Kamis, 27 Februari 2014

Maniac Cinta #Part 3

Morgan membalikkan badannya menatap gadis cantik yang memanggilnya 'kakak' tadi. Ia memicingkan mata sipitnya dengan kening yang Ia kerutkan melihat sosok gadis cantik berdiri diambang pintu kamarnya.


"kak Morgan kenapa? Ko lihatinnya kaya gitu banget? Ada yang salah yah kak?"tanya gadis cantik tersebut ikut memicingkan matanya melihat dirinya sendiri karna heran

"ka.kamu...?"Morgan menunjuk gadis cantik tersebut seolah mengingat wajah cantik yang sangat familiar diingatannya ini

"ini Mel kak, ini Melody.
Kakak enggak lupa sama Mel kan?"jelas+tanya gadis cantik tersebut yang ternyata Melody sepupunya. Morgan pun menggelengkan kepalanya dan sedikit tersirat senyum mengembang dibibirnya

"kakak gak lupa ko. Kakak masih inget sama sepupu kakak yang satu ini, jadi gak mungkin kakak lupa.."balas Morgan tersenyum manis, sebenarnya hatinya terasa sesak karna Ia mengira suara yang memanggilnya 'kakak' itu adalah Adila, tapi ternyata itu suara Melody sepupu satu-satunya

Melody ikut tersenyum, Ia duduk mendekati Morgan dan memeluk manja sepupu laki-lakinya yang sudah Ia anggap kakak kandungnya sendiri ini

"Mel kangen banget sama kak Morgan..
Kak Morgan baik-baik aja kan kak?
Mel udah lama gak ketemu kakak, Mel kangen..."Melody terus memeluk erat tubuh Morgan, hatinya sungguh bahagia setelah sekitar 1'tahun tidak bertemu Morgan lagi, terlebih semenjak Ia dan kedua orang tuanya pindah keluar kota. Dan sekarang Melody baru bisa menemui Morgan lagi karna Ia sengaja ingin pindah dan berkuliah dikampus tempat Morgan kuliah juga

"kakak juga kangen sama kamu Mel..
Maaf yah kakak gak jemput tadi, kakak lagi ada sedikit problem.."ucap Morgan membalas pelukan Melody

"gak papa ko Kak, lagian Mel juga tadi dijemput sama temen.
Mamah sama Papah udah ngizinin Mel buat tinggal disini, Mel juga bakal pindah ke kampus kak Morgan, Mel pengen kuliah bareng kakak kaya waktu kita SMA dulu kak, biar Mel ada yang jagain..."Melody melepaskan pelukannya, Ia tersenyum menatap teduh wajah Morgan layaknya seorang adik pada kakaknya sendiri, Morgan pun ikut tersenyum dan mengacak sekilas poni lurus Melody

"walaupun kamu kuliah diluar kota, kakak selalu awasin kamu, kakak pasti jagain kamu Mel karna kakak sayang kamu...
Adik sepupu kakak yang jelek.."balas Morgan dengan sedikit candaan, Ia menarik hidung mancung Melody

"isssh sakit kakak..
Kebiasaan kak Morgan nih, kalau hidung Mel jadi kaya pinokio gimana? Issh.. Dasar kakak jelek!"dengus Melody sedikit kesal, Ia mengusap hidung mancungnya yang memerah akibat ditarik Morgan

"hehe biarin kaya pinokio juga, biar nanti makin jelek.."Morgan tertawa kecil dan kembali meledek Melody

"uuhh kak Morgan tuuh..
Ya udah Mel mau kekamar aja, gak mau lama-lama disini, pasti bakal diledekin terus.. Bye kak, muuaach.."pamit Melody beranjak keluar dari kamar Morgan, Ia mengecup pipi kanan Morgan kemudian berlalu pergi

