Sabtu, 14 Desember 2013

Diantara Tiga Cinta #Part 12

"wish, ini malam pertamanya abang Gue nih.. Boleh kali yah gangguin dikit??"Ilham tersenyum jahil mengendap menghampiri kamar Reza. Ia membungkukan badannya mencari lubang kunci kamar Reza agar bisa melihat apa yang Reza lakukan denganmu didalam

"kayaknya belum dimulai deh, jadi Gue enggak ketinggalan.."pikir Ilham semakin memfokuskan kedua matanya kelubang kunci tersebut. Sungguh sangat jahil adik Reza satu-satunya ini.


Sementara itu..


"issh.. Reza gak romantis banget sih? Masa dimalam pertama kita Dia malam asik mainin handphon?"kamu mendelik kesal melihat sikap suamimu yang sangat manis ini, kedua tanganmu pun kamu lipat didada

"empp Aku mau langsung tidur yah sayang, Aku capek banget nih.. Good night, mimpi indah yah? Muach.."Reza mengecup keningmu sekilas kemudian menarik selimut tebalnya untuk segera tidur. Entahlah apa yang ada didalam fikirannya sampai-sampai Ia mengacuhkanmu seperti ini

"issh.. Bener-bener ngeselin banget sih, masa cuma di kiss kening doang? Uhh reza gak romantis!!"gerutumu kesal. Kamu pun membuang mukamu dan berbaring membelakangi Reza

"hiks.. Masa malam pertama Aku jadi istrinya Reza kaya gini banget.. Biasanya kan malam pertama itu jadi malam yang indah, tapi kenapa ini kaya gini? Reza ngeselin.. Aku benci kamu za, benciiii!!"kamu meremas bajumu sendiri karna kesal akan sikap Reza, air matamu pun sampai menetes merasa tidak ditanggapi keberadaanmu oleh Reza



"Ko Gue gak denger suara apa-apa yah? Ini sebenernya abang Gue ngapain sih didalam? Ko gak kedengeran suara apapun? Trus kaga kelihatan juga lagi..."pikir Ilham bingung. Ia terus saja mencari tahu apa yang dilakukan oleh Reza dan kamu didalam karna penasaran


"Kreeek!!"tiba-tiba tubuh Ilham tidak sengaja mendorong pintu kamar sampai terbuka karna memang tidak Reza kunci


"Siapa tuh?"Reza beranjak dari tempat tidurnya menoleh kearah pintu

"Aduh! Mampusss Gue"batin Ilham menutup matanya karna ketahuan oleh sang kakak

"Lo ngapain duduk-duduk disitu? Bukannya tidur malah masuk kamar Gue, kaya maling aja lo"bidik Reza mendelikkan matanya curiga

"hehe.. Gue.. Gue tadi, tadi Gue.. Aduh..
Gue tuh tadi mau nonton pertandingan sepak bola Bang, tapi ternyata belom mulai, hehe Gu.. Gue pamit dulu deh yah? Bye bang.."ucap Ilham cengengesan mencari alasan. Tanpa menunggu Reza mencurigainya Ia pun langsung keluar dari dalam kamar Reza

"pertandingan sepak bola, loe fikir Gue pemain timnas apa pake nonton dikamar Gue? Sarap tuh anak.."Reza menutup pintu kamarnya rapat-rapat dan tak lupa untuk menguncinya takut Ilham masuk lagi

"hufh.. Baru juga mau tidur, ada aja yang gangguin.."Reza menarik nafasnya panjang seraya berjalan menghampiri tempat tidurnya

"ko tidurnya ngebelakangin gitu sih? Kan Eja nya ada disini, lihat sini dong sayang.."ucap Reza lembut mencoba membalikkan tubuhmu agar menghadap kearahnya

"kamu nangis? Ko nangis sih? Kamu kenapa sayang? Ko kamu malah nangis? Eja punya salah yah? Maafin Eja yah? Tapi jangan nangis dong, Eja minta maaf kalau Eja salah.."kaget Reza panik melihat wajahmu yang mengeluarkan air mata

"udah jangan urusin Aku, urusin aja kerjaan kamu!
Dari dulu Aku emang gak pernah ada pentingnya buat kamu!
Bahkan dimalam pertama kita pun kamu tetep aja kaya gini. Jadi GAK USAH urusin Aku lagi!"ketusmu sedikit membentak, kamu menepis tangan Reza dan kembali membalikkan tubuhmu membelakangi Reza

"duuh, ko kamu malah marahin Eja sih? Memangnya Eja salah apa? Eja tuh sayang sama kamu, jadi gak mungkin Eja gak peduli sama istri Eja sendiri.."jelas Reza menyentuh pundakmu lembut, wajahnya sangat polos hingga tidak menyadari kalau sikapnya itu yang membuatmu marah

"Eja tuh gak pernah peduli tau gak! Kalau peduli gak mungkin kan Eja langsung tidur gitu aja! Malam pertama bagi sepasang pengantin baru itu harusnya jadi malam yang indah, bukan kaya gini Jja.."lirihmu menatap wajah Reza

"sayang jangan nangis dong, Eja minta maaf.. Eja gak tahu harus ngapain dimalam pertama ini. Tadi Eja lelah, makanya Eja langsung tidur.. Jangan nangis yah? Maafin Eja.."jelas Reza menghapus air mata dipipi putihmu

"masa Eja gak tahu harus ngapain? Yaudah kalau emang lelah tidur aja sana! Aku juga LELAH!"ketusmu membuang muka

Reza tampak kebingungan sendiri akan sikapmu ini

"huhf.. Yaudah Eja mau tidur.. Selamat malam yah? Eja sayang (namamu).."Reza mengecup puncak kepalamu lalu ikut berbaring disampingmu

Air matamu semakin deras saja mengalir, dadamu pun sangat sesak karna sikap Reza tidak seperti yang kamu inginkan. Ia bahkan malah acuh dan sangat cuek dengan wajah polosnya itu

"hiks.. Ini adalah malam paling buruk yang pernah Aku lewati, kamu keterlaluan Ja, Aku benci kamu, Aku benci.."lirihmu memejamkan mata membuat air matamu mengalir bebas disana.



**
"ko belum tidur sih? Ini udah malam loh Nda, gak baik kalau jam segini belum tidur, nanti kamu bisa sakit.."tegur Rafael melihat Franda masih berdiri memandang keluar jendela rumahnya

"Nda lagi nunggu Ais Coh, Nda takut Ais pulang trus gak ada yang bukain Dia pintu. Nda takut Ais kedinginan disana, Nda juga takut Dia belum makan, Ais pasti gak bisa tidur kalau belum makan.. Apalagi kalau udara diluar dingin, Dia gak bakalan bisa tidur Coh, Ais bisa sakit.."jelas Franda lirih. Kedua mata sipitnya sudah terlihat sembab karna menangis terus

"jangan terlalu khawatir sama Ais.. Cocoh yakin Dia baik-baik aja, Ais itu anak yang pintar, Ia pasti dalam keadaan baik..
Jangan terus nangis yah? Kalau kamu yang seperti ini Ais yang akan sedih Nda, kamu harus tidur.. Ini udah malam, kamu bisa sakit kalau terus berdiri disini.."Rafael meletakkan kedua tangannya dipundak Franda, ibu jarinya Ia usa lembut dipipi Franda

"tapi Nda khawatir sama Ais Coh.. Nda takuut.. Nda takut sesuatu yang buruk menimpa Ais, Nda takuut.."Franda menunduk lirih

"ussst.. Gak boleh bicara kaya gitu, Ais pasti gak papa, Ais pasti baik-baik aja disana.."Rafael mendekap tubuh adik kandung satu-satunya ini. Ia menempelkan kepala Franda didada bidangnya, kecupan kasih sayang pun Ia daratkan dipuncak kepala Franda agar adik tercintanya ini bersikap tenang

"sekarang kita masuk yah? Besok pagi kita cari Ais lagi, Cocoh janji akan cari Ais sampai ketemu, Cocoh janji Nda.."ucap Rafael meyakinkan seraya melepaskan pelukannya

Franda hanya mengangguk kecil tanda setuju. Rafael tersenyum lalu merangkul pundak Franda dan mengantarnya masuk kedalam kamar.


