Minggu, 08 Desember 2013

Diantara Tiga Cinta #Part 5

Gadis kecil berwajah lucu nan imut ini terlihat asik bersembunyi dibalik kursi, Ia menutup kedua mulut mungilnya agar suata tawa kecilnya itu tidak keluar dan didengar oleh siapapun



"aduuhh.. Putri kecilnya Ayah sembunyi dimana yaa?
Ko enggak kelihataan??.."Bisma terlihat celingukan mencari gadis kecil tersebut, langkahnya pun mendekati kursi ruangan dimana gadis kecil berusia 4'tahun tadi bersembunyi

"ahaha, Ayah Bisma pasti gak bakalan tau kalau Luna sembunyi disini, ahaha.."tawa gadis kecil bernama Aluna ini terus Ia tahan, wajahnya yang putih nan menggemaskan pun semakin terlihat lucu

sementara Bisma yang sebenarnya tau dimana Aluna bersembunyi hanya tersenyum pura-pura tidak tahu

"Aduuhh dimana sih Putri Aluna itu?..
Ko dari tadi Ayah cariin gak ketemu-ketemuu???.."ucap Bisma lagi. Aluna semakin dibuat tidak tahan ingin tertawa mendengar suara Bisma, rasanya Ia ingin sekali membuka mulutnya untuk bisa tertawa lebar akan suara Bisma yang menurutnya mengundang tawa itu


dan...



"Kennaa!! Ahaha putri Aluna akhirnya kena Ayah tangkap.. Ahaha.."tawa Bisma dan Aluna pun pecah seketika karna Bisma berhasil menemukan Aluna, Ia sungguh bahagia kalau sudah bermain-main dengan gadis kecil ini

"ahaha.. Ayah culang, masa Ayah langsung tahu kalau Luna disini?
Halusnya kan Ayah pula-pula enggak tau duluu.."protes Aluna tidak terima. Bisma hanya terkekeh geli mendengar suara protesan lucu Aluna

"empp.. Ya udah deh kalau gitu Ayah mau pura-pura enggak tau lagi.
Sekarang Luna sembunyi lagi yah?
Nanti Ayah pasti bisa cari dan temuin luna, mmuach.."pasrah Bisma menuruti apa yang diinginkan Aluna, Ia mengecup kening Aluna sekilas sebelum aluna akhirnya berlari mencari tempat persembunyiannya yang lain..

"kamu bener-bener anak yang lucu sayang.."Bisma tersenyum miris menatap kearah Aluna, tiba-tiba air matanya menetes melihat gadis kecil itu berlari menjauhinya, entahlah apa yang tengah terjadi dengan Bisma, bahkan Dina sang istri pun sampai ikut meneteskan air mata melihat Bisma dan Aluna bisa sedekat ini


"Maafin Aku ya Bis.. Aku gak bisa kasih apa yang kamu mau, maafin Aku..."Dina langsung berhambur memeluk tubuh Bisma dari belakang, Ia benar-benar merasa gagal menjadi seorang istri karna tidak bisa memberikan apa yang diinginkan oleh seorang suami pada umumnya

"enggak sayang, kamu gak perlu minta maaf..
Allah lagi nguji kita, gak usah nangis yah? Aku ikhlas ko Din kalaupun Aku gak bisa punya anak, Aku ikhlas asal kamu tetep disamping Aku, Aku cuma butuh kamu..."Bisma membalikkan tubuhnya menatap teduh wajah Dina, perlahan tangannya pun mengelus lembut pipi Dina dan menghapus air mata Dina yang menetes, hatinya akan lebih sakit kalau melihat Dina menangis

"tapi Aku gak kaya Ilham Bis..
Ilham bisa punya anak selucu Putri Aluna, Aku gak bisa, Aku udah gagal, Aku udah gagal Bis.."lirih Dina menunduk penuh sesal. Bisma pun menarik kepala Dina kedalam dekapan hangatnya agar perempuan yang sangat dicintainya tidak terus-terusan menyalahkan diri sendiri

"kejadian itu udah terjadi 4'tahun yang lalu, gak usah diinget-inget lagi ya sayang?
Putra kita emang gak bisa diselamatkan, bahkan rahim kamu ikut rusak gara-gara kecelakaan itu, tapi Aku gak pernah nyesel sayang, Aku gak pernah nyalahin kamu. Ini sudah takdir dari Allah.. Kita harus ikhlas yah? Jangan nangis.."Bisma menatap kembali wajah Dina, Ia selalu menguatkan Dina agar tidak mengingat kejadian buruk 4tahun lalu. Kejadian dimana saat itu Dina hendak menemui Bisma dikantornya dan menyetir mobilnya sendiri padahalk Dina tengah mengandung, dan disaat itu punya kaki Dina mendadak kram hingga tidak bisa mengendalikan mobil yang Ia kendarai, mobil Dina menabrak pohon besar, dan Dina mengalami keguguran, bahkan rahimnya harus diangkat karna kecelakaan fatal itu. Dina sungguh merasa bersalah karna Ia tidak bisa memberikan Bisma keturunan lagi setelah bayi pertamanya tidak tertolong. Dan putri kecil bernama Putri Aluna tadi itu bukan anak kandung Bisma dan Dina. Itu adalah putri kecil Ilham yang memang tengah dititipkan dirumah Bisma. Namun tadi mereka sedang mengadakan permainan dan Aluna harus memanggil Bisma Ayah sebagai syarat permainan itu, hati Dina semakin dibuat teriris kalau sudah melihat anak kecil, apalagi Aluna sampai memanggil Bisma Ayah, rasanya semakin dibuat sesak saja dada perempuan cantik ini

"Aku tahu hati kamu sebenarnya rapuh Bis, Aku tahu perasaan kamu sekarang itu sangat hancur, Aku tahu dan Aku bisa rasain itu semua..
Aku udah gagal jadi istri yang baik buat kamu, Aku udah gak pantes buat kamu Bis, Aku uah gak pantes..."lirih Dina menenggelamkan wajahnya didada bidang Bisma, Bisma hanya meneteskan air mata mendengar Dina berbicara seperti itu karna itu memang yang Bisma rasakan, tapi Ia juga tidak bisa menyalahkan Dina sepenuhnya karna ini semua sudha menjadi takdir yang diberikan oleh Tuhan.

"kamu gak boleh bicara seperti itu sayang, kamu itu satu-satunya yang paling pantas buat Aku, kamu perempuan yang Allah kirim buat Aku.
Kita hanya perlu ikhlas, Kau yakin suatu saat kita pasti bisa punya anak, gak ada yang gak mungkin dimata Allah din walau rahim kamu enggak ada sekalipun, percaya sama Aku yah? Muaach.."jelas Bisma mengecup lembut kening dina, tangannya mengelus lembut puncak kepala Dina agar perempuan cantik ini bisa tenang dan berhenti menyalahkan dirinya sendiri akan takdir yang sedang tidak memihak ini.


"kalau Aku bisa nemuin Franda Aku akan minta kamu nikahin Dia Bis, Aku ingin kamu bisa bahagia sama Franda, tapi sampai sekarang saja Aku gak tau dimana keberadaan Franda, bahkan dimana alamatnya sekarang pun Aku gak tahu, padahal banyak hal yang ingin Aku ceritakan sama Dia, banyak hal yang ingin Aku pinta dari Dia, tapi itu semua mustahil karna Franda gak ada disini, Franda udah pergi jauh dan gak mau kembali lagi.."batin Dina mengingat akan sosok sahabat terbaiknya yang saat ini entah berada dimana

"Ndaaa.. Tolong Akuu, Aku butuh kamu Ndaa, Aku butuh kamu buat cerita semua takdir buruk ini..
Aku pengen kamu nguatin Dina biar Dina gak berbicara seperti ini terus, Aku gak kuat kalau Dina sering nangis dan nyalahin dirinya sendiri, Aku gak kuat Nda.."batin Bisma seakan menjerit meminta pertolongan Franda sahabat yang selalu ada untuknya ini, sahabat yang sekarang entah berada dimana, hanya Tuhan yang tahu keberadaannya sekarang..





**
Bocah laki-laki ini berusia 4'tahun ini terlihat begitu asik duduk menyendiri diteras depan rumahnya, pandangan matanya yang sipit menatap lurus kedepan, bibir mungilnya pun sedikit tersenyum melihat kearah depan yang sebenarnya tidak terlihat apapun disana

"Ayah.."pikirnya kembali tersenyum, bola matanya pun menerawang jauh dengan angan dan imaginasi nya yang tengah membayangkan sosok pria yang selama ini ingin Ia temui itu

"kapan ya Ais bisa ketemu Ayah?
Ais kangen sama Ayah.."pikirnya lagi dengan wajah sendu dan berkaca-kaca


