"uuhhh jagoan Ayah ternyata udah bangun?.. Muach-muach-muach, pagi ya sayang? Bunda pasti lagi mandi yah? Muach-muach.. Ayah sayang Raza.."Bisma mengecup beberapa kali wajah menggemaskan buah hatinya ini, bibirnya tersenyum dikala sudah melihat wajah Raza yang selalu membuat hatinya damai
Raza sendiri malah tertawa riang, kakainya menendang-nendang perut Bisma yang dekat dengannya itu, tangannya pun berusaha meraih wajah sang Ayah meskipun sangat sulit, bibirnya mengoceh riang seolah ingin sekali mengajak bicara ayah tercintanya ini
"apaa? Raza mau ayah gendong? Raza mau Ayah cium? Sini Ayah gendong, Ayah cium juga deh, muach-muach-muach..."Bisma meraih tubuh mungil Raza dan kembali mengecup beberapa kali wajah tampannya. Raza pun semakin riang mendapat perlakuan istimewa dari sang ayah
"hem.. Ternyata Ayah udah bangun? Bunda fikir masih tidur.."
tiba-tiba Dhira masuk menghampiri Bisma, Ia mendekat dan menyapa jagoan kecilnya yang Bisma pangku
"aissh anaknya Bunda digendong ciapa? Raza digendong ciapa cayang? Digendong Ayah yah? Ayah Raza bum mandi, macih bau acem. Raza cama Bunda aja yah? Muach-muach-muach.."Dhira mengajak bicara Raza dengan gaya seperti anak kecil. Raza pun begitu senang kalau sudah diajak berbicara seperti ini
"uhh.. Mam.. Uhh"Raza memukulkan tangan putihnya didada Bisma. Rupanya Ia ingin bersama Dhira hingga raut wajahnya menunjukkan aksi protes saat Bisma menjauhkannya dari Dhira
"Raza kenapa? Raza mau sama Bunda? Iya? Raza sama Ayah aja yah? Bunda nya macih bau, jangan deket Bunda, Bunda itu belum mandi, Raza sama Ayah aja muach-muach.."ucap Bisma kembali mencium wajah Raza. Alhasil Raza pun merasa kesal. Ia menjerit dan memukul wajah Bisma karna keinginannya dekat dengan sang Bunda malah tidak dituruti oleh Bisma
"ahaha, ngambek Dia yah, Ayah sih pake bilang Bunda bau, jelek segala. Gak bakal terima Dia. Udah sini sama Bunda aja. Ayah mending mandi.."Dhira tertawa geli melihat tingkah putra semata wayangnya ini. Ia pun segera meraih tubuh Raza dan beraling menggendong bayi mungil berusia 8'bulan ini.
"huh, Raza ga asik nih.. Masa wajah Ayah dipukul? Kan Ayah cuma becanda sayang.. Bunda tetep cantik ko, kan Bunda istri ayah, Ayah tetep sayang Bunda sama Raza. Jangan ngambek yah?
Yaudah Ayah mandi dulu, Raza tunggu Ayah sama Bunda dibawah. Muach-muach.."Bisma mengelus lembut rambut hitam Raza yang tidak terlalu lebat itu, Ia juga mengecup kening Dhira sekilas sebelum masuk kedalam kamar mandinya
"jangan lama-lama mandinya. Nanti papah marah lagi kalau sampai telat ke kantor.. Bunda sama Raza kebawah yduluan ya yah??"teriak Dhira seraya berjalan membawa Raza keluar dari dalam kamarnya
"iya, nanti Ayah nyusul. Ayah sebentar ko Bun..!!"balas Bisma sedikit berteriak dari dalam kamar mandi.
**
"waaahh cucu Kakek udah ganteng ternyata, aduh duh.. Ganteng banget sih sayang? Muach-muach... Cucu kakeek.."
Om Landry begitu antusias meraih tubuh mungil cucu kesayangannya ini. Ia sama sekali tidak peduli kalau Ia tengah menyantap sarapan paginya, kalau sudah melihat Raza Ia memang selalu bersikap seperti ini. Makanya tante Nela sudah tidak heran lagi melihat tingkah om Landry
"Bisma sudah bangun Ra? Dia gak bangun kesiangan lagi kan??.."tanya tante Nela lembut
"Bisma lagi siap-siap mah. Tadi udah bangun ko, jadi gak mungkin terlambat lagi.."jawab Dhira diiringi senyum. Ia duduk didekat tante Nela dan siap mengikuti sarapan paginya
"mamah fikir Bisma belum bangun. Jangan sampai pagi ini Dia terlambat ke kantor, papah kamu bilang pagi ini akan ada clien penting dari Singapore yang akan datang.."tante Nela mulai menikmati sarapan paginya. Dhira hanya tersenyum seraya mengolesi sehelai roti dengan elai untuk Bisma
"iya Ra, pagi ini papah tidak akan ke kantor lagi. Papah rasa papah sudah waktunya untuk berpensiun dari dunia perbisnisan. Papah akan menyerahkan semuanya pada suamimu Bisma. Papah mau dirumah saja mengurus cucu kesayangan papah ini. Papah mau deket terus sama Raza, sama cucu papah.."jelas om Landry ikut bicara. Namun pandangannya masih asik terhadap Raza yang berada dipangkuannya itu
"iya pah mah, Dhira tau ko. Bisma juga udah tau, makanya Dhira selalu berusaha buat ngingetin Bisma akan tugasnya sekarang ini. Dhira yakin Bisma passti bisa mengurus perusahaan papah ko.. Papah sama mamah gak perlu khawatir yah?.."Dhira tersenyum menatap kedua mertuanya ini.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p