"akhirnya kamu datang juga Mel, kakak rasa hari-hari kakak akan dipenuhi senyum lagi karna kehadiran kamu, terlebih setelah kepergian Adila kakak jadi susah untuk tersenyum.."Morgan menatap punggung Melody yang hampir tak terlihat lagi, sekilas bibirnya tersenyum melihat Melody dan binkai photo Adila yang masih setia digenggamnya

"kakak kangen kamu Dil..
Kangen panggilan sayang kamu buat kakak... Muaach, jangan lupai kakak yah? Kakak akan selalu ingat kamu.."lirih Morgan menatap bingkai photo Adila, Ia pun mendekatkan wajahnya dan mengecup wajah Adila diphoto tersebut. Seketika bibir Morgan pun tersenyum meskipun sangat miris..




Malam harinya..


Tubuh Bisma tampak begitu lelap tergeletak diatas tempat tidurnya, kamarnya yang tidak pernah terlihat rapi pun semakin membuatnya nyaman dengan posisi tidur yang tidak beraturan, celana jeans panjang, kaos dan jaket pun masih menempel ditubuhnya, bahkan sepatu dikakinya belum terlepas sama sekali

"ngh~"tiba-tiba tubuh Bisma menggeliat, tangannya pun bergerak seperti mencari sesuatu disamping tempatnya tidur, matanya sendiri masih terpejam, namun entah kenapa Ia bisa tahu dan merasakan kalau BB miliknya bergetar

"klik!"Bisma menekan tombol hijau di BB nya itu karna ada panggilan masuk, awalnya Bisma sangat malas menganggkat telpon tersebut, tapi akhirnya Ia angkat juga karna takut hal penting

"ada apaan lagi sih Am?
Gue ngantuk banget, besok pagi aja kita ketemu, Guee..."tiba-tiba ucapan Bisma terhenti, matanya langsung melotot kaget dan bangun mendengar ucapan Ilham diseberang telpon sana

"Anjrit! Jadi tuh anak berani nantangin Gue?
Bangs**!! Gak tau siapa Gue tuh anak sampe berani nantangin..
Pokoknya Loe naikin taruhannya, Gue gak mau kalau sampai dibawah seratus juta. Gue mau 2x lipat kalau tuh anak emang berani ngadepin Gue!"jelas Bisma dengan emosi menggebu, Ia menutup sambungan telponnya dan segera beranjak untuk pergi menemui Ilham karna malam ini ada yang menantangnya lagi

"jangan panggil Gue BISMA kalau Gue gak bisa menang malam ini..
Pokoknya 200juta atau jari tuh bajing*** Gue potong!!
Anak ingusan aja pake berani nantangin Gue, LIHAT APA YANG BAKAL GUE LAKUIN MALAM INI!!"Bisma merapikan jaket jeans yang dipakainya, Ia menatap dirinya dicermin seolah tidak ada yang bisa mengalahkannya dalam hal apapun termasuk malam ini, apalagi ada yang berani menantangnya seperti ini, sungguh hanya mencari mati saja orang itu.

"Do'ain kakak Dhe, kakak harus menang malam ini.
Kakak bakal buktiin kalau GAK ADA satupun yang bisa ngalahin kakak. muach"Bisma meraih bingkai photo sang adik yang disimpan didekat meja kecil dikamarnya, Ia mengecup photo tersebut sekilas kemudian berlalu pergi untuk menyelesaikan urusannya malam ini...





**
Arena balapan liar yang tadinya sepi pun mendadak menjadi ramai, suara sorak-sorai peserta maupun pengunjung lain yang ikut datang semakin membuat suasana ditengah kesunyian malam menjadi ramai.

