Minggu, 08 Desember 2013

Diantara Tiga Cinta #Part 3

Mobil Sport Putih milik Reza ini akhirnya sampai didepan rumahmu, Ia mematikan mesin mobilnya seraya melirik kearah mu dengan tatapan yang tidak seperti biasanya



"ko Gue jadi penasaran sama adegan Bisma-Dina tadi yah?
Gue jadi pengen ngelkuin hal yang sama kaya Bisma, pasti enak tuh bibir Gue bisa nyentuh bibir (namamu), trus Gue bisa ngehisap lehernya juga.."pikir Reza melirik bibirmu yang tipis dan seksi itu, fikirannya sudah mulai aneh dan ngaco, bahkan Ia sampai ingin mempraktekkan apa yang dilihatnya tadi.

Oh iya Reza itu orangnya sangat polos, Ia memang sudah sering pacaran, namun cara berpacarannya hanya sebatas mengobrol biasa dan pegangan tangan. Kalau mengecup atau mencium bibir Reza belum pernah karna Ia memang sangat polos dan tidak tahu menahu akan hal itu

"issh.. Ko kamu ngelihatin Aku nya kaya gitu banget sih Ja?
Kamu gak lagi mikirin hal-hal yang aneh kan?.."tanyamu sedikit kesal dan curiga juga. Namun Reza tidak menghiraukan pertanyaanmu, Ia justru malah tersenyum menatap wajahmu yang menurutnya sangat cantik itu

"Bisma aja bisa, kenapa Gue enggak"batin Reza tersenyum devil, Ia pun mulai mendekatkan wajahnya kewajahmu, sungguh jantung kamu pun dibuat berdisco ria akan sikap Reza ini

"J..ja, ka..kamu mau ngapain?"tanyamu gugup, lagi-lagi Reza tidak menghiraukan pertanyaanmu, Ia malah memegang pundak kananmu dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya meraih dagu mu yang cukup panjang itu

"Aku cuma pengen ini.."ucap Reza pelan kemudian langsung meraih dagumu dan bibirnya menyentuh bibir tipismu, Reza benar-benar mempraktekkan apa yang dilihatnya tadi saat tak sengaja melihat Bisma dan Dina bercumbu

Jantung kamu benar-benar dibuat berhenti mendadak oleh Reza, Ia sudah mengambil first kiss mu yang ternyata ini juga first kiss Reza



"Emmmuacchh"akhirnya Reza pun melepaskan bibirnya dari bibirmu, Ia sama sekali tidak memainkan bibir merah mudamu dan hanya mengecupnya sekilas saja

"makasih yah?
Udah malam, mending sekarang kamu pulang.."ucap Reza tersenyum manis, Ia sungguh polos dan sama sekali tidak mengerti cara berciuman ala anak jaman sekarang yang bukan hanya mengecup tapi kadang suka memainkannya juga

"i..iya Ja, ya..yaudah Aku pulang.."balasmu gugup, kamu benar-benar kaget namun hati kamu juga merasa senang karna mendapatkan satu kiss yang begitu mengejutkan dari Reza

kamu keluar dari mobil Reza dan segera masuk kedalam rumah mewahmu, sementara Reza langsung melajukan mobilnya sambil tersenyum kearahmu


"Hahaa... Gue berhasil!
Yeeee akhirnya bibir Gue enggak perjaka lagi.. Hohooiiii!!!"teriak Reza gak jelas sambil terus melajukan mobil sport putihnya, Ia sungguh bahagia karna akhirnya bisa mengecup bibir (namamu) walau Ia sendiri tidak tau kalau kecupan yang Bisma lakukan tadi tidak seperti itu, tapi Reza sungguh sangat senang akan hal ini..*haha bang jae poloss...'xD






**
Sinar matahari pagi akhirnya menyambut kedua insan yang masih pulas tertidur ini, tubuh Bisma dan Dina pun masih dengan posisi semalam yang saling memeluk satu sama lain dan tertutup rapat oleh selimut tebal


"ngh~ Bis.."desah Dina tiba-tiba membuka kedua bola matanya, cahaya mentari ini cukup silau hingga membuat tidur indahnya terganggu

Dina mengerjap-ngerjapkan matanya dan mencoba melepaskan tangan Bisma yang merangkul tubuhnya, Ia tersenyum saat melihat wajah polos Bisma saat tertidur