**
"Ais ada dimana? Ko Ais bisa ada disini?"Elfaris terbangun dari tidur indahnya semalam. Ia memandang kesetiap sudut ruangan didalam kamar yang sangat asing baginya ini

"kenapa Ais bisa disini?
Bunda Ais kemana? Bundaaa? Bunda dimana Bun....?"Elfaris turun dari atas tempat tidurnya. Ia berjalan keluar kamar mencari Franda sang Bunda


"Loh? Putra mana? Kenapa Dia gak ada disini? Tadi kan Putra masih tidur, kenapa sekarang enggak ada?"kaget Dina melihat Elfaris tidak ada diatas tempat tidurnya

"hemz.. Mungkin Putra udah bangun.. Iya, yaudah Aku langsung susul kebawah aja.."pikir Dina tersenyum yakin. Ia segera bergegas menuju lantai bawah untuk menemui Elfaris yang Ia anggap Putranya itu.


"Hey.. Ais sudah bangun rupanya?"Bisma tersenyum melihat tubuh kecil Elfaris berdiri menuruni anak tangga rumahnya

"Om Ayah?"pekik Elfaris menunjuk Bisma

"Ais masih kenal sama om kan? Ais masih ingat om?"Bisma berjalan menghampiri Elfaris

"Ais ingat, tapi kenapa Ais ada disini? Bunda Ais mana om?"jawab+tanya Elfaris bingung

"Ais ada dirumah om, semalam Ais juga tidur disini sama om..
Sekarang kita sarapan dulu yah? Nanti baru om antar Ais ketemu Bunda.."jelas Bisma lembut

"tapi kenapa Ais bisa ada disini? Ais pingin Bunda om.. Ais mau ketemu Bunda, Ais mau Bunda.."lirih Elfaris menangis

"usst.. Gak boleh nangis, anak laki-laki itu gak boleh nangis.. Masa Jagoan cengeng?
Nanti om bakal antar Ais pulang ko biar ketemu Bunda, tapi sekarang kita sarapan dulu yah? Baru nanti om antar pulang.."bujuk Bisma mengangkat tubuh Elfaris kedalam pangkuannya

"Ais mau Bunda om, Ais gak mau makan, Ais cuma mau Bunda.. Hiks"lirih Elfaris menggelengkan kepalanya. Ia seperti ketakutan karna tidak melihat sosok Bunda yang selalu dengannya itu

Bisma mendekap erat tubuh Elfaris, rasanya sesak sekali melihat wajah polos Elfaris kalau menangis, entahlah kenapa Bisma merasa seperri itu, mungkin kontak batinnya dengan Elfaris cukup kuat sampai tidak tega melihat Elfaris menangis terlalu lama

"jangan nangis yah? Nanti kita pulang ko, kita temuin Bunda, Ais jangan nangis sayang.. Om gak kuat kalau lihat Ais nangis... Jangan nangis yah?.."bujuk Bisma lembut. Tapi tetap saja Elfaris tidak bisa tenang karna sebelumnya Ia memang tidak pernah jauh dengan Franda

"hiks.. Bundaa... Ais mau Bunda om.. Ais mau Bundaa..."air mata Elfaris mengalir begitu bebas dipelupuk matanya. Bisma juga semakin pilu melihat bocah kecil ini terisak

Bisma buru-buru merogoh saku celananya mengambil kunci mobil Sedan merahnya. Ia membawa Elfaris masuk kedalam mobilnya berharap agar Elfaris mau berhenti menangis

"kita cari Bunda yah? Tapi Ais harus berhenti nangis.. Om antar Ais pulang sekarang.."Bisma mengelus lembut rambut Elfaris lalu membuka pintu mobilnya

