Mobil Sport berwarna biru ini pun akhirnya telah sampai dan berhenti tepat disebuah rumah mewah bernuansa putih.
Rumah yang sangat besar,luas dan sangat mewah ini membuat Melody terpelongo melihatnya
"i..ini rumah kamu Bis?"Melody menatap rumah mewar dihadapannya ini dengan ekspresi wajah lucu dan mulut menganga
"masuk yuk?.."Bisma tersenyum kecil dan menarik pelan tangan Melody untuk masuk
Melody yang sangat polos ini, hanya menurut saja. Ia sama sekali
tidak curiga kenapa Bisma membawa Ia kerumahnya malam-malam seperti ini.
Pandangannya terus menatap sekeliling ruangan yang dipenuhi
barang-barang mewah dan antik, bahkan harganya pun sudah bisa ditebak
pasti sangat mahal
"rumah kamu besar banget Bis, bagus lagi.. Tapi kenapa sepi?"Melody
menghentikan langkahnya menatap Bisma karna menurutnya ini sangat aneh
"kedua orang tua Aku udah meninggal. Dan Aku cuma tinggal sama kakek
sekarang. Jadi rumah ini sudah pasti sepi.."ucap Bisma sedikit
menunjukkan ekspresi sedihnya didepan Melody
"empp.. Maaf ya Bis, Aa..aku gak tau, kalauu kamu udah gak punya
kedua orang tua dan cuma tinggal sama kakek kamu aja.."Melody menunduk
takut dan sedikit gugup
"gak papa ko, kita masuk aja yuk? Kita ngobrol dikamar Aku
aja.."ajak Bisma tersenyum mengalihkan pembicaraan, namun dibalik
senyumnya tersimpan sebuah rencana licik untuk Melody
"ta..tapi kenapa harus dikamar Bis? Kan diruang tengah bisa? Lagian
ini udah malam loh, Akuu..aku gak enak kalaaa..."tiba-tiba ucapan Melody
terhenti karna Bisma menghentikannya dan menatap wajah Melody hingga
membuat Melody menundukkan kepalanya kikuk
"hemz.. Kalau diruang tengah iu kurang asik, kakek Aku suka ganggu.
Lagian Aku orang baik-baik ko Mel, jadi Aku gak mungkin berbuat
macem-macem sama gadis secantik kamu. Aku masih menghargai mamah dan
adik perempuan Aku, jadi itu semua gak mungkin.."jelas Bisma meyakinkan
dengan senyuman maut dan wajah malaikatnya itu
Melody pun luluh mendengar kata-kata yang Bisma ucapkan, wajahnya
yang sangat polos ini hanya bisa tersenyum dan menggangguk kecil seolah
percaya akan ucapan Bisma. Ia pun segera berjalan mengikuti Bisma menuju
kamarnya dilantai atas
"Haha BODOH! dasar cewek BODOH! Bener-bener mudah Gue perdaya.
Lihat aja, Gue bakalan buat Morgan panik setengah Mampus gara-gara
Loe bersama Gue. Gue bakalan lakuin hal yang lebih KEJAM dari yang
Morgan lakuin sama Adik kesayangan Gue ADILA!"Bisma tersenyum licik
penuh kemenangan melihat Melody yang sangat polos dan mudah diperdaya
ini. langkahnya pun semakin Ia percepat agar segera sampai didalam
kamarnya dan menjalankan misi liciknya.
Sementara itu...
"Loe tuh bener-bener adek ter-bego tau gak!