"kamu lucu banget kalau lagi tidur gini Bis.."gumam Dina tersenyum seraya mengelus pipi Bisma pelan, Ia seolah ingat akan apa yang dilakukan Bisma semalam, tangannya pun langsung segera melihat kedalam selimut yang masih menutupi tubuhnya

"ya ampun Bis..
Jadi semalam kamu udah beneran nyentuh Aku?
Ya Allah.. Tega banget sih, dibilangin capek juga masih aja tetep nyentuh, dasar nakal.."ucap Dhira sedikit kesal, namun diiringi senyum, Ia kembali menatap wajah Bisma dan mengelus wajahnya

"Aku mau mandi dulu, kamu cepet bangun biar kita bisa sarapan bareng, Love You.. Muaach"bisik Dina pelan lalu mengecup pipi Bisma sekilas kemudian segera beranjak menuju kamar mandi dengan selimut yang Ia bawa untuk menutupi tubuhnya, sedangkan Bisma sendiri masih pulas tertidur hanya mengenakan boxer merahnya saja..*gak usah dibayangin pamali!*eh?






**
"hemz.. Udah wangi banget sih kamu sayang..
Jadi pengen meluk terus deh.."ucap Bisma yang tiba-tiba saja datang memeluk Dina dari belakang, Ia mencium aroma parfum dileher Dina yang sangat Ia sukai ini

"udah mandinya?"Dinamelepaskan tangan Bisma yang melingkar erat diperutnya dan tersenyum menatap wajah suaminya ini

"udah dong sayang, masa udah ganteng kaya gini kamu gak sadar juga.."balas Bisma pede seraya mengibaskan poni hitamnya, Dina hanya tersenyum melihat sikap Bisma yang memang tidak bisa berubah dari saat pacaran sampai sudah menikah sekalipun

"pede kamu, jelek juga ih!"ledek Dina yang langsung berlalu menuju meja makannya

"aisssh? Masa jelek sih sayang?
Aku tuh ganteng tau, malahan pake banget..
Kalo gak percaya tanya aja sama Franda, Dia tuh yang selalu bilang Aku ganteng karna emang kenyataannya Aku ganteng.."protes Bisma mengelak ucapan sang istri, Ia pun ikut menyusul Dina kearah meja makannya kemudian duduk disamping Dina untuk menyantap sarapan paginya

"oh ya? Berarti Franda itu cuma bohong sama kamu, soalnya kamu itu jelek Bisma, J-E-L-E-K!"lagi-lagi Dina tidak mau mempercayai ucapan Bisma, Ia begitu senang kalau sudah membuat Bisma kesal akan ledekan-ledekannya ini

"isssh rese kamu yah sayang?
Kalau emang Aku jelek trus ngapain kamu mau nikah sama Aku?
Malahan semalam kita sampai(?)"tiba-tiba Bisma menggantungkan ucapannya

"Aku becanda Bismaa..
Issh kamu tuh gak bisa diajak becanda banget sih.."dengus Dina kesal menarik hidung mancung Bisma hingga merah

"a.a.aaaaw!! Sakit atuh sayang, maen tarik-tarik aja nih?
Lagian Aku juga cuma becanda tauu, dasar jelek!"kini malah gantian Bisma yang mengacak-ngacak poni Dina, Ia sungguh menikmati kebersamaan dan kehangatan bersama istrinya ini

"haha jelek juga tetep suka.."ucap Dina tersenyum diiringi tawa kecilnya

"iya suka, malahan cinta"balas gombal melirik kearah Dina

"iya aja deh biar cepet, ya udah sarapan dulu biar sehat dan cepet gemuk"ucap Dina sedikit bercanda seraya menyodorkan sehelai roti yang sudah Ia siapkan kearah Bisma

"berarti selama ini Aku gak gemuk alias kurus gitu?
Rese banget sih kamu sayang..
Lihat aja kalau nanti kamu udah hamil Aku bakalan aduin ini sama baby kita, biar Aku ada yang belain ntar.."balas Bisma seperti anak kecil, Dina hanya tertawa geli melihat sikap Bisma yang terkadang menyebalkan namun sangat membuatnya nyaman


