Minggu, 22 Juni 2014

Perjanjian Cinta #part 35

Bisma terus membawa Franda menuju kamarnya yang terletak dilantai atas.  Satu persatu anak tangga kayu pun dilaluinya seraya menggendong Franda  dari depan. Hingga akhirnya pintu kayu bercat coklat tua sudah berada tepat dihadapannya.
 
 
"Are you ready honey...?" Bisma berbisik dengan tatapan nakalnya.
 
"Bisma serius ini gak lucu dehh.. Awas kalo sampe kamu macem-macem. Aku gak bakalan mafin kamu!" ujar Franda mengancam.
 
Bisma tidak mendengarkan. Ia menutup pintu kamrnya lalu menguncinya rapat. Tubuh Franda tanpa berkutik masih tetap digendongnya. Tempat tidur  berukuran cukup besar didepannya pun ia panjang dengan senyuman lebar.
 
 
"Penuhi janji kamu. Turuti semua yang aku mau. Dan buktikan kalau  kamu sungguh-sungguh sama ucapan kamu yang kemarin.." perlahan Bisma  membaringkan tubuh Franda diatas tempat tidur empuknya.
 
"B..Bis, t..tapi gak usah sekarang juga dong Bis. A..aku belum siap.. A..akuu.."
 
"Gak perlu takut gitu dong Nda. Aku gak bakalan nyakitin kamu ko.  Aku cuma mau kita seneng-seneng aja.." jelas Bisma berkata enteng  diiringi senyuman nakalnya.
 
Franda sendiri sampai gemetar takut. Satu sisi ia memang sudah  berjanji untuk menjadi istri yang baik untuk Bisma, namun disisi lain,  ada rasa ragu karna Bisma belum Bisma membuktikan janjinya.
 
"Boleh yah? Ais pingin punya teman katanya Nda.." Bisma menatap wajah Franda penuh harap.
 
Franda diam. Ia membalas tatapan Bisma namun tanpa bersuara.
 
"Ayolah sayang.. Emangnya kamu gak kangen sama aku, hem? Kita kasih Ais adik Nda. Biar dia punya temen, gak sendirian lagi.  Aku janji deh, keluarga kita pasti akan jauh lebih bahagia lagi  nantinya. Mau yah sayang..?"
 
Lagi-lagi Franda hanya menatap wajah Bisma. Kedua matanya bahkan  tanpa berkedip saat Bisma meminta sesuatu yang memang menjadi haknya  sebagai suami.
 
"Hemm.. Mikirnya lama banget sih? Kamu masih ragu juga sama aku Nda? Atau emang kamu gak pernah mau percaya sama aku? Aku tukang boong yah? Sampe-sampe kamu gak percaya sama aku lagi. Hufh.. Oke, yaudah, aku gak akan maksa. Aku mau keluar aja, mau berkemas buat besok.."
 
Tiba-tiba Bisma beranjak turun dari atas tempat tidurnya. Ia berjalan gontai menuju pintu kamarnya untuk segera keluar.
 
"B..biss.." panggil Franda pelan.
 
Bisma menoleh. Ia menghentikan tangannya yang tengah membuka kunci pintu.
 
"A..aku b..bukannya gak mau nurutin keinginan kamu. K..kamu jangan salah faham Bis. A..aku tuh cuma.. Cumaa.."
 
"Gak papa ko. Aku ngerti. Yaudah, aku juga gak maksa. Tadinya aku cuma pingin aja punya anak kedua dari kamu, kasih teman  buat Ais, tapi kalo kamu gak bisa. Aku ngerti. Aku gak akan maksa Nda.."  jelas Bisma pelan diiringi senyuman paksanya. Wajahnya terlihat kecewa.  Ia kemudian membuka pintu kamarnya dan keluar meninggalkan Franda.
 
"Bisma pasti marah.. Maafin aku Bis. Aku cuma takut aja kamu gak bisa tepatin janji kamu. Aku itu hafal betul siapa kamu, sebelum janji itu kamu buktiin, aku gak bisa percaya dulu. Sekali lagi maaf.." Franda membatin sesal memandang sosok Bisma yang sudah berlalu meninggalkannya.
 
"Bisma suami aku. Kita menikah memang bukan didasari atas cinta.  Tapi pernikahan aku sama Bisma udah menghasilkan sosok malaikat kecil,  buah hati kesayangan aku sama Bisma. Apa mungkin aku masih belum bisa percaya sama Bisma juga? Bukannya perjanjian konyol itu udah kita batalkan?.. Lalu...."
 
Fikiran Franda berkecamuk dipenuhi rasa bersalah karena menolak apa  yang Bisma inginkan. Bayangan masa lalu pun seolah terbayang menakuti  Franda. Namun bayangan masa kini membuat hati Franda tenang seolah  mengatakan kalau Bisma pasti akan menepati janjinya dan tidak akan  mengecewakannya lagi.
 
"Gak! Aku gak boleh egois! Bisma udah buktiin sifat baiknya sekarang. Dia juga udah sayang banget sama aku, aku bahkan makin sayang dan cinta sama dia. Gak seharusnya aku kaya gini. Kalau nanti Bisma cari perempuan lain gimana? Aku gak mau. Bisma cuma milik aku, cuma punya aku, an cuma suami  aku. Gak boleh ada yang lain.." Franda berucap mantap. Ia kemudian  segera keluar kamarnya menyusul Bisma dan bertekad tidak akan bersikap  egois lagi.
 
 
 
** "Haha, ternyata Franda itu emang cuma milik gue. Buktinya aja sekarang dia minta maaf.. Hemmm Ais kira-kira mau adik cewek atau cowok yah? Atau mau dud-duanya sayang? Haha, apa banget sih.. Hufh.. Yang pasti gue seneng banget.. Aku janji Nda, keluarga kita kedepannya pasti akan lebih baik dan bahagia. Aku yakin sayang..."
 
Bibir Bisma sedari tadi tak henti tersenyum. Setelah mendengar  penuturan Franda dan permintaan maafnya. Akhirnya Franda menyerah dan  mau untuk memenuhi apa yang Bisma inginkan.
 
Perempuan cantik itu tengah duduk disamping Elfaris yang sebelumnya sudah Bisma pindahkan kedalam ruangan kamarnya.
 
"Bobo yang lelap yah sayang. Bunda sayaaang banget sama Ais, mmuacch.." Franda mengusap kening Elfaris lalu mengecupnya lembut.
 
"Ayo sayang. Udah malem nih.. Aku juga udah mulai ngantuk. Bobo yuk?" ucap Bisma tiba-tiba.
 
Franda menoleh dan menghela nafasnya.
 
"Iya, sebentar aku selimutin Ais dulu Bis.." ujarnya sebal.


Bersambung...

Perjanjian Cinta #part 34

Sebuah suasana terlihat begitu hening..
 
Bisma tengah duduk bersender didepan televisi seraya memangku jagoan  kecilnya yang tiba-tiba saja terlelap. Ia merubah posisinya lalu  meletakkan Elfaris agar berpindah dari pangkuannya.
 
Bocah tampan itu dibaringkan tepat didepan televisi, beralaskan karpet bulu tebal yang cukup empuk dan halus.
 
"Pelan-pelan Bis.." suara Franda terdengar saat Bisma hendak membaringkan putranya.
 
Bisma menoleh sekilas dan mengangguk setuju.
 
"Kayaknya dia kecapean.. Abis main bola, main Playstation, trus ngoceh gak mau berhenti.  Akhirnya dia tidur juga.." Franda memandang wajah polos buah hati  kecilnya.
 
Bisma tersenyum. Ia mengusap puncak kepala Elfaris lalu mengecupnya  penuh kasih sayang. Lengan Elfaris yang masih memegang stik playstation  pun dilepaskannya dan ditaruh kembali ketempatnya.
 
"Aku jadi gak tega ninggalinnya Nda. Nanti kalau dia nangis gimana? Kalau nanyain aku?" Bisma menatap Franda sedih.
 
"Nanti aku coba jelasin pelan-pelan sama dia. Mudah-mudahan aja dia ngerti. Aku yakin ko, anak kita ini pinter, pasti bisa ngerti." jelas Franda tersenyum yakin.
 
Bisma mendekatkan posisi duduknya disamping Franda. Ia dan Franda  memang tidak duduk diatas sofa. Melainkan diatas karpet tebal yang juga  terdapat Elfaris berbaring disana.
 
Bisma meraih puncak kepala Franda lalu mengusapnya. Menariknya pelan kemudian ia kecup sekilas. "Aku perginya besok pagi aja kali ya Nda?" ujarnya pelan.
 
Bisma menarik tubuh Franda dan merekatkan kepala Franda agar bersender didada bidangnya.
 
Franda nampak tidak memberontak. Ia melingkarkan kedua tangannya  dipinggang Bisma. Merasakan dekapan hangat sang suami yang memang baru  kali ini lagi didapatkannya.
 
"Aku pulang besok yah? Masih kangen sama kamu soalnya.." Bisma mengecup puncak kepala Franda. Punggung Franda diusapnya lembut penuh kasih sayang.
 
"Yaudah besok aja. Lagian sekarang udah sore. Tanggung sebentar lagi  mau malem. Gak baik juga ke Jakarta kalau malam-malam. Apalagi sekarang  Ais lagi tidur. Kalau pas dia bangun kamunya gak ada, pasti dia  nangis.." Franda berujar tanpa menoleh. Kepalanya tetap ia senderkan  didada bidang Bisma. Jemari halusnya asik memainkan kancing kemeja yang  Bisma kenakan.
 
Bisma menghela nafasnya panjang. Rasanya ucapan Franda memang benar.  Ia harus menunda kepergiannya ke Jakarta. Meski masih ingin bersama  istri dan anaknya, namun Bisma memiliki kewajiban disana sebagai seorang  pemimpin perusahaan.
 
"Tidur aja yuk? Ngantuuk.." tiba-tiba Bisma memandang wajah Franda manja.
 
"Tidur? Ini masih sore Bis. Yang bener aja kamu." Franda menoleh  kaget. Posisinya sedikit ia jauhkan agar tidak menyender didada Bisma  lagi.
 
"Gak papa kali Nda, mumpung Ais juga udah tidur. Sekalian kita..." Bisma mengedipkan matanya nakal.
 
"Apa sih? Gausah macem-macem dehh!" ketus Franda sebal. Ia sudah  bisa menebak apa yang Bisma maksudkan akan kedipan nakalnya. Badannya  pun segera ia putar membelakangi Bisma.
 
Bibir Bisma tersenyum lebar. Dengan jahilnya, kedua tangan kekarnya  itu ia lingkarkan diatas perut Franda. Kepalanya ia tenggelamkan dileher  Franda. Menghirup aroma farfum yang begitu wangi dan ia sukai dari  istrinya ini.
 
"Ngh~ Bisma gel..li.." Franda mendesah seraya mendorong pelan kepala Bisma yang menciumi lehernya dari samping.
 
Bisma tidak mendengarkan. Ia semakin asik dengan aksinya. Aroma  parfum dileher Franda memang sangat Bisma sukai sejak dulu. Jadi tidak  heran jika ayah satu anak ini tidak mau menghentikan aktifitasnya.
 
 
"Bis.. Nanti kalau Ais bangun, kamu bisaa..."
 
Bisma langsung menghentikan aksinya. Bibirnya lagi-lagi tersenyum  lebar saat memandang leher putih Franda yang berhasil ia berikan satu  tanda merah.
 
"JAHATT!!" Franda memukul lengan Bisma kesal.
 
"Hehee, abis menggoda banget. Manis lagi." Bisma mengusap bibirnya menggoda.
 
"Manis dari Hongkong?! Kamu tuh nyebelin yah lama-lama. Mentang-mentang udah aku kasih  hati, trus bisa seenaknya sama aku gitu?!" omel Franda menggerutu sebal.
 
Bisma menahan tawanya. Ia melihat leher Franda yang Franda tutupi  dengan telapak tangannya. Sebenarnya Bisma sangat hafal kalau Franda  tidak sungguh-sungguh marah dan mengomelinya seperti ini.
 
"APA?! Ais ada disini loh Bis, gak usah macem-macem terus deh.."  Franda menatap Bisma sebal karna Bisma malah tersenyum memandangnya.
 
"Siapa juga yang mau macem-macem. Orang aku cuma mau satu macem aja  ko." Bisma berujar santai seraya hendak benranjak dari duduknya.
 
"M..maksud k..kaa.."
 
"Maksud aku tuh... Aku cuma mau, ini..." Bisma langsung mengangkat tubuh Franda dan membopongnya dari depan.
 
"Aaaaaaa Bisma kamu mau ngapain? Turunin Gak?!" Franda berteriak kaget.
 
"Ussst udah diem. Jangan teriak, nanti Ais bisa bangun. Aku gak bakalan ngapa-ngapain ko. Aku cuma mau nagih janji kamu aja." jelas Bisma menatap Franda seraya mengedipkan matanya.
 
"Hah?! Janji? T..tapi janji apa? A..aku perasaan gak pernah janji  saa..." ucapan Franda langsung terpotong krna Bisma mletakkn telunjuknya  diatas bibir Franda.

Bersambung...

Perjanjian Cinta #part 33

Sosok bocah tampan jagoan kesayangan Bisma dan Franda terlihat begitu asik. Ia berdiri didepan balkon kamarnya yang terletak dilantai atas. Wajahnya tampak ceria. Bibir mungilnya tak henti tersenyum. Pandangannya pun sangat fokus melihat kearah bawah, tepatnya kearah rumah Arfa bocah kecil yang seumuran dengannya.

Perjanjian Cinta #part 32

Setelah selesai dengan pembicaraan seriusnya. Bisma dan Franda kini nampak lebih akur dan sudah tidak

Perjanjian Cinta #part 31

Maaf baru bisa ngepost di blogg lagi.
Semoga tetap mau berkomentar yah.


No edit apalagi copas!!!