Bisma menatap wajah Dhira dengan tatapan melas. Rupanya Dhira tidak mau memberinya vitamin tambahan untuk penyemangat pagi ini, makanya wajah Bisma berubah menjadi ditekuk menjadi beberapa lipatan seperti ini(?)
"udah mending berangkat sekarang aja. Nanti malah telat lagi, kiss nya kalau udah pulang aja, kamu tuh kebiasaan selalu minta kiss terus, ada mamah papah Bis malu.."
Dhira mendorong pelan tubuh Bisma agar segera beranjak dari kursi meja makannya menuju kantor. Sedangkan tante Nela hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah putra dan menantunya ini
"dikit deh sayang, gak bisa semangat dong kalau gak dikasih kiss? Nanti Aku malah gak bisa fokus.."pinta Bisma berjalan mundur dengan wajah penuh harap
"iya nanti pulangnya. Sekarang Ayah kerja dulu yah? Kerja yang bener. Papah bilang bakal ada Clien dari Singapure pagi ini, jadi harus semangat gak boleh males-malesan.."jelas Dhira lagi-lagi berusaha mendorong tubuh Bisma menuju pintu depan
"iya iya Ayah semangat.. Kalau soal Clien sih gampang, semua bisa Ayah atur. Tapi Ayah tetep pingin dapat vitamin penyemangat dulu dari Bunda MUAACH Ayah berangkat Bun..."
Tanpa diberi aba-aba lagi Bisma langsung menyambar bibir tipis Dhira yang selalu membuatnya tergoda itu, langkahnya pun Ia percepat memasuki mobil sedan hitamnya karna takut Dhira marah
"hemz.. Kebiasaan kamu itu yah.."gumam Dhira tersenyum menyentuh bibirnya sendiri
Mobil Bisma pun segera melaju meninggalkan pekarangan rumah, Dhira melambaikan tangannya saat Bisma membuka pintu jendela mobilnya. Bibir mereka sama-sama tersenyum terpancar raut kebahagiaan
"seneng akhirnya keluarga kita bisa harmonis seperti ini Bis..
Aku sayang kamu, semoga keluarga kita akan tetap utuh hingga ajal yang menjemput kita kelak.."
Dhira melangkahkan kakinya masuk kembali kedalam rumah. Bibirnya masih saja tersenyum karna semua ini bagaikan mimpi Indah yang tidak pernah terbayangkan sedikit pun olehnya.
**
Setelah acara meeting penting dengan Clien dari Singapure selesai, Bisma segera merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan BB miliknya dans egera mencari kontak nomor Dhira sang istri. Rasanya baru beberapa jam saja Bisma tinggal dikantor, rasa rindu itu selalu muncul, ingin sekali Ia cepat-cepat pulang agar bisa bertemu dengan sang istri dan buah hati tercinta mereka
"hallo Bun? Bunda lagi ngapain? Raza udah makan siang belum? Ayah kangen banget.. Meeting hari ini berjalan sangat lancar.. Ayah pengen cepet-cepet pulang nih, kangenmsama Bunda dan Raza.."
Suara Bisma yang nyerocos terus tanpa jeda membuat bibir Dhira tersenyum lebar mendengarnya. Raza yang tengah Ia pangku pun ikut bereloteh begitu mendengar suara Ayahnya dari seberang telepon sana
"itu Raza yah? Aduh sayaaang.. Ayah kangen, pengen pulang nih Ayahnya, pengen peluk cium Raza.. Uuhh anak Ayaaah.."
Bisma sangat antusian mendengar celotehan jagoan kecilnya ini. Ia sampai mendekatkan BB yang tengah Ia pegang kemulutnya
"Iya ini Bunda lagi sama Raza yah, kebetulan tadi Papah sama mamah lagi keluar, katanya sih Papah mau check up. Trus Raza Bunda yang jaga. Ayah tau sendiri biasanya setiap jam menit bahkan detik Bunda jarang banget bisa sama Raza, papah kan pengen sama Raza terus.. Tapi sekarang Raza udah makan ko, makannya lahap banget lagi yah. Pinter anak kamu ini.."jelas Dhira tak kalah antusias menjelaskan perkembangan sang buah hati. Hari ini terasa sangat menguntungkan baginya karna bisa bersama Raza terus, karna biasanya Raza selalu bersama om Landry sang kakek
"waahh dirumah sepi Bun? Bunda cuma sama Raza aja?
Ummm anak Ayah kan emang hebat.. Yaudah Ayah pulang cepet yah? Tunggu sebentar, love you sayang eemmuuach.."
Bisma langsung mematikan sambungan telponnya. Rasanya kesempatan hari ini juga memang sangat langka. Ia pun segera membereskan tas kerjanya agar bisa pulang detik ini juga
"waahh lumayan nih, papah kan kalau udah check up bisa sampe sore, umm bisa romantisan sama Dhira. Kangen banget Ayah Buun..."batin Bisma tersenyum membayangkan wajah cantik sang istri.
Sedangkan Dhira sendiri hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Bisma yang sudah bisa Ia tebak ini
"bentar lagi Ayah pulang, Raza pasti seneng.. Tapi nanti Raza gak boleh diem yah kalau Ayah gangguin Bunda. Raza harus cegah okhay? Hihii.."Dhira mengajak bicara bayi berusia 6'bulan ini. Celotehan riang pun keluar dari mulut Raza. Ia seperti yang mengerti apa yang diucapkan oleh sang Bunda
"Aaaa..aa yyyaaah.. Mbuun.."teriak Raza gemas mengangguk-anggukan kepalanya. Pipi chuaby nya pun terlihat semakin menggemaskan saat mulut kecilnya Ia kerucutkan dan tangannya mengepal memuul mulut Dhira
"ahaha.. Pinteeer.. Muach-muach.. Anaknya siapa sih yang pinter ini? Anak Bunda atau Ayah??"Dtanya Dhira mengecup pipi Raza gemas
"Yyah.. Mbun! Uhh.."Raza
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p