"oh iya Bis, ko dari kemarin Aku gak lihat Franda yah?
Kamu ketemu sama Dia gak?
Soalnya Aku beneran gak lihat dan gak ketemu sama Franda, padahal Aku pengen banget bilang makasih sama Dia karna udah membenarkan kesalah pahaman diantara kita hingga kita bisa menikah seperti sekarang.
Aku punya hutang budi sama Franda Bis.."tanya Dina tiba-tiba, Bisma sungguh dibuat kaget akan pertanyaan Dina karna Ia sendiri tidak tahu kenapa Franda tiba-tiba menghilang dan tidak menghadiri acara istimewa nya

"Aku..aku juga gak tau sayang..
Aku gak ketemu sama Franda, nomor Handphone nya aja tiba-tiba gak aktif, Aku udah coba ngubungin Dia, tapi tetep gak bisa, Aku juga ngerasa berhutang budi sama Franda karna Dia selalu ada buat Aku, tapi dihari bahagia kita Franda malah gak datang.."balas Bisma lirih, acara sarapan paginya mendadak berhenti karna mengingat sosok sahabat yang sudah Ia anggap saudara sendiri ini tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Bisma sungguh kehilangan sosok Franda karna biasanya Ia lebih sering menghabiskan waktu dengan Franda dari pada Dina

"nanti kita cari aja yah?
Aku mau Franda tinggal disini sama kita.
Aku udah anggap Dia saudara Aku sendiri Bis..
Kamu tau sendiri kan, tanpa Franda mungkin kita gak bisa kaya sekarang, mungkin Aku juga udah milih pergi keluar Negri dan ngebatalin pernikahan kita karna kesalah fahaman kita dulu, Aku bener-bener berhutang budi sama Franda Bis.. Kamu cari Dia yah?.."jelas+pinta Dina menatap Bisma lirih, Ia memegang tangan Bisma penuh harap agar Bisma mau mewujudkan keinginannya

"Franda kan emang tinggal disini sayang.. Jadi pasti kalau pulang Franda bakalan kesini.
Gak usah khawatir yah? Aku tau Franda itu gak akan berani pergi jauh..
Mungkin Ia cuma lagi ada urusan aja makanya sampai gak datang dipernikahan kita, dan mungkin juga hp nya rusak jadi gak bisa Aku hubungi, jadi gak usah terlalu khawatir oke?.."ucap Bisma meyakinkan dan membalas tangan Dina yang menggenggamnya, Ia tersenyum menatap wajah istrinya ini seolah semuanya akan baik-baik aja

"tapi hati Aku mendadak gak enak Bis..
Aku takut terjadi apa-apa sama Franda, Aku takut Dia gak akan pernah pulang kerumah ini lagi, Aku takut kehilangan sosok sahabat seperti Dia.."batin Dina lirih namun tetap mencoba tersenyum didepan Bisma

"Jujur hati Aku gak karuan banget kalau udah ingat sama Franda.
Aku ngerasa Franda lagi dalam masalah besar, Aku takut Ia gak bisa ngatasin masalahnya kalau hanya sendirian..
Aku sayang sama Franda Din, karna selama kamu bersikap ogois Franda lah yang selalu ada buat Aku, tapi Aku juga gak bisa ngungkirin kalau Aku lebih cinta sama kamu dan Franda hanya Aku anggap saudara saja.."batin Bisma mengungkapkan apa yang dirasakannya, dulu hubungan Bisma dan Dina memang sangat rumit dan sering kali dilanda konflik. Salah satunya karna sikap Dina yang egois dan Bisma yang terlalu mengemis cinta Dina hingga tak jarang sering juga tersakiti. Dan Franda lah satu-satunya orang yang selalu ada dan selalu membuat Bisma bangkit kala terjatuh, Franda lah orang yang selalu setia mendengar semua curhatan Bisma dan memberikan solusi-solusi untuk Bisma.
Hingga akhirnya terjadi suatu kejadian yang sangat tidak diinginkan hingga Bisma menyentuh tubuh Franda.
Dan satu hal yang harus kalian tau kalau Bisma sama sekali tidak mengingat kejadian tersebut, Ia malah menganggap itu sebuah mimpi karna keadaannya saat itu memang tengah frustasi berat akibat Dina.

"semoga kamu baik-baik aja Nda.
Aku jadi kangen sama kamu..
Aku ngerasa hati Akus epi kalau kamu gak ada disini, padahal Dina ada, tapi Aku tetap ngerasa ada yang kurang karna kamu gak ada.."batin Bisma lagi, bibirnya tiba-tiba tersenyum karna terbayang wajah dan sikap Franda yang selalu menghiasi hari-harinya itu..