"mana si cowok MANIAC itu?
Katanya Dia bakal datang?
Atau Dia gak berani ngelawan Gue?
Cuih, NYALI AYAM! Katanya MANIAC CINTA, masa ngelawan Gue aja gak berani? MENTAL AYAM tuh.,. Haha pok-pok-pok-pok.. Hahaha.."pemuda berwajah putih tampan ini dan para sahabatnya terus memojokkan Ilham yang hanya datang sendiri, Ia begitu puas membuat Ilham malu karna Bisma yang ditunggu tak kunjung datang juga

"Duuhh si Bisma mana sih?
Kaga atau apa kalau Gue paling takut sama genk yang satu ini.
Mana tuh muka temennya serem-serem lagi, aaahh rese nih anak, pengen lihat mayat Gue besok pagi dirumahnya kali, haduhhh.. Gimana inii??.."batin Ilham gelisah ketakutan, Ia hanya menggenggam BB nya dan terus berusaha menghubungi Bisma tanpa berani menatap kearah sipenantang balapan liar malam ini

"mau ngapain Loe?
Mau ngehubungin MANIAC CINTA itu lagi?
Tuh anak pasti udah dikelonin sama kakek peot nya haha.
Katanya berani terima tantangan Gue, mana?
Malah minta taruhannya 2x lipat segala, tapi apa? 100x lipat pun Gue berani bayar asal tuh anak datang dan GAK ngingkarin janji!"jelas pemuda ini lagi yang membuat Ilham malah semakin ketakutan, tampangnya sebenarnya tidak terlalu menakutkan karna Ia sangat tampan, tapi kata-katanya yang membuat Ilham takut hingga nyalinya ciut seketika

"Be..bentar lagi juga Bisma pasti datang.
Lo..loe gak usah seneng dulu, Bisma pasti bisa ngalahin loe!
Apalagi Dia itu juara disini, jadi loe gak mungkin bisa ngalahin dia.."ucap Ilham akhirnya berani membuka suara

merasa Ilham meremehkannya pemuda itu pun langsung mencengkram baju Ilham hingga tubuh Ilhamyang lebih kecil darinya sedikit terangkat

"Gak usah banyak bacot Loe!
Gue gak perlu omongan Loe! Gue cuma butuh NYALI sobat loe itu, NGERTI!"bentaknya kasar dengan wajah yang terlihat cukup gahar


"wooww hebat! Beraninya cuma sama anak yang gak punya nyali. MENTAL TEMPE LOE!!
Sini hadepin Gue kalo berani, gak usah ganggu Sobat Gue, DASAR PECUNDANG!"tiba-tiba Bisma datang dengan gaya tengilnya itu dan wajah yang Ia tutupi dengan topi merah dikepalanya. kata-katanya sungguh membuat pemuda ini dan teman-temannya jengkel juga kesal

"Bangs**! Jaga bac** Loe!!
Loe yang PECUNDANG! bisanya cuma ngeremehin doang, kalo berani ayo lawan Gue, kita tanding malam ini, Gue mau taruhannya bukan cuma 2x lipat, tapi 5X LIPAT!"jelas pemuda tersebut semakin emosi.

"Haha, muka udah bonyok gitu aja masih belagu nantangin Gue. Gak inget apa kalau tadi pagi loe hampir Gue bikin cacat?
Kalo tuh cewek gak ngalangin Gue, pasti malam ini loe udah di oprasi gara-gara tulang loe Gua patahin!
Sekarang Loe malah berani nantangin Gue, haha Hebat-hebat.."Bisma malah terkekeh geli mendengar ucapan sipemuda, Ia pun membuka topi merah yang sedikit menutupi wajahnya itu seraya tertawa geli karna pemuda ini ternyata adalah pemuda yang Ia buat babak belur tadi pagi

"Mampus Gue.."batin pemuda yang ternyata Rangga ini kaget begitu tahu kalau Bisma yang membuatnya babak belur tadi pagi

"kenapa? Takut yah?
Nyali loe pasti langsung ciut kaya tadi pagi. DASAR TEMPE LOE!!"Bisma menatap dekat penuh rasa sinis dengan senyuman kecutnya, matanya mendelik seakan ingin sekali menerkam mangsa didepan matanya ini

sementara Ilham malah cengo melihat Bisma yang begitu pemberani menghadang pria yang sudah sangat jelas tubuhnya lebih besar dari Bisma, apalagi teman-temannya yang lain berbody cukup besar dan menakutkan.

