"wish, ini malam pertamanya abang Gue nih.. Boleh kali yah gangguin
dikit??"Ilham tersenyum jahil mengendap menghampiri kamar Reza. Ia
membungkukan badannya mencari lubang kunci kamar Reza agar bisa melihat
apa yang Reza lakukan denganmu didalam
"kayaknya belum dimulai deh, jadi Gue enggak ketinggalan.."pikir
Ilham semakin memfokuskan kedua matanya kelubang kunci tersebut. Sungguh
sangat jahil adik Reza satu-satunya ini.
Sementara itu..
"issh.. Reza gak romantis banget sih? Masa dimalam pertama kita Dia
malam asik mainin handphon?"kamu mendelik kesal melihat sikap suamimu
yang sangat manis ini, kedua tanganmu pun kamu lipat didada
"empp Aku mau langsung tidur yah sayang, Aku capek banget nih.. Good
night, mimpi indah yah? Muach.."Reza mengecup keningmu sekilas kemudian
menarik selimut tebalnya untuk segera tidur. Entahlah apa yang ada
didalam fikirannya sampai-sampai Ia mengacuhkanmu seperti ini
"issh.. Bener-bener ngeselin banget sih, masa cuma di kiss kening
doang? Uhh reza gak romantis!!"gerutumu kesal. Kamu pun membuang mukamu
dan berbaring membelakangi Reza
"hiks.. Masa malam pertama Aku jadi istrinya Reza kaya gini banget..
Biasanya kan malam pertama itu jadi malam yang indah, tapi kenapa ini
kaya gini? Reza ngeselin.. Aku benci kamu za, benciiii!!"kamu meremas
bajumu sendiri karna kesal akan sikap Reza, air matamu pun sampai
menetes merasa tidak ditanggapi keberadaanmu oleh Reza
"Ko Gue gak denger suara apa-apa yah? Ini sebenernya abang Gue
ngapain sih didalam? Ko gak kedengeran suara apapun? Trus kaga kelihatan
juga lagi..."pikir Ilham bingung. Ia terus saja mencari tahu apa yang
dilakukan oleh Reza dan kamu didalam karna penasaran
"Kreeek!!"tiba-tiba tubuh Ilham tidak sengaja mendorong pintu kamar sampai terbuka karna memang tidak Reza kunci
"Siapa tuh?"Reza beranjak dari tempat tidurnya menoleh kearah pintu
"Aduh! Mampusss Gue"batin Ilham menutup matanya karna ketahuan oleh sang kakak
"Lo ngapain duduk-duduk disitu? Bukannya tidur malah masuk kamar Gue, kaya maling aja lo"bidik Reza mendelikkan matanya curiga
"hehe.. Gue.. Gue tadi, tadi Gue.. Aduh..
Gue tuh tadi mau nonton pertandingan sepak bola Bang, tapi ternyata
belom mulai, hehe Gu.. Gue pamit dulu deh yah? Bye bang.."ucap Ilham
cengengesan mencari alasan. Tanpa menunggu Reza mencurigainya Ia pun
langsung keluar dari dalam kamar Reza
"pertandingan sepak bola, loe fikir Gue pemain timnas apa pake
nonton dikamar Gue? Sarap tuh anak.."Reza menutup pintu kamarnya
rapat-rapat dan tak lupa untuk menguncinya takut Ilham masuk lagi
"hufh.. Baru juga mau tidur, ada aja yang gangguin.."Reza menarik nafasnya panjang seraya berjalan menghampiri tempat tidurnya
"ko tidurnya ngebelakangin gitu sih? Kan Eja nya ada disini, lihat
sini dong sayang.."ucap Reza lembut mencoba membalikkan tubuhmu agar
menghadap kearahnya
"kamu nangis? Ko nangis sih? Kamu kenapa sayang? Ko kamu malah
nangis? Eja punya salah yah? Maafin Eja yah? Tapi jangan nangis dong,
Eja minta maaf kalau Eja salah.."kaget Reza panik melihat wajahmu yang
mengeluarkan air mata
"udah jangan urusin Aku, urusin aja kerjaan kamu!
Dari dulu Aku emang gak pernah ada pentingnya buat kamu!
Bahkan dimalam pertama kita pun kamu tetep aja kaya gini. Jadi GAK
USAH urusin Aku lagi!"ketusmu sedikit membentak, kamu menepis tangan
Reza dan kembali membalikkan tubuhmu membelakangi Reza
"duuh, ko kamu malah marahin Eja sih? Memangnya Eja salah apa? Eja
tuh sayang sama kamu, jadi gak mungkin Eja gak peduli sama istri Eja
sendiri.."jelas Reza menyentuh pundakmu lembut, wajahnya sangat polos
hingga tidak menyadari kalau sikapnya itu yang membuatmu marah
"Eja tuh gak pernah peduli tau gak! Kalau peduli gak mungkin kan Eja
langsung tidur gitu aja! Malam pertama bagi sepasang pengantin baru itu
harusnya jadi malam yang indah, bukan kaya gini Jja.."lirihmu menatap
wajah Reza
"sayang jangan nangis dong, Eja minta maaf.. Eja gak tahu harus
ngapain dimalam pertama ini. Tadi Eja lelah, makanya Eja langsung
tidur.. Jangan nangis yah? Maafin Eja.."jelas Reza menghapus air mata
dipipi putihmu
"masa Eja gak tahu harus ngapain? Yaudah kalau emang lelah tidur aja sana! Aku juga LELAH!"ketusmu membuang muka
Reza tampak kebingungan sendiri akan sikapmu ini
"huhf.. Yaudah Eja mau tidur.. Selamat malam yah? Eja sayang
(namamu).."Reza mengecup puncak kepalamu lalu ikut berbaring disampingmu
Air matamu semakin deras saja mengalir, dadamu pun sangat sesak
karna sikap Reza tidak seperti yang kamu inginkan. Ia bahkan malah acuh
dan sangat cuek dengan wajah polosnya itu
"hiks.. Ini adalah malam paling buruk yang pernah Aku lewati, kamu
keterlaluan Ja, Aku benci kamu, Aku benci.."lirihmu memejamkan mata
membuat air matamu mengalir bebas disana.
**
"ko belum tidur sih? Ini udah malam loh Nda, gak baik kalau jam
segini belum tidur, nanti kamu bisa sakit.."tegur Rafael melihat Franda
masih berdiri memandang keluar jendela rumahnya
"Nda lagi nunggu Ais Coh, Nda takut Ais pulang trus gak ada yang
bukain Dia pintu. Nda takut Ais kedinginan disana, Nda juga takut Dia
belum makan, Ais pasti gak bisa tidur kalau belum makan.. Apalagi kalau
udara diluar dingin, Dia gak bakalan bisa tidur Coh, Ais bisa
sakit.."jelas Franda lirih. Kedua mata sipitnya sudah terlihat sembab
karna menangis terus
"jangan terlalu khawatir sama Ais.. Cocoh yakin Dia baik-baik aja, Ais itu anak yang pintar, Ia pasti dalam keadaan baik..
Jangan terus nangis yah? Kalau kamu yang seperti ini Ais yang akan
sedih Nda, kamu harus tidur.. Ini udah malam, kamu bisa sakit kalau
terus berdiri disini.."Rafael meletakkan kedua tangannya dipundak
Franda, ibu jarinya Ia usa lembut dipipi Franda
"tapi Nda khawatir sama Ais Coh.. Nda takuut.. Nda takut sesuatu yang buruk menimpa Ais, Nda takuut.."Franda menunduk lirih
"ussst.. Gak boleh bicara kaya gitu, Ais pasti gak papa, Ais pasti
baik-baik aja disana.."Rafael mendekap tubuh adik kandung satu-satunya
ini. Ia menempelkan kepala Franda didada bidangnya, kecupan kasih sayang
pun Ia daratkan dipuncak kepala Franda agar adik tercintanya ini
bersikap tenang
"sekarang kita masuk yah? Besok pagi kita cari Ais lagi, Cocoh janji
akan cari Ais sampai ketemu, Cocoh janji Nda.."ucap Rafael meyakinkan
seraya melepaskan pelukannya
Franda hanya mengangguk kecil tanda setuju. Rafael tersenyum lalu merangkul pundak Franda dan mengantarnya masuk kedalam kamar.
**
"Ais ada dimana? Ko Ais bisa ada disini?"Elfaris terbangun dari
tidur indahnya semalam. Ia memandang kesetiap sudut ruangan didalam
kamar yang sangat asing baginya ini
"kenapa Ais bisa disini?
Bunda Ais kemana? Bundaaa? Bunda dimana Bun....?"Elfaris turun dari
atas tempat tidurnya. Ia berjalan keluar kamar mencari Franda sang Bunda
"Loh? Putra mana? Kenapa Dia gak ada disini? Tadi kan Putra masih
tidur, kenapa sekarang enggak ada?"kaget Dina melihat Elfaris tidak ada
diatas tempat tidurnya
"hemz.. Mungkin Putra udah bangun.. Iya, yaudah Aku langsung susul
kebawah aja.."pikir Dina tersenyum yakin. Ia segera bergegas menuju
lantai bawah untuk menemui Elfaris yang Ia anggap Putranya itu.
"Hey.. Ais sudah bangun rupanya?"Bisma tersenyum melihat tubuh kecil Elfaris berdiri menuruni anak tangga rumahnya
"Om Ayah?"pekik Elfaris menunjuk Bisma
"Ais masih kenal sama om kan? Ais masih ingat om?"Bisma berjalan menghampiri Elfaris
"Ais ingat, tapi kenapa Ais ada disini? Bunda Ais mana om?"jawab+tanya Elfaris bingung
"Ais ada dirumah om, semalam Ais juga tidur disini sama om..
Sekarang kita sarapan dulu yah? Nanti baru om antar Ais ketemu Bunda.."jelas Bisma lembut
"tapi kenapa Ais bisa ada disini? Ais pingin Bunda om.. Ais mau ketemu Bunda, Ais mau Bunda.."lirih Elfaris menangis
"usst.. Gak boleh nangis, anak laki-laki itu gak boleh nangis.. Masa Jagoan cengeng?
Nanti om bakal antar Ais pulang ko biar ketemu Bunda, tapi sekarang
kita sarapan dulu yah? Baru nanti om antar pulang.."bujuk Bisma
mengangkat tubuh Elfaris kedalam pangkuannya
"Ais mau Bunda om, Ais gak mau makan, Ais cuma mau Bunda..
Hiks"lirih Elfaris menggelengkan kepalanya. Ia seperti ketakutan karna
tidak melihat sosok Bunda yang selalu dengannya itu
Bisma mendekap erat tubuh Elfaris, rasanya sesak sekali melihat
wajah polos Elfaris kalau menangis, entahlah kenapa Bisma merasa seperri
itu, mungkin kontak batinnya dengan Elfaris cukup kuat sampai tidak
tega melihat Elfaris menangis terlalu lama
"jangan nangis yah? Nanti kita pulang ko, kita temuin Bunda, Ais
jangan nangis sayang.. Om gak kuat kalau lihat Ais nangis... Jangan
nangis yah?.."bujuk Bisma lembut. Tapi tetap saja Elfaris tidak bisa
tenang karna sebelumnya Ia memang tidak pernah jauh dengan Franda
"hiks.. Bundaa... Ais mau Bunda om.. Ais mau Bundaa..."air mata
Elfaris mengalir begitu bebas dipelupuk matanya. Bisma juga semakin pilu
melihat bocah kecil ini terisak
Bisma buru-buru merogoh saku celananya mengambil kunci mobil Sedan
merahnya. Ia membawa Elfaris masuk kedalam mobilnya berharap agar
Elfaris mau berhenti menangis
"kita cari Bunda yah? Tapi Ais harus berhenti nangis.. Om antar Ais
pulang sekarang.."Bisma mengelus lembut rambut Elfaris lalu membuka
pintu mobilnya
"Ais mau Bunda om, Ais mau Bunda.."pinta Elfaris lirih
"iya sayang, kita temuin Bunda yah? Tapi gak boleh nangis.."balas Bisma meng'iyakan
Elfaris mengangguk kecil dan segera menghapus air matanya. Ia merasa
sedikit tenang sekarang karna ternyata Bisma tahu bagaimana cara
membujuk bocah kecil ini
"om kedalam sebentar, Ais tunggu disini yah? Nanti kita cari Bunda
sama-sama, tunggu sebentar.."suruh Bisma buru-buru keluar dari mobilnya
memanggil Dina sang istri
"Apa? Kamu mau antar Putra ketemu Bundanya?