"hemz.. Elfaris kebiasaan nih?
Masa Bunda panggilin dari dalam tapi gak nyahut-nyahut?..
Ais lagi mikirin apa sih sayang? Cerita dong sama Bunda?"tiba-tiba perempuan cantik yang ternyata Franda ini keluar dan menghampiri bocah kecil bernama ELFARIS PUTRA ini, bibirnya tersenyum kecil menatap wajah putra semata wayangnya yang sangat hobby menyendiri diteras depan

"Bunda?"pekik Faris sedikit kaget

"hayoo.. Ais lagi ngelamunin apalagi?
Ko kaget gitu lihat Bunda?"tanya Franda seraya ikut duduk disamping Faris, tangannya mengelus lembut rambut hitam lurus Faris

"Ais enggak apa-apa ko Bun, Ais cuma lagi nungguin om Morgan, tadi kan om Morgan janji mau kesini, Ais kangen sama om Morgan.."jawab Faris meyakinkan, padahal sudah jelas-jelas Ia memikirkan ayahnya, tapi anak kecil yang satu ini sungguh pintar dan tidak pernah mau melihat Bundanya nangis kalau sudah menyebut kata 'Ayah'

"Memangnya om Morgan mau kesini?
Bukannya tadi om Morgan bilang gak bisa kesini yah?
Kan tadi tante Rikha udah bilang kalau om Morgan nya lagi sibuk, jadi Ais gak bisa bohongin Bunda.."Franda mendelikkan mata sipitnya menatap Faris, Ia sungguh curiga kalau ucapan Faris itu hanya akal-akalannya saja agar Franda tidak curiga

"ahaha, iya Ais boong, maafin Ais ya Bunda.. Ais cuma gak mau Bunda sedih..
Ais tadi emang lagi enggak nunggu om Morgan, tapi Ais nunggu Ayah.."jelas Faris dengan sangat polosnya sedikit tertawa kecil. Franda hanya mengacak poni Faris sekilas dan mendadak sedih begitu mendengar kata 'Ayah'

"jangan sedih Bun, tadi Ais cuma lagi main aja ko.
Ais gak pernah nunggu Ayah, Bunda gak boleh sedih..
Ais gak papa gak punya Ayah, Ais masih punya om Morgan sama om Rangga. Ais udah enggak pelu Ayah, Ais cuma pelu Bunda.."Faris langsung berhambur memeluk tubuh Bunda yang sangat dicintainya ini, Ia merasa bersalah karna ulahnya kembali membuat sang Bunda menangis

"enggak sayang Bunda gak nangis ko, siapa yang nangis?
Ais gak pernah salah.. Jadi Ais gak perlu minta maaf.
Sekarang kita masuk aja yuk?
Nanti Bunda suruh om Rangga kesini deh sama tante Icha nya, Ais kan paling seneng main sama om Rangga dan tante Icha.
Ais mau kan?.."Franda tersenyum menatap wajah malaikat kecilnya ini, Ia selalu melakukan apapun agar Faris bahagia dan tidak terus-terusan bersedih karna menanyakan keberadaan sang Ayah yang mungkin sampai kapanpun tidak akan pernah Franda beritahu dimana keberadaannya

"iya Bunda Ais mau.."balas Faris mengangguk pelan dan tersenyum, Ia pun segera berlari kecil memasuki rumah yang cukup mewah itu, sementara Franda hanya membuntutinya dari belakang

"Anak kamu sekarang udah besar Bis. Aku kasih dia nama ELFARIS PUTRA. Aku sengaja gak nyimpen nama kamu sedikitpun dibelakang nama Ais, karna Aku takut suatu saat jika kamu bertemu Ais kamu akan curiga akan nama kamu yang ada dibeklakang nama Ais, makanya Aku gak lakuin itu karna Aku gak akan pernah ngasih tau dan nemuin kamu dengan Ais.
Tapi jujur, Aku paling gak kuat kalau udah denger dia nanyain Ayahnya, Aku gak kuat kalau Dia nanyain dimana keberadaan kamu.
Aku gak bisa jawab Bis, air mata Aku langsung netes seketika itu juga. Aku gak sanggup buat bohongin Ais, tapi Aku juga gak mungkin jujur sama Dia.
Aku gak mau kamu tau dan itu malah akan buat hubungan kamu sama Dina hancur..
Aku bisa ngurus Ais sendiri tanpa kamu. Aku gak akan pernah bawa kamu kedalam urusan ini, Aku janji akan besarin Ais sendiri tanpa kamu.."batin Franda menatap malaikat kecilnya yang sudah lebih dulu masuk kedalam, Ia pun segera menyeka air matanya yang kembali menetes itu kemudian segera ikut masuk menyusul Faris...




