Kamis, 15 Agustus 2013

Ingatlah Hari Ini (Cerpen Pramudina-Bisma)

Seorang gadis cantik berkulit putih dengan wajah natural tanpa make-up nya ini terlihat tengah asik menyendiri disebuah danau. Tempat dimana disana ia bisa merasakan ketenangan yang sempurna. Ketenangan yang memang sangat ia sukai bila berada ditempat tersebut.


Pramudina. Sebut saja gadis cantik ini dengan nama Dina. Gadis yang entah sejak kapan menjadi lebih sering menyendiri ditempat-tempat sepi dan sunyi, mungkin ia memiliki alasan tersendiri hingga menyukai kesunyian.

"ternyata sendiri itu lebih baik. Untuk apa memiliki pacar tapi tidak pernah bisa membuat pasangannya nyaman.."bibirnya tiba-tiba tersenyum. Senyuman yang sangat kecil dan terlihat miris. Mungkin Dina sedang mendapatkan masalah dengan sang kekasih.

"andai kamu bisa seperti kura-kura itu Bis. Setiap aku ketempat ini kura-kura itu selalu berdua, mereka tidak pernah berjauhan seolah takut untuk berpisah. Bahkan aku pernah lihat kalau kura-kura yang satunya sempat jatuh kedanau ini, tapi kura-kura yang satunya menolong dia Bis. Sungguh pemandangan yang membuat aku kagum melihatnya.."gumam Dina. Kini pandangannya beralih menatap dua ekor kura-kura yang terdapat disebuah batang pohon besar yang telah tumbang dipinggiran danau buatan tersebut.

Dina beranjak dari duduknya. Mendekat kearah sepasang kura-kura berukuran tidak terlalu besar itu.

"andai kisah cinta aku seperti ini, bisa terus bersama dengan Bisma tanpa ada yang menggangu atau pun mengusik.
Tapi Bisma yang sekarang berbeda, dia bukan Bisma yang dulu kukenal.."lagi-lagi Dina menyunggingkan senyum mirisnya mengingat sikap Bisma sang kekasih sudah tidak seperti yang ia harapkan.

"harusnya kamu lebih bisa mengerti aku. Aku sayang sama kamu, rasa sayang aku mungkin bisa mengalahkan rasa sayang siapapun ke kamu.
Jangan pernah marah yah kalau aku cuek, sifat aku memang seperti ini, kamu hanya perlu yakin dan percaya kalau aku sayang dan cinta kamu.."

kalimat yang pernah Bisma ucapkan entah kenapa tiba-tiba terngiang kembali dimemori ingatan Dina. Kalimat itu yang selalu bisa membuat Dina kuat, namun apa Dina bisa sekuat ini kalau seminggu ini saja Bisma sang kekasih sudah tidak memberinya kabar.
Oh Tuhan.. Gadis cantik ini hanya perempuan lemah berhati rapuh, jangan biarkan fikiran buruk merasuki kepalanya karna sikap cuek Bisma ini.

"aku akan berusaha percaya dengan kata-kata kamu itu Bis, aku yakin dibalik sifat cuek kamu tersimpan rasa yang begitu besar buat aku.."Dina tersenyum yakin. Ia kemudian melangkah pergi meninggalkan danau tersebut karna hari sudah cukup sore dan gelap.




**
Pemuda tampan yang ternyata Bisma Karisma salah satu personil BoyBand SM*SH ini terlihat begitu gelisah. Ia sesekali mengaruk belakang kepalanya seperti yang sedang kebingungan.

"duh.. Jangan besok dong, akunya ada perfom.
Maaf deh kalau akhir-akhir ini aku jarang kasih kabar. Tapi kalau aku gak sibuk aku pasti kasih kabar ko, please ngertiin yah..?"ujarnya tampak terlihat raut wajah sedih dan berat. Rupanya ia tengah berbicara melalui telepon seluler yang digenggamnya dengan Dina sang kekasih.

Tiba-tiba tidak ada suara dari seberang telpon sana, suasana mendadak hening. Rupanya Dina menangis mendengar penuturan Bisma barusan, ia bagaikan tak mampu berkata-kata lagi, padahal keinginannya hanya ingin bertemu dan diberi sedikit perhatian.

"aku tahu aku salah. Tapi aku disini juga tidak pernah berbuat macam-macam, aku juga tahu kalau setiap aku ingin dimengerti aku juga mengerti kamu. Tapi posisi aku sekarang lagi sulit. Kalau jadwal perfom di SM*SH cukup kosong aku janji akan pulang ke Bandung. Nanti kita ketemu yah?
Jangan marah, aku paling takut kalau kamu marah.. Miss You, aku kangen banget sama kamu.."

Tanpa menunggu lama Dina langsung mengakhiri sambungan telponnya. Hatinya terasa sