Hari ini adalah hari yang sangat menggembirakan.
Wajah bayi tampan berusia satu tahun lebih ini terlihat begitu ceria. Ia rupanya
sangat senang karna hari ini sang ayah akan mengajaknya pergi berwisata
mengunjungi Taman Safari Indonesia yang terletak di daerah Cisarua Bogor.
"Yiyiyii.. Zaza iyaah uuhh mbiim Zazaa uuuhh." Raza meloncat-loncat kecil menunjuk mainan mobil- mobilan kecil kesayangannya. Dhira yang tengah bersiap mengemasi beberapa stel baju Raza pun tersenyum melihat tingkah jagoan kecilnya.
"Bunda bawa satu ya? Tapi yang kecil aja, soalnya tasnya kecil, jadi gak akan bisa bawa mainan banyak- banyak." ujar Dhira seraya memasukkan mainan yang Raza maksud.
Bayi tampan itu pun mengangguk cepat tanda setuju. Kedua lengan mungilnya berpegangan pada ranjang tempat tidur. Berdiri memperhatikan apa yang dilakukan oleh sang bunda diatas tempat tidurnya.
"Botol susu Raza udah. Termos kecilnya juga udah. Makanan ringan, susu bubuk. Baju Raza. Trus apa lagi ya? Hem.. Kayaknya udah cukup deh. Lagian cuma setengah hari aja jalan- jalannya juga. Mudah mudahan aja enggak macet." Dhira menutup tas berukuran sedang berisi keperluan buah hatinya itu. Rupanya ia sudah sangat hafal apa yang perlu dibawanya jika hendak berpergian.
"Gimana bun? Udah siap belum? Ayah udah panasin mobilnya. Kita tinggal berangkat aja nih, mumpung masih pagi.." tiba-tiba Bisma masuk menghampiri istri dan jagoan kecilnya.
Raza yang melihat kedatangan sang ayah kembali bersorak. Wajahnya sangat ceria, kedua tangannya ia tepuk-tepukan. Mulut kecilnya pun sedikit mengoceh dengan menunjukkan tawa kecil juga empat gigi kecilnya yang baru tumbuh.
"Iyaaah.. Hihii iyaaah.. Iyah mbuunn iyaaahh.." teriaknya bersorak senang. Ia berjalan cepat menubruk tubuh Bisma. Memeluk kedua kaki Bisma lalu mendongakan wajah tampannya menatap wajah sang ayah.
"Waaah jagoan ayah ternyata udah gak sabar buat pergi. Duduuhh Raza mau ketemu sama saudara disana yah, hem?" Bisma meraih tubuh Raza dan menggendongnya. Mengecup beberapa kali wajah tampan buah hatinya yang sangat menggemaskan.
"Masa ketemu sama saudara si yah? Saudara ayah kali. Issh Raza kan anak bunda, bukan anak penghuni Taman Safari." ujar Dhira sedikit memprotes.
"Hehee, becanda buun. Abis dia kayaknya seneng banget. Lihat deh, wajahnya sampe ceria gitu. Kayaknya emang udah gak sabar Raza pingin ketemu sama saudara-saudaranya disana.." jelas Bisma terkekeh dengan kalimat ngasalnya. Dhira beranjak turun dari tempat tidurnya. Ia melangkah mendekati suami dan jagoan kecilnya.
"Perutnya udah gak pernah mual lagi kan?" Bisma bertanya pelan seraya menyentuh perut Dhira yang sudah mulai membuncit.
"Udah enggak terlalu yah. Makanya bunda mau diajak jalan-jalan sama ayah. Lagian kasihan Raza dirumah terus, ia bosen kalau gak diajak main-main keluar." ujar Dhira memakaikan topi spiderman berwarna biru merah diatas kepala Raza.
"Syukur kalau udah gak mual lagi bun. Ayah jadi gak sabar nunggu kelahiran bayi kedua kita. Pasti rumah ini akan lebih rame, Raza juga punya temen nanti. Semoga aja bayinya cowok lagi, biar mirip ayah kayak Raza." Bisma membungkukkan tubuhnya mengecup perut besar Dhira yang sudah berusia 7bulan.
"Jangan cowok dong yah, masa cowok terus. Kapan ceweknya?" Dhira mengelus pelan kepala Bisma yang berada dekat dengan perut buncitnya.
"Gak papa, biar seru aja. Ntar yang ketiga atau keempat baru cewek."
"Issh enggak! Dua aja cukup yah, gak ada ketiga sama keempat!" tolak Dhira ketus. Bisma terkekeh dan mencolek hidung mancung Dhira.
"Becanda buun, berapapun yang dikasih, ayah akan terima. Laki-laki atau perempuan, ayah juga akan terima. Karna itu tetap karunia Tuhan yang patut kita syukuri.." Bisma berujar bijak.
Dhira tersenyum. Mengangguk mengiyakan seraya mengelusi perut buncitnya.
"Yaudah kita berangkat sekarang aja, kasihan Raza kayaknya udah gak sabar. Sini biar bunda yang gendong aja, ayah bawain tas bunda yah..?"
"Gak usah. Raza biar dituntun aja, jangan keseringan digendong. Nantinya jadi kebiasaan. Lagian perut kamu udah besar gitu bun, kasihan nanti bayinya takut kenapa- napa." tolak Bisma halus.
Dhira lagi-lagi tersenyum. Jagoan kecilnya itu Ia raih dari gendongan Bisma lalu diturunkannya diatas lantai.
"Zaza mbunn.." Raza menarik baju Dhira, menatap wajah cantik bundanya.
"Udah gak sabar ya, hem? Yaudah kita berangkat sekarang. Ayo sayang?" Dhira membenarkan topi yang Raza pakai lalu menuntun tangan mungil balita tampan itu.
Raza mengangguk setuju. Ia mengikuti Dhira dengan langkah kecilnya. Cara ia berjalan sangat lucu, sedikit lelet dan seperti berfikir dulu saat hendak melangkahkan kakinya kedepan.
"Aahhh lama jalannya. Bunda gendong aja deh, muach! Lagian kasian kamu kalau disuruh jalan.." Dhira terkekeh melihat cara Raza melangkah. Ia langsung meraih tubuh Raza dan menggendongnya. Mengecup gemas pipi cuaby putra tunggalnya itu, lalu segera keluar menuju mobil Bisma diparkiran depan rumahnya.
"Hemm dibilangin disuruh jalan tapi malah digendong. Dhira Dhira, kamu itu gak bisa sedikit aja tegas sama Raza Ra, padahal biarin aja dia jalan, toh udah bisa jalan sendiri ini. Cuma bicara Raza aja yang aku heranin karna belum bisa mengucap kata lain selain iyah mbun sama iyang dan Zaza. Haha benar-benar lucu anak ayah itu, hemm.. Bahagia banget bisa milikin kalian.." Bisma bergumam kecil diiringi tawa khasnya. Ia mengambil tas yang sudah dikemas Dhira berisi keperluan Raza untuk disana nanti.
Bisma berlalu menutup pintu kamarnya menyusul Dhira yang sudah lebih dulu menuju mobilnya diluar sana.
**
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dan melelahkan. Akhirnya mobil yang Bisma kendarai beserta keluarga kecilnya telah sampai ditempat wisata Taman Safari Bogor. Raza yang memang sangat aktif dan tidak bisa diam, ia bersorak senang.
Bocah tampan itu sampai berdiri memandang dari kaca jendela mobil sang ayah saat mulai menjelajahi melihat-lihat banyak jenis binatang diarea Taman Safari yang begitu luas.
"Iyah uhh!!" Raza menunjuk setiap kumpulan hewan yang baru kali ini dilihatnya dari dekat.
"Coba yang itu namanya apa, hem?" Bisma menoleh seraya menujuk hewan bertubuh besar memiliki belalai panjang yang terlihat saat mobilnya melintas pelan disana.
Raza diam. Ia tampak berfikir, ekspresi wajahnya sangat lucu. Ia bahkan menggaruk rambutnya karna bingung nama hewan yang sebenarnya sudah sering sang bunda ucapkan dan diingatnya.
"Itu namanya Gajah sayang. Ga- jah.." ujar Dhira lembut.
"I-jah!" Raza mengulang kata yang Dhira tuturkan.
"Haha masa Ijah sih? Itu mah nama orang. Bukan ijah nak, Ga-jah. Namanya gajah.." Bisma terkekeh lucu melihat tingkah jagoan kecilnya.
"I-jah! Iyah njah!" Raza menatap wajah sang ayah mengikuti ucapannya.
Lagi-lagi Bisma terkekeh. Aksi dan tingkah Raza memang selalu bisa membuatnya tertawa karna lucu.
"Naah kalau itu namanya apa coba?" Dhira menunjuk hewan berkaki empat dengan leher yang sangat panjang.
"Hayoo apa coba itu namanya, hem?" Bisma ikut bertanya dengan nada menggoda.
Raza kembali berfikir. Ia memandang dengan teliti hewan berleher panjang disamping dekat mobil ayahnya itu.
"Itu namanya?" Dhira mencoba membantu Raza mengingat nama hewan tersebut.
"Pap-pah! Uhh papah iyahh uhh!!" ujar Raza akhirnya ingat akan nama hewan yang sangat dihafalnya.
"Haha masa papah? Kenapa enggak mamah aja sekalian? Ahaha.. Aduhh sayang.. Itu jerapah naak, bukan papah.. Aduuh Raza inii.. Muach! Lucu banget sihh..." Bisma terkekeh geli. Ia mengacak poni hitam Raza dan mengecup puncak kepala putra kecilnya itu. Posisi Raza dan Dhira sendiri memang duduk dijok depan disamping Bisma.
Dhira ikut terkekeh. Tingkah Raza memang sedang lucu-lucunya diusia yang masih kecil seperti ini. Sedari tadi tawa dan senyuman tak henti terlihat dari wajah keluarga bahagia ini karna tingkah lucu buah hatinya.
"Itu apa?"
"Uh?"
"Iya itu, ayo coba tebak, hem?"
"Itu namanya orang utan. Raza tau gak orang utan?"
"Issh ayah jangan dikasih tau! Biar dianya jawab sendiri, sekalian belajar mengingat. Kan dirumah udah sering bunda ajarin.."
"Ya abis dia jawabnya lama. Mikirnya kelamaan bun. Ayah jadi gemes.."
"Ya namanya juga masih kecil. Kamu tuh ih!"
"Ahaha gak usah ngambek gitu deeh, apalagi sampe manyunin bibir. Ayah terkam juga kamu loh bunn."
"Emangnya ayah sejenih macan apa maen terkam aja. Udah jalanin lagi mobilnya."
"Hemm iya-iya. Tar ayah nerkamnya dirumaha aja."
"HEH?"
"Hehe piss sayaang. Becanda.." Bisma mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
Dhira berdecak sebal. Sementara Raza tidak menghiraukan. Ia masih asik melihat-lihat berbagai jenis hewan yang baru kali ini bisa dilihatnya secara langsung dan dari jarak dekat meski didalam mobil.
"Mbuunn!! Iyang uhhhh iyaangg!!"
Tiba-tiba Raza menunjuk kaca jendela mobilnya menatap apa yang dilihatnya diluar sana.
"Hah? Iyang? Masa iya sih eyang kamu ada disini? Emang sejak kapan eyang jadi penghuni taman safari?" Bisma mengerutkan keningnya bingung.
"Ahaha itu bukan iyang sayang.. Itu Elang naak. E-Lang.. Burung E-lang." ujar Dhira menjelaskan. Ia sampai terkekeh karna Raza kembali salah menyebutkan nama hewan tersebut.
"I-yang! Iyang mbun.. Uh iyaang.." Raza tetap kekeuh menyebut hewan tersebut iyang bukan Elang. Haha benar-benar sangat lucu dan menggemaskan bocah kecil ini.
