak hangat seketika terasa
ditubuhmu..*hassek#eh?
"makanya kalo mau mesra-mesraan kaya Gue cepetan married, biar cepet
kasih cucu juga buat mamah papah. Titik aja udah hamil nih, loe gak
ngiri apa lihat Gue sama istri Gue yang semakin hari semakin mesra?
Eh married itu enak loh Ja, tiap malem bisa berduaan terus, trus
ntar loe juga bisa lakuin apapun sesuka hati loe sama (namamu) yang
menurut loe sangat cantik tapi masih cantikan istri Gue. Haha buruan
kawiin.. Ntar penghulunya keburu pindah rumah kalo loe nunggu jadi
Dokter dulu, hahaha"tiba-tiba ucapan Ilham pagi tadi terngiang kembali
diotak Reza, perkataan Ilham yang terus meledeknya itu terus berkecamuk
diotak Reza, sungguh adik kandung Reza satu-satunya itu selalu berbicara
ngasal dan meremehkannya, apalagi kalau sudah menyatakan kalau Menikah
itu enak, hufh.. Rasanya Reza hanya dibuat cengo karna Ia bingung akan
bayangan yang diucapkan Ilham.
Apa benar nikah itu menyenangkan?
Apa benar bisa ngelakuin apapun termasuk yang sering Ilham lakuin dengan Titik istrinya?
Apalagi Reza sering banget tidak sengaja memergoki Ilham saat tengah bermesraan.
Hingga waktu itu Reza pernah menanyakan hal konyol pada Ilham tentang apa itu Kissing?
Haha sungguh Ilham dibuat tertawa ngakak akan pertanyan dari Reza, hingga Reza pun kapok bertanya seperti itu lagi sama Ilham
"haduuh.. Kenapa ucapan si Ilham terus terngiang diotak Gue sih?..
Lagian masa married enak?
Enak apanya coba?
Yang ada kalo Gue udah nikah sama (namamu) pasti bakal berantem terus deh..
Tapi Gue penasaran sama itu kissin?
Kira-kira (namamu) mau gak yah Gue ajakin kissing?
Aahh ngaco! Otak Gue jadi ngaco gara-gara Ilham, enggak. Gue harus
jadi Dokter dulu baru Gue nikahin (namamu) iya, Gue harus gapai
cita-cita Gue dulu enggak kaya si Ilham yang kaga punya cita-cita itu,
iya Gue gak boleh kaya Ilham.
Lagian kalo jodoh pasti gak akan kemana, dan secepatnya Gue akan
cari tau apa itu Kissing.."batin Reza terus mengoceh gak jelas sendiri
padahal Ia tengah mengendarai motornya, Ia pun meyakinkan dirinya
sendiri kalau keputusan yang Ia ambil itu sudah benar dan sangat
benar...*hohoho Bagooesss...*ala BJ biang kerok cilik..*Ahahahaa...*eh?
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p