"Ais mau Bunda om, Ais mau Bunda.."pinta Elfaris lirih

"iya sayang, kita temuin Bunda yah? Tapi gak boleh nangis.."balas Bisma meng'iyakan

Elfaris mengangguk kecil dan segera menghapus air matanya. Ia merasa sedikit tenang sekarang karna ternyata Bisma tahu bagaimana cara membujuk bocah kecil ini

"om kedalam sebentar, Ais tunggu disini yah? Nanti kita cari Bunda sama-sama, tunggu sebentar.."suruh Bisma buru-buru keluar dari mobilnya memanggil Dina sang istri


"Apa? Kamu mau antar Putra ketemu Bundanya?
Bis, please jangan.. Aku masih pingin sama Dia Bis, jangan sekarang.. Aku gak mau kehilangan Putra lagi.."mata Dina berkaca-kaca mendengar Bisma akan mengantarkan Elfaris pulang

"sayang Dia bukan Putra, namanya Ais.. Kamu jangan kaya gini dong Din.. Dia bukan anak kita, kamu gak boleh kaya gini yah?"Bisma merangkul pundak Dina menenangkan

"tapi Aku yakin Dia Putra Bis.. Please jangan diantar pulang dulu.. Aku mohon biarin Putra disini dulu.. Please Bisma.. Aku masih pingin sama Dia, Aku mohon.."lirih Dina berderai air mata menatap wajah Bisma

"tapi Ais nya mau pulang sayang.. Aku.. Aku gak tega kalau lihat Dia nangis kaya gitu, rasanya sakit banget Din.."jelas Bisma berkaca-kaca

"memangnya kamu tahu dimana rumah Orang tuanya? Kamu enggak tahu kan? Jadi Aku mohon jangan diantar pulang dulu.. Aku udah nyaman sama Dia Bis.. Dia pasti Putra anak Aku, anak kita..."kekeuh Dina yang tetap saja ingin agar Elfaris bersamanya

"ta..tapi?"Bisma

"Putra tetep sama kita yah? Jangan diantar pulang dulu.. Kamu juga gak tahu kan dimana rumahnya.. Kita ajak Dia jalan-jalan aja, pasti Dia gak akan nangis lagi.. Aku mohon Bis.. Aku tahu Dia bukan Putra anak kita, tapi kasih Aku kesempatan agar bisa merasakan bahagianya menjadi seorang Ibu.. Kasih Aku kesempatan Bis.. Untuk beberapa hari, Aku mohon..."Dina menyatukan kedua telapak tangannya. Entah kenapa Dina menjadi bersikap seperti ini dan takut kehilangan Elfaris

"iya sayang, yaudah Ais tetap disini, tapi kamu jangan nangis yah? Sekarang kamu ikut Aku dulu.. Kita ajak Ais jalan-jalan aja.. Ais pasti suka kalau jalan-jalan.. Biar Dia gak nangis lagi.."setuju Bisma akhirnya. Ia melepaskan pelukannya dan buru-buru menghapus air mata diwajah Dina

"makasih yah?
Aku tahu ini salah, tapi cuma beberapa hari ko, Aku ingin ngerasain itu semua Bis.. Cuma beberapa hari, Aku janji.. Habis itu kita cari tahu siapa orang tua kandungnya, Aku janji.."Dina menganggukkan kepalanya lirih

Bisma pun ikut mengangguk dan mencoba tersenyum walau sulit.
Satu sisi Ia tidak tega melihat Elfaris menangis karna ternyata ikatan batinnya dengan Elfaris cukup kuat. Tapi disisi lain Ia juga tidak mau melihat Dina sang istri menangis...



Bersambung..