Bis, please jangan.. Aku masih pingin sama Dia Bis, jangan
sekarang.. Aku gak mau kehilangan Putra lagi.."mata Dina berkaca-kaca
mendengar Bisma akan mengantarkan Elfaris pulang
"sayang Dia bukan Putra, namanya Ais.. Kamu jangan kaya gini dong
Din.. Dia bukan anak kita, kamu gak boleh kaya gini yah?"Bisma merangkul
pundak Dina menenangkan
"tapi Aku yakin Dia Putra Bis.. Please jangan diantar pulang dulu..
Aku mohon biarin Putra disini dulu.. Please Bisma.. Aku masih pingin
sama Dia, Aku mohon.."lirih Dina berderai air mata menatap wajah Bisma
"tapi Ais nya mau pulang sayang.. Aku.. Aku gak tega kalau lihat Dia
nangis kaya gitu, rasanya sakit banget Din.."jelas Bisma berkaca-kaca
"memangnya kamu tahu dimana rumah Orang tuanya? Kamu enggak tahu
kan? Jadi Aku mohon jangan diantar pulang dulu.. Aku udah nyaman sama
Dia Bis.. Dia pasti Putra anak Aku, anak kita..."kekeuh Dina yang tetap
saja ingin agar Elfaris bersamanya
"ta..tapi?"Bisma
"Putra tetep sama kita yah? Jangan diantar pulang dulu.. Kamu juga
gak tahu kan dimana rumahnya.. Kita ajak Dia jalan-jalan aja, pasti Dia
gak akan nangis lagi.. Aku mohon Bis.. Aku tahu Dia bukan Putra anak
kita, tapi kasih Aku kesempatan agar bisa merasakan bahagianya menjadi
seorang Ibu.. Kasih Aku kesempatan Bis.. Untuk beberapa hari, Aku
mohon..."Dina menyatukan kedua telapak tangannya. Entah kenapa Dina
menjadi bersikap seperti ini dan takut kehilangan Elfaris
"iya sayang, yaudah Ais tetap disini, tapi kamu jangan nangis yah?
Sekarang kamu ikut Aku dulu.. Kita ajak Ais jalan-jalan aja.. Ais pasti
suka kalau jalan-jalan.. Biar Dia gak nangis lagi.."setuju Bisma
akhirnya. Ia melepaskan pelukannya dan buru-buru menghapus air mata
diwajah Dina
"makasih yah?
Aku tahu ini salah, tapi cuma beberapa hari ko, Aku ingin ngerasain
itu semua Bis.. Cuma beberapa hari, Aku janji.. Habis itu kita cari tahu
siapa orang tua kandungnya, Aku janji.."Dina menganggukkan kepalanya
lirih
Bisma pun ikut mengangguk dan mencoba tersenyum walau sulit.
Satu sisi Ia tidak tega melihat Elfaris menangis karna ternyata
ikatan batinnya dengan Elfaris cukup kuat. Tapi disisi lain Ia juga
tidak mau melihat Dina sang istri menangis...
Bersambung..
Tempat untuk Smashblast Indonesia membaca cerpen cerbung karya Dheana Smashblast
Sabtu, 14 Desember 2013
Diantara Tiga Cinta #Part 11
"Aku langsung masuk yah sayang? Perut Aku mendadak sakit nih.. Aneh banget, tadi kamu yang sakit tapi kenapa sekarang jadi Aku?