**
"Hueeek!! Uueeeek...!!"Franda terus saja muntah-muntah karna perutnya yang mual, wajahnya pun mendadak menjadi pucat pasi karna rasa mual yang berasal dari dalam perutnya itu


"Ya Tuhan.. Apa seperti ini rasanya hamil?
Kenapa mual banget?.. Aku gak kuat kalau terus-terusan mual kaya gini..
Aku gak kuaat.."batin Franda lirih, Ia membasuh mulutnya dengan air yang mengalir dari wastafle, Ia menatap wajahnya dicermin, perutnya yang sedikit terlihat membuncit itu juga ikut Ia tatap seraya mengelusnya

"biasanya seorang wanita hamil itu selalu mendapatkan perlakuan dan perhatian lebih dari suaminya.
Tapi Aku gak punya suami..
Aku gak punya seseorang yang bisa ngedampingin Aku dengan kondisi yang seperti in..
Cocoh.. Nda butuh Cocoh disini, Nda butuh Cocoh.."tiba-tiba air mata Franda menetes, hatinya sungguh teriris karna Ia tidak memiliki siapa-siapa lagi disini.
Ia sendiri sangat bingung karna tidak mungkin kalau Ia harus menemui Bisma dan meminta pertanggung jawaban Bisma, apalagi harus pulang menemui kedua orang tua kan kakak kandungnya yang selalu Ia panggil Cocoh atau Rafael

"hiks.. Nda takut gak bisa ngejalanin semua ini sendiri Coh, Nda butuh Cocoh..
Nda butuh bahu Cocoh buat Nda tangisin..
Nda gak bisa apa-apa disini..
Nda gak mungkin nemuin Bisma karna Nda gak mau ngerusak kebahagiaan Bisma. Nda cuma butuh Cocoh..
Cuma Cocooh..."lirih Franda lagi, tubuhnya terkulai lemas ditembok kamar mandinya, Ia merasa kalau yang Ia lakukan ini ternyata malah membuat hidupnya semakin sulit, apalagi keadaan Franda sendiri tengah hamil, dan perempuan hamil itu memang tidak bisa hidup sendiri tanpa didampingi oleh orang lain


"hiks.. Aku takut kalau nanti bayi ini lahir sebelum waktunya Bis..
Aku beneran gak kuat setiap hari perut Aku mual-mual terus..
Semua makanan yang Aku makan pasti keluar lagi, Aku gak bisa kasih nutrisi buat bayi kita, Aku gak bisa Bismaa.. Hiks Aku gak bisa..."isak Franda menangis sambil terus memegangi perutnya, tubuhnya benar-benar sangat lemas karna beberapa hari terakhir sampai sekarang Franda sangat kesulitan untuk memberikan asupan nutrisi pada tubuhnya sendiri karna selalu mual dan muntah terus, alhasil setiap makanan yang Ia makan pasti keluar lagi saking mualnya

"maafin mamah ya sayang..
Mamah gak bermaksud nyiksa kamu didalam rahim mamah ini..
Tapi mamah beneran gak kuat kamau perut mamah mual terus..
Pliss kamu bantu mamah, jangan biarkan tubuh mamah lemas hanya karna rasa mual ini, bantu mamah sayang.."lirih Franda mengelus perutnya yang kini sudah sedikit terlihat membuncit

Franda pun mencoba bangun dan menghilangkan semua rasa mual juga rasa lemas ditubuhnya, Ia meyakinkan dirinya kalau bayi yang Ia kandung harus tetap hidup dan tidak boleh meninggal atau keguguran. Biarlah saja Bisma tidak tau tapi bayi itu sama sekali tidak memiliki dosa dan layak untuk hidup meski kehadirannya tidak diinginkan

"Aku gak boleh lemah, Aku harus kuat demi anak Aku..
Ayo Franda kamu pasti bisa.
Kamu pasti bisa melawan semua rasa mual dan lemas ditubuh kamu ini, bayi kamu butuh nutrisi dan vitamin dari kamu, kamu harus bisa dan kamu harus kuat demi bayi kamu.."ucap Franda menyemangati dirinya sendiri, Ia pun segera bangkit dan bergegas keluar dari dalam kamar mandinya meski sangat sulit karna kondisinya benar-benal sangat lemas..








Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p