"Haduhh untung aja papah gak ikut. Kalau ikut kamu bisa dipecat jadi cucu bisa-bisa. Masa Elang dibilang iyang? Aneh-aneh aja nih anak ayah.. Heeemm mmhh.." Bisma menggelengkan kepalanya tidak mengerti. Perasaannya antara bingung dan kagum. Satu sisi ia masih tidak mengerti akan ucapan Raza yang masih belum bisa berucap sempurna. Namun disisi lain ia cukup bangga karna Raza tergolong anak yang aktif juga cerdas.
Bisma kembali melajukan mobilnya. Berkeliling mengitari luasnya Taman Safari yang memang menjadi tempat wisata yang cukup seru untuk dikunjungi.
Setelah puas melihat- lihat banyak sekali jenis hewan yang terdapat disana. Bisma juga Dhira tak lupa mengajak jagoan kecilnya menikmati beberapa wahana menarik yang terdapat disana. Mereka benar-benar sangat bahagia. Raza pun antusias saat menonton pertunjukkan lumba-luma dan orang utan juga hewan lain. Bayi tampan itu bersorak senang. Bertepuk tangan dengan histerisnya. Ia seperti orang dewasa yang mengerti akan apa yang dipertontonkan pada pertunjukkan tersebut.
"Ya ampuun.. Anak kamu benar- benar suka sama kunjungan wisata kali ini yah.. Sampe seneng gitu, coba lihat.."
"Ahaha iya bun. Gak nyangka ayah juga. Apa jangan-jangan ia merasa banyak teman kali yah disini?"
"Hush! Kamu bicara apa sih? Masa banyak teman. Memangnya kamu fikir Raza sejenis apa? Dia anak aku tau, issh! Ngeselin deh.."
"Hehe becanda sayaaang.. Jangan diambil serius gitu. Raza tetap anak ayah ko. Anak ayah yang paling ganteng dan lucu. Anak ayah yang ayah dapat dari seorang bunda berwajah seperti peri dan berhati seperti malaikat. Makasih ya bun atas semua ini. Makasih atas semuanya. Ayah benar-benar bahagia bun.. Sangat bahagia.." Bisma menatap wajah Dhira lekat. Bibirnya tersenyum dengan sorot mata penuh keteduhan.
Dhira mengangguk kecil seraya ikut tersenyum. Ia bagaikan terhipnotis akan karisma tampan yang dimiliki oleh suaminya itu.
"Bunda lebih bahagia yah, kamu sekarang udah enggak kaya dulu. Sekaran kamu lebih lembut dan selalu memperlakukan aku istimewa. Gak ada yang bisa bunda ucapkan selain terimakasih atas kenyamanan dan kebahagiaan semua ini. Makasih ya yah?"
Bisma menarik kepala Dhira dan menyenderkan dipundaknya. Jemari kanan Dhira digenggamnya erat. Bisma juga mengelus perut besar Dhira yang tengah tumbuh calon buah hati keduanya. Sementara Raza sendiri Bisma pangku dan nampaknya sangat anteng sekali akan pertunjukkan yang dinikmatinya.
"Dulu ayah telah melakukan banyak hal bodoh. Dan sekarang ayah gak akan pernah ngulangin itu semua bun. Gak akan pernah. Ayah janji.." Bisma mengecup lengan Dhira. Memberikan kecupan yang begitu lembut dan menyejukkan. Ia tidak peduli kalau disekitarnya banyak pengunjung yang tengah menyaksikan pertunjukkan lumba- lumba juga hewan lain dihadapannya. Bisma seolah melupakan itu. Ia bahkan tidak menyadari bahwa Raza sudah tidak berada dipangkuannya. Ia benar- benar tidak menyadari semua itu.
"Yah jangan disini.." tiba-tiba Dhira menutupi wajah Bisma dan mendorongnya pelan saat pemuda tampan itu sepertinya hendak mendaratkan kecupan pada bibir tipisnya.
"Kenapa memangnya bun?" Bisma menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Ko kenapa sih? Ya ini kan tempat umum yaah.. Masa mau disini, gak kenal tempat banget!" ketus Dhira geram.
"Hehe iya ya? Aduhh abis udah lama sih gak pernah romantisan lagi, biasanya selalu diganggu sama Raza, makanya ayah jadi.."