Rangga tidak mengeluarkan suara sedikitpun, Ia malah diam seolah sedang memikirkan sesuatu karna nyalinya benar-benar dibuat ciut seketika oleh Bisma

"Dasar Mental TEMPE! Beraninya cuma dimulut doang!
Mending sekarang loe balik aja minta dikelonin sama nyokap loe dari pada berdiri GAK JELAS didepan Gue!
Gak usah so nantangin Gue kalau nyali loe masih cetek! Balik sana sebelum Gue buat tubuh loe cacat!!"Bisma semakin menatap sinis Rangga, amarahnya sungguh meluap seketika karna Rangga tidak seperti lawan yang Bisma inginkan, menurutnya Rangga hanya lawan yang berani dimulut tanpa berani membuktikan. Kata-katanya pun sengaja Ia perjelas agar Rangga tau kalau tidak ada satu orang pun yang berani main-main dengannya apalagi sampai menantangnya seperti ini

"Loe fikir Gue takut sama Cowok kurus kaya loe? Cuih! Gak sudi Gue pulang kalau belum menggal kepala Loe yang dipenuhi kesombongan dan keangkuhan itu!
GUE AKAN TETEP NANTANGIN LOE karna Gue yakin GUE BISA MENANG dan ngalahin ELO!!"jelas Rangga akhirnya berani membuka suara, Ia menunjuk wajah Bisma dengan dekat karna sangat muak melihat wajah MANIAC CINTA ini.

"haha, udah pinter ternyata otak loe.
Oke Gue berani, Gue siap kalau besok pagi kepala Gue harus loe penggal sekalipun!
Tapi Gue minta taruhannya 7X LIPAT plus JARI TANGAN LOE GUE POTONG!!"setuju+tantang Bisma balik

"GLEK!"Rangga hanya bisa menelan ludahnya mendengar Bisma menginginkan jari tangannya, sungguh baru kali ini Ia taruhan harus menyelakai fisik dirinya sendiri

"kenapa? Gak berani loe?
Cuma jari aja gak berani..
ck-ck-ck Bener-bener MENTAL TEMPE!!"sindir Bisma melirik Rangga sinis

"GUE BERANI! TARUHAN 700juta plus jari Gue!
Tapi Gue bakal buat KEPALA sama TUBUH Loe kepisan besok pagi!!"jelas Rangga menyetujui

"oke DEAL?
700juta plus kepala Gue!!"Bisma tersenyum sinis seraya mengulurkan tangannya, Ia tidak merasa takut sedikitpun kalau sampai nanti kepalanya benar-benar terpisah, Ia begitu yakin kalau pertandingan malam ini pasti akan dimenangkan olehnya, jadi Ia sudah siap untuk memotong jari Rangga bukan kepalanya

dengan perasaan yang sebenarnya masih ragu, Rangga pun menjabat tangan Bisma

"DEAL!"ucap Rangga setuju.

Bisma pun tersenyum dan semua pengunjung yang datang serta sahabat Rangga pun ikut tersenyum bersorak ria akan taruna yang SPECTA JEDDAR ini..
Sedangkan Ilham hanya cengo karna Ia tidak bisa membayangkan kalau esok pagi kepala Bisma benar-benar Rangga penggal

"Gila, si Bisma bener-bener nekat.
Kalo sampe Dia kalah gimana?
Entar predikat MANIAC CINTA gak bakal ada lagi dong?
Haduuhh.. Kaga kebayang kalau kepala Bisma beneran dipenggal, bisa mati tuh anak.."gumam Ilham mengoceh tak jelas, hatinya merasa takut kalau sampai sahabatnya kenapa-napa..







Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p