Diantara Tiga Cinta #Part 11

"Aku langsung masuk yah sayang? Perut Aku mendadak sakit nih.. Aneh banget, tadi kamu yang sakit tapi kenapa sekarang jadi Aku?
Hufh.. Yaudah Aku duluan Din, jangan lupa mobilnya dikunci nanti..."pamit Bisma buru-buru keluar dari dalam mobilnya karna tidak tahan ingin buang air kecil

Diantara Tiga Cinta #Part 10

Elfaris terpelongo kagum melihat setiap sudut ruangan didalam rumah mewah yang sebentar lagi akan ditempatinya, pertanyaan-pertanyaan polos dari mulut kecilnya pun terlontar begitu lucu

Diantara Tiga Cinta #Part 9

Wajah pria tampan bermata sipit ini sedari tadi tampak berseri-seri, bibirnya tak henti tersenyum melihat sosok adik kandung yang selama ini dicarinya akhirnya bisa Ia temukan. Sosok bocah kecil berusia 3'tahun disampingnya pun tidak membuatnya heran atau curiga, Ia justru bertambah senang karna ternyata Franda sang adik sudah memiliki Putra dan memberinya satu keponakan yang sangat tampan

Diantara Tiga Cinta #Part 8 Bag. B

"FRANDAAA!!"

Terpaksa BUKAN Cinta II "Maafkan Aku" #Part 32

Sosok bayi tampan ini rupanya begitu asik bermain dengan mainan-mainan barunya. Ia merangkak kesana-kemari. Mengeluarkan mainan-mainannya yang sangat banyak itu dari dalam kardus besar berisi semua mainannya. Ia bahkan sesekali berjalan perlahan dengan berpegangan pada bufet besar yang terdapat didalam ruangan kamarnya itu. Berjalan dengan langkah kecil sambil berpegangan. Bayi tampan itu meraih mainan-mainannya yang tersusun rapi didalam bufet tersebut. Menjatuhkannya satu persatu hingga berserakan dilantai.

Minggu, 08 Desember 2013

Diantara Tiga Cinta #Part 8 Bag. A

sore menjelang..

Diantara Tiga Cinta #Part 7

Sore menjelang..
Pemuda berbehel ini begitu tampak semangat melangkahkan kakinya. Bibirnya terus tersenyum dengan wajah berbinar yang tidak dapat Ia sembunyikan lagi

Diantara Tiga Cinta #Part 6

Terlihat Faris begitu asik bermain dengan Rangga. Ia memang sangat akrab dengan sahabat dari Bundanya ini.

Diantara Tiga Cinta #Part 5

Gadis kecil berwajah lucu nan imut ini terlihat asik bersembunyi dibalik kursi, Ia menutup kedua mulut mungilnya agar suata tawa kecilnya itu tidak keluar dan didengar oleh siapapun

Diantara Tiga Cinta #Part 4

"Iya Raf, Gue masih belum dapat kabar lagi.
Iya, ya udah nanti kalau ada kabar tentang Franda Gue pasti kasih tau loe secepatnya.
Iya oke sipp, masama.."ucap Bisma yang ternyata tengah berbicara lewat sambungan telpon rumahnya itu. Ia pun menyimpan kembali gagang telpon rumahnya dan segera menghampiri Dina yang duduk menunggu kabar terbaru dari penelpon tersebut

Diantara Tiga Cinta #Part 3

Mobil Sport Putih milik Reza ini akhirnya sampai didepan rumahmu, Ia mematikan mesin mobilnya seraya melirik kearah mu dengan tatapan yang tidak seperti biasanya

Diantara Tiga Cinta #Part 2

Malam kini semakin larut, semua tamu undangan beserta para kerabat dan saudara yang hadir dipernikahan Bisma-Dina pun sudah mulai menghilang satu persatu meninggalkan rumah Bisma, termasuk Reza dan pacarnya (namamu) juga sudah pulang kerumahnya masing-masing

Diantara Tiga Cinta #Part 1

Sebuah tempat yang biasanya terlihat sunyi dan sepi, kini mendadak menjadi ramai dipenuhi para tamu undangan yang hadir.
Dekorasi disetiap sudut rumah dari luar maupun dalam tanmapk begitu indah dihiasi banyak bunga juga ucapan selamat datang untuk para tamu yang hadir. Rumah mewah ini pun seakan disulap menjadi sebuah istana yang begitu megah nan indah..