**
Lelaki muda berjas putih ini tampak begitu lemas masuk kedalam rumah mewahnya, keinginannya untuk menjadi seorang Dokter kini sudah tercapai dan terlaksana. Bahkan gelar Dokter didepan namanya pun sudah Ia dapat menjadi Dr.Reza Anugrah.

"hufh.. Capek bangeett.. Gue ini Dokter atau satpam Rumah Sakit sih? Masa pulangnya kalo gak tengah malem ya pagi hari.
Hadeuuhh kapan ada waktu buat ngurusin masa depan?
Kasian (namamu), Dia pasti udah nunggu lama banget buat Gue lamar, tapi itu pasien gak bisa diajak libur, huh masa hampis 3x dalam seminggu Gue harus ngoperasi pasient terus? Udah kaya minum obat aja tau gak, huh pusing-pusiing.. Kapan berduaannya, kalo gini terus Gue gak bakalan tau apa itu kissing.. Hadeuh.. Nasib-nasib..."Reza terus mengoceh dan ngedumel gak jelas, kakinya pun begitu malas melangkah masuk, pekerjaannya sungguh melatih kesabaran hati dan fikiran, tubuhnya saja sampais edikit mengecil karna terlalu sering memikirkan pekerjaan dan kadang melupakan kesehatannya


"(namamu)- (namamu).. Maafin Ejaa..
Eja gak bermaksud buat kamu lama nunggu..
Eja janji secepatnya Eja pasti akan nikahin kamu, Eja cuma butuh waktu, Eja butuh waktu buat nanganun pasien Eja yang banyak ini, maafin Eja yaah..."ucap Reza berbicara sendiri, Ia benar-benar dibuat gila akan profesi dan pekerjaannya yang tidak mengenal waktu.


"Ahahaa.. Kasian amat sih abang Gue yang satu ini.
Haduuhh udah kerja pulang malem terus, dirumah kaga ada yang ngurusin, eh sekarang pulang kerja ngedumel-dumel sendiri kaya orang gila. Ahaha kesambet Rumah Sakit ye lu bang?
makanya jangan maen dikamar mayat sama UGD mulu, jadi kaga waras kan loe ahaha.."tiba-tiba terdengar suara Ilham yang begitu puas mentertawakan Reza, Ia sungguh paling senang kalau sudah meledek Reza kakak satu-satunya ini

"gak usah ketawa deh loe!
Aluna mana? Gue udah eneg lihat muka songong loe. Gue pengen main sama ponakan Gue aja. Mana Aluna?"tanya Reza mengalihkan pembicaraan

"Aluna lagi gak ada. Dia Gue titipin dirumah Bisma.
Mending loe cepetan married aja deh dan tinggalin jas putih sama tas kerja loe itu biar bisa cepet punya anak. Jangan maen sama anak Gue mulu, kasian tuh calom istri loe loe cuekkin terus, tar berpaling tau rasa loe.."jawab+ledek Ilham lagi, sungguh rasanya ingin sekali reja menelan hidup-hidup makhluk satu dihadapannya ini

"kalo bukan adik udah Gue suntik mati loe Am.
Lagian punya anak dititip-titipin mulu, kaga bisa ngurus anak loe, bisanya cuma munculin doang, ayah macam apa kaya gitu?"dumel Reza mendelik kesal

"yee sabar bang, masa loe mau nyuntik mati Gue?
Tar anak sama bini Gue gimana?
Eh lagian bukan Gue yang nitipin Aluna, tapi Bisma sama Dina yang minta Aluna nginep disana, kalo Gue sih oke-oke aja, kebetulan lagi pengen rimantisan sama istri, jadi yaaa no problem selama Aluna mau, haha.."jelas Ilham tertawa puas, Reza hanya menarik nafasnya panjang kemudian segera masuk kedalam kamarnya tanpa menghiraukan ucapan ngaler ngidul Ilham lagi

"jiaaah abang Gue marah?
Gak bisa main sama ALuna dia malah marah.. Haha"Ilham kembali tertawa kecil melihat ekspresi wajah Reza, Ia pun segera masuk menuju kamarnya dan menutup pintu rumahnya rapat-rapat..







Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p