Kenapa loe harus ngebiarin Melody pergi gitu aja? Dan kenapa juga
Loe sampe kehilangan jejak Melody? Kalo cowok itu macem-macem sama
Melody gimana Dick? Loe mikir gak sih? Om Dedy sama tante Meta pasti
bakalan marah besar tau gak?"Morgan terlihat begitu emosi mendengar
penjelasan Dicky tentang Melody tadi, Ia benar-benar tidak bisa meredam
emosinya karna terlalu kalut akan keadaan Melody, bahkan Ia sampai
membentak dan memarahi Dicky yang sebelumnya belum pernah Ia marahi
sekasar ini
"Gue tau Gue salah, tadi harusnya Gue gak ngangkat telpon dari Angel
sampe Gue harus kehilangan jejak Melody. Tapi loe juga tetep salah Gan,
kenapa loe lama banget kesininya? Trus loe juga susah banget Gue
hubungin, jadinya fatal gini kan?"jelas Dicky mencoba meredam emosinya
ini. Nafasnya terdengar tidak beraturan, bahkan wajahnya mendadak pucat
karna rasa takut terhadap Melody ini
"ya udah Gue juag minta maaf. Tadi Gue emang lagi ada urusan.
Sekarang loe ikut Gue. Kita cari Melody sama-sama."ucap Morgan
singkat kemudian berlalu pergi. Dicky pun hanya diam dan mengikuti
Morgan dari belakang..
***
"Perempuan mana lagi yang sudah kamu ajak masuk kerumah ini
Bisma?"tiba-tiba sosok lelaki yang sudah tidak muda ini mendelik penuh
kecurigaan terhadap sang cucu satu-satunya yang terlihat tengah
membuatkan secangkir minuman dingin didapur
"ini urusan Bisma kek, gak ada urusannya sama kakek!"ucap Bisma dingin tanpa menoleh sedikitpun terhadap sang kakek
"kamu cucu kakek satu-satunya Bisma, apa kamu akan terus seperti
ini? Apa kamu tidak lelah terus bermain-main dengan urusan yang tidak
bermanfaat ini? Apa kamu tidak takut akan dosa dan balasanmu
kelak??"cerocos lelaki tua bernama kakek Handoko ini. Sepertinya Ia
sudah lelah melihat tingkah laku sang cucu yang selalu seenaknya dan
tidak pernah bisa diatur
"Apa? Dosa kek?
Kakek fikir Bisma berbuat maksiat dan keji sampai kakek bilang ini
Dosa? Ck-ck-ck, kakek GAK USAH so tau!"Bisma menatap sinis wajah kek
Handoko kemudian berlalu pergi meninggalkannya dengan membawa minuman
dingin yang telah selesai Ia buat
"astaghfirullah.. Sampai kapan cucuku akan terus seperti ini?
Kakek tau kakek memang tidak bisa menjadi kakek yang baik buat kamu.
Tapi apa salah? Kalau kakek ingin memberikan yang terbaik buat kamu
Bisma?
Kakek hanya ingin kamu tidak berlarut-larut terus dalam kesedihan
ini. Kakek ingin kamu seperti Bisma kecil kakek disaat kedua orang tua
dan adikmu masih hidup dulu. Kakek sungguh kehilangan keceriaan kamu
Bis.."kek Handoko menatap miris cucu laki-laki satu-satunya ini,
perlahan butiran bening air mata pun menetes membasahi pipinya yang
sedikit keriput, hatinya sungguh sakit melihat tingkah sang cucu yang
menjadi liar dan tidak bisa diatur seperti ini
"jalan satu-satunya mungkin kamu harus segera menikah. Kakek yakin
kalau kamu sudah menikah kamu tidak akan berfikiran seperti anak kecil
lagi. Kamu pasti akan memikirkan masa depan bersama istri dan calon
keluargamu nanti. Iya kakek yakin Bisma..
Kakek akan segera carikan calon untukmu.."batin kek Handoko sedikit
tersirat sebuah senyuman, mungkin ini memang jalan terbaik untuk cucu
satu-satunya ini. Kek Handoko pun melangkahkan kakinya meninggalkan
ruangan tersebut menuju kamarnya.
**
Malam pun semakin larut. Dicky dan Morgan semakin dibuat kalut dan
khawatir karna sampai tengah malam seperti ini Melody tidak bisa Ia
temukan, rasa putus asa pun hinggap dibenak dan fikirannya
masing-masing, wajah yang pucat dan terlihat lelah membuat dua kakak
beradik ini semakin putus asa
"Gue udah lelah Gan, Gue udah gak tau harus nyari Melody kemana
lagi. Gue gak tau.."ucap Dicky menghempaskan tubuhnya disofa. Morgan pun
ikut duduk berhadapan dengan Dicky, wajahnya terlihat sangat tegang
karna takut
"Melody belum terlalu hafal sama kota Jakarta Dick, Gue bener-bener
takut kalau Dia sampe kenapa-napa. Gue takut Dia dibawa orang jahat yang
gak bertanggung jawab Dick. Dia masih polos, Gue benr-bener
takut..."lirih Morgan menunduk dan menjambak rambutnya sendiri,
kekhawatirannya sungguh besar terhadap Melody sampai-sampai Ia menjadi
depresi seperti ini
"Melody cewek baik Gan, Gue yakin Dia gak akan kenapa-napa. Kita
berdoa aja. Gue beneran lelah.. Kita cari Dia besok lagi.."ucap Dicky
beranjak dari duduknya, Ia menepuk pelan punggung Morgan dan berlalu
pergi menuju kamarnya karna tubuhnya sudah sangat lelah dan mengantuk
Morgan hanya diam, Ia tidak membalas satu kata pun ucapan Dicky, Ia sungguh menyesal karna tidak bisa menjaga Melody dengan baik
"Ya Tuhan.. Kenapa hatiku benar-benar khawatir? Apa yang sebenarnya tengah terjadi dengan Melody?
Tolong Lindungi Dia untukku Tuhan.. Aku sangat takut Dia
kenap-napa.."Morgan memejamkan kedua bola matanya. Dipanjatkannya
sedikit Doa agar kekhawatirannya terhadap Melody bisa sedikit berkurang
dan Melody tidak kenapa-napa diluar sana
"kalau sampai kamu kenapa-napa, kakak akan HAJAR orang yang udah
buat kamu kenapa-napa tersebut Mel. Kakak sayang kamu, kakak gak mau
kalau terjadi hal buruk sama kamu.."lirih Morgan menatap kearah depan
dengan pandangan mata yang kosong. Tubuh kekarnya yang sudah sangat
lelah dan ngantuk itu pun akhirnya terbaring diatas sofa tersebut dan
tertidur pulas disana.
**
"Bis, ko kepala Aku tiba-tiba pusing yah? Trus mata Aku juga berat banget lagi.
Ka..kamu gak lagi ngerjain Aku kan Bis?.."wajah Melody terlihat
begitu lemah dan semakin mengantuk, mulutnya pun terus menguap karna
rasa ngantuk dan berat terhadap kedua matanya membuat Ia ingin segera
tidur pulas
"Bisss.. A..aku boleh tidur disini gak?
Aaku ngantuk banget Bii..."belum sempat Melody meneruskan ucapannya,
tiba-tiba tubuhnya sudah ambruk duluan diatas tempat tidur Bisma. Wajah
polosnya pun semakin terlihat polos saat tertidur dan tidak berdaya
seperti ini
"Haha Misi Pertama BERHASIL! tinggal misi selanjutnya!"Bisma
tersenyum evil penuh kelicikan menapa wajah Melody yang sangat polos
tidak berdaya ini
"Gue bakalan bener-bener buat Loe HANCUR Gan, dengan apa yang akan
Gue lakuin ini!"Bisma menatap wajah Melody dan membenarkan posisi tidur
Melody agar lebih baik. Ia pun melangkahkan kakinya mundur sedikit
menjauhi Melody
"Misi Kedua harus BERHASIL malam ini Juga..."batin Bisma yang
langsung membuka kaos Hitam yang tengah dipakainya, bibirnya
terus-menerus tersenyum devil menatap wajah polos Melody. Entahlah apa
yang ada didalan fikiran Bisma hingga bisa melakukan hal senekat dan
sebejat ini. Ia sungguh sudah dikuasai syetan karna tidak berfikir akan
akibatnya kelak..
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p