Minggu, 22 Juni 2014

Perjanjian Cinta #part 34

Sebuah suasana terlihat begitu hening..
 
Bisma tengah duduk bersender didepan televisi seraya memangku jagoan  kecilnya yang tiba-tiba saja terlelap. Ia merubah posisinya lalu  meletakkan Elfaris agar berpindah dari pangkuannya.
 
Bocah tampan itu dibaringkan tepat didepan televisi, beralaskan karpet bulu tebal yang cukup empuk dan halus.
 
"Pelan-pelan Bis.." suara Franda terdengar saat Bisma hendak membaringkan putranya.
 
Bisma menoleh sekilas dan mengangguk setuju.
 
"Kayaknya dia kecapean.. Abis main bola, main Playstation, trus ngoceh gak mau berhenti.  Akhirnya dia tidur juga.." Franda memandang wajah polos buah hati  kecilnya.
 
Bisma tersenyum. Ia mengusap puncak kepala Elfaris lalu mengecupnya  penuh kasih sayang. Lengan Elfaris yang masih memegang stik playstation  pun dilepaskannya dan ditaruh kembali ketempatnya.
 
"Aku jadi gak tega ninggalinnya Nda. Nanti kalau dia nangis gimana? Kalau nanyain aku?" Bisma menatap Franda sedih.
 
"Nanti aku coba jelasin pelan-pelan sama dia. Mudah-mudahan aja dia ngerti. Aku yakin ko, anak kita ini pinter, pasti bisa ngerti." jelas Franda tersenyum yakin.
 
Bisma mendekatkan posisi duduknya disamping Franda. Ia dan Franda  memang tidak duduk diatas sofa. Melainkan diatas karpet tebal yang juga  terdapat Elfaris berbaring disana.
 
Bisma meraih puncak kepala Franda lalu mengusapnya. Menariknya pelan kemudian ia kecup sekilas. "Aku perginya besok pagi aja kali ya Nda?" ujarnya pelan.
 
Bisma menarik tubuh Franda dan merekatkan kepala Franda agar bersender didada bidangnya.
 
Franda nampak tidak memberontak. Ia melingkarkan kedua tangannya  dipinggang Bisma. Merasakan dekapan hangat sang suami yang memang baru  kali ini lagi didapatkannya.
 
"Aku pulang besok yah? Masih kangen sama kamu soalnya.." Bisma mengecup puncak kepala Franda. Punggung Franda diusapnya lembut penuh kasih sayang.
 
"Yaudah besok aja. Lagian sekarang udah sore. Tanggung sebentar lagi  mau malem. Gak baik juga ke Jakarta kalau malam-malam. Apalagi sekarang  Ais lagi tidur. Kalau pas dia bangun kamunya gak ada, pasti dia  nangis.." Franda berujar tanpa menoleh. Kepalanya tetap ia senderkan  didada bidang Bisma. Jemari halusnya asik memainkan kancing kemeja yang  Bisma kenakan.
 
Bisma menghela nafasnya panjang. Rasanya ucapan Franda memang benar.  Ia harus menunda kepergiannya ke Jakarta. Meski masih ingin bersama  istri dan anaknya, namun Bisma memiliki kewajiban disana sebagai seorang  pemimpin perusahaan.
 
"Tidur aja yuk? Ngantuuk.." tiba-tiba Bisma memandang wajah Franda manja.
 
"Tidur? Ini masih sore Bis. Yang bener aja kamu." Franda menoleh  kaget. Posisinya sedikit ia jauhkan agar tidak menyender didada Bisma  lagi.
 
"Gak papa kali Nda, mumpung Ais juga udah tidur. Sekalian kita..." Bisma mengedipkan matanya nakal.
 
"Apa sih? Gausah macem-macem dehh!" ketus Franda sebal. Ia sudah  bisa menebak apa yang Bisma maksudkan akan kedipan nakalnya. Badannya  pun segera ia putar membelakangi Bisma.
 
Bibir Bisma tersenyum lebar. Dengan jahilnya, kedua tangan kekarnya  itu ia lingkarkan diatas perut Franda. Kepalanya ia tenggelamkan dileher  Franda. Menghirup aroma farfum yang begitu wangi dan ia sukai dari  istrinya ini.
 
"Ngh~ Bisma gel..li.." Franda mendesah seraya mendorong pelan kepala Bisma yang menciumi lehernya dari samping.
 
Bisma tidak mendengarkan. Ia semakin asik dengan aksinya. Aroma  parfum dileher Franda memang sangat Bisma sukai sejak dulu. Jadi tidak  heran jika ayah satu anak ini tidak mau menghentikan aktifitasnya.
 
 
"Bis.. Nanti kalau Ais bangun, kamu bisaa..."
 
Bisma langsung menghentikan aksinya. Bibirnya lagi-lagi tersenyum  lebar saat memandang leher putih Franda yang berhasil ia berikan satu  tanda merah.
 
"JAHATT!!" Franda memukul lengan Bisma kesal.
 
"Hehee, abis menggoda banget. Manis lagi." Bisma mengusap bibirnya menggoda.
 
"Manis dari Hongkong?! Kamu tuh nyebelin yah lama-lama. Mentang-mentang udah aku kasih  hati, trus bisa seenaknya sama aku gitu?!" omel Franda menggerutu sebal.
 
Bisma menahan tawanya. Ia melihat leher Franda yang Franda tutupi  dengan telapak tangannya. Sebenarnya Bisma sangat hafal kalau Franda  tidak sungguh-sungguh marah dan mengomelinya seperti ini.
 
"APA?! Ais ada disini loh Bis, gak usah macem-macem terus deh.."  Franda menatap Bisma sebal karna Bisma malah tersenyum memandangnya.
 
"Siapa juga yang mau macem-macem. Orang aku cuma mau satu macem aja  ko." Bisma berujar santai seraya hendak benranjak dari duduknya.
 
"M..maksud k..kaa.."
 
"Maksud aku tuh... Aku cuma mau, ini..." Bisma langsung mengangkat tubuh Franda dan membopongnya dari depan.
 
"Aaaaaaa Bisma kamu mau ngapain? Turunin Gak?!" Franda berteriak kaget.
 
"Ussst udah diem. Jangan teriak, nanti Ais bisa bangun. Aku gak bakalan ngapa-ngapain ko. Aku cuma mau nagih janji kamu aja." jelas Bisma menatap Franda seraya mengedipkan matanya.
 
"Hah?! Janji? T..tapi janji apa? A..aku perasaan gak pernah janji  saa..." ucapan Franda langsung terpotong krna Bisma mletakkn telunjuknya  diatas bibir Franda.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p