"Loh, Raza mana yah?" Dhira memotong ucapan Bisma saat menyadari kalau jagoan kecilnya tidak ada ditempat.
"Hah? Raza? Bukannya dia tadi ada disi...?"
"Issshh ayaaahh!!!" Dhira berteriak geram.
"Iya-iya. Yaudah ayah cari. Haduhh mana sih tuh anak? Perasaan tadi ada disini, ko bisaa gak aaa..."
Tiba-tiba saja Dhira dan Bisma saling memandang satu sama lain. Kedua matanya melotot kaget melihat apa yang terjadi dengan jagoan kecilnya diujung sana.
"RAZAAA!!"
Pekiknya secara bersamaan. Bayi tampan itu rupanya sudah berada diseberang sana. Dimana ditempat tersebut pertunjukkan beberapa hewan masih tengah berlangsung. Raza berada diantara mereka. Ia duduk diatas lantai seraya bertepuk tangan. Mengikuti apa yang dilakukan oleh seekor Simpanse yang tengah beraksi dengan burung beo juga seorang pria dewasa yang menjadi pelatih mereka semua.
"Iyaang uhh iyangg hihii iyang.." ujarnya tertawa kecil menunjuk burung Elang yang hinggap diatas pundak sang pelatih. Benar-benar sangat lucu sekali tingkah bayi tampan ini.
Dan begitulah kisah keluarga kecil bahagia ini. Kisah yang awalnya sangat mengharukan juga menyisakan kepedihan. Kini menjadi keluarga kecil penuh kebahagiaan. Penuh canda dan tawa. Penuh dengan tingkah lucu dan menggemaskan akibat jagoan kecilnya.
Bisma dan Dhira sangat beruntung bisa memiliki Raza. Bayi tampan itu selalu bisa membuat hari-hari biasa menjadi penuh warna. Apalagi setelah itu tak lama bayi kedua Dhira lahir. Bayi berjenis kelamin perempuan itu juga sangat lucu. Tak kalah menggemaskannya dengan Raza.
Bisma bahkan sangat enggan untuk meninggalkan rumah tatkala jika harus bekerja. Ia lebih betah dan selalu ingin berlama-lama dengan kedua buah hatinya.
Berawal dari sebuah keterpaksaan. Kisah ini akhirnya terukir. Awalnya cinta memang tidak bisa dipaksakan. Cinta itu harus tulus dan mengalir dari hati. Namun lambat laun cinta itu muncul meski diawali oleh kebencian. Ternyata benci dan cinta itu berbeda tipis. Buktinya kedua insan ini menyatu walau dulunya Bisma sangat membenci Dhira. Kini kebencian itu menjadi cinta. Cinta yang tulus dan abadi selama-lamanya.
Selamat berbahagia keluarga Bisma Dhira. Juga dua buah hati mereka Raza Karisma Tan dan putri kecilnya Syahna Amara Karisma Tan. Dua malaikat kecil itu menjadi pelengkap dikeluarga kecil bahagia ini.
Begitu pun dengan keluarga Rangga dan kamu. Kalian sama-sama bahagia dengan jagoan kecil kalian yakni ARKA. keluarga kalian meski lebih banyak dipenuhi kekonyolan, namun keharmonisan tetap selalu terjaga.
Om Landry dan tante Nela sendiri tak tahu harus berkata apa. Mereka sangat bahagia. Sangat-sangat bersyukur akan anugrah Tuhan dan semua yang diberikan pada keluarga besar mereka. Memiliki dua orang cucu yang sangat lucu dan melengkapi keluarga besarnya. Bisma dan Dhira beruntung bisa memiliki orang tua seperti om Landry dan tante Nela. Meski sedikit keras. Namun hatinya sangat tulus dan lembut.
TAMAT
Yaaah kak kok udah tamat sih :'(
BalasHapusPadahal pengen bgt tau anaknya mang bisma cewek apa cowok huhu :'(
Lanjutin dong kak Terpaksa Bukan Cinta III gituu please
buat Terpaksa Bukan Cinta 3 dong pliss, seru banget ceritanyaaa
BalasHapusBikin kelanjutannya dong. Seru nih :'(
BalasHapus