Hufh.. Yaudah Aku duluan Din, jangan lupa mobilnya dikunci nanti..."pamit Bisma buru-buru keluar dari dalam mobilnya karna tidak tahan ingin buang air kecil
Hufh.. Yaudah Aku duluan Din, jangan lupa mobilnya dikunci nanti..."pamit Bisma buru-buru keluar dari dalam mobilnya karna tidak tahan ingin buang air kecil
Diantara Tiga Cinta #Part 10
Elfaris terpelongo kagum melihat setiap sudut ruangan didalam rumah
mewah yang sebentar lagi akan ditempatinya, pertanyaan-pertanyaan polos
dari mulut kecilnya pun terlontar begitu lucu
Diantara Tiga Cinta #Part 9
Wajah pria tampan bermata sipit ini sedari tadi tampak berseri-seri,
bibirnya tak henti tersenyum melihat sosok adik kandung yang selama ini
dicarinya akhirnya bisa Ia temukan. Sosok bocah kecil berusia 3'tahun
disampingnya pun tidak membuatnya heran atau curiga, Ia justru bertambah
senang karna ternyata Franda sang adik sudah memiliki Putra dan
memberinya satu keponakan yang sangat tampan
Terpaksa BUKAN Cinta II "Maafkan Aku" #Part 32
Sosok bayi tampan ini rupanya begitu asik bermain dengan mainan-mainan
barunya. Ia merangkak kesana-kemari. Mengeluarkan mainan-mainannya yang
sangat banyak itu dari dalam kardus besar berisi semua mainannya. Ia
bahkan sesekali berjalan perlahan dengan berpegangan pada bufet besar
yang terdapat didalam ruangan kamarnya itu. Berjalan dengan langkah
kecil sambil berpegangan. Bayi tampan itu meraih mainan-mainannya yang
tersusun rapi didalam bufet tersebut. Menjatuhkannya satu persatu hingga
berserakan dilantai.
Minggu, 08 Desember 2013
Diantara Tiga Cinta #Part 7
Sore menjelang..
Pemuda berbehel ini begitu tampak semangat melangkahkan kakinya. Bibirnya terus tersenyum dengan wajah berbinar yang tidak dapat Ia sembunyikan lagi
Pemuda berbehel ini begitu tampak semangat melangkahkan kakinya. Bibirnya terus tersenyum dengan wajah berbinar yang tidak dapat Ia sembunyikan lagi
Diantara Tiga Cinta #Part 6
Terlihat Faris begitu asik bermain dengan Rangga. Ia memang sangat akrab dengan sahabat dari Bundanya ini.
Diantara Tiga Cinta #Part 5
Gadis kecil berwajah lucu nan imut ini terlihat asik bersembunyi dibalik
kursi, Ia menutup kedua mulut mungilnya agar suata tawa kecilnya itu
tidak keluar dan didengar oleh siapapun
Diantara Tiga Cinta #Part 4
"Iya Raf, Gue masih belum dapat kabar lagi.
Iya, ya udah nanti kalau ada kabar tentang Franda Gue pasti kasih tau loe secepatnya.
Iya oke sipp, masama.."ucap Bisma yang ternyata tengah berbicara lewat sambungan telpon rumahnya itu. Ia pun menyimpan kembali gagang telpon rumahnya dan segera menghampiri Dina yang duduk menunggu kabar terbaru dari penelpon tersebut
Iya, ya udah nanti kalau ada kabar tentang Franda Gue pasti kasih tau loe secepatnya.
Iya oke sipp, masama.."ucap Bisma yang ternyata tengah berbicara lewat sambungan telpon rumahnya itu. Ia pun menyimpan kembali gagang telpon rumahnya dan segera menghampiri Dina yang duduk menunggu kabar terbaru dari penelpon tersebut
Diantara Tiga Cinta #Part 3
Mobil Sport Putih milik Reza ini akhirnya sampai didepan rumahmu, Ia
mematikan mesin mobilnya seraya melirik kearah mu dengan tatapan yang
tidak seperti biasanya
Diantara Tiga Cinta #Part 2
Malam kini semakin larut, semua tamu undangan beserta para kerabat dan
saudara yang hadir dipernikahan Bisma-Dina pun sudah mulai menghilang
satu persatu meninggalkan rumah Bisma, termasuk Reza dan pacarnya
(namamu) juga sudah pulang kerumahnya masing-masing
Diantara Tiga Cinta #Part 1
Sebuah tempat yang biasanya terlihat sunyi dan sepi, kini mendadak menjadi ramai dipenuhi para tamu undangan yang hadir.
Dekorasi disetiap sudut rumah dari luar maupun dalam tanmapk begitu indah dihiasi banyak bunga juga ucapan selamat datang untuk para tamu yang hadir. Rumah mewah ini pun seakan disulap menjadi sebuah istana yang begitu megah nan indah..
Dekorasi disetiap sudut rumah dari luar maupun dalam tanmapk begitu indah dihiasi banyak bunga juga ucapan selamat datang untuk para tamu yang hadir. Rumah mewah ini pun seakan disulap menjadi sebuah istana yang begitu megah nan indah..
Langganan:
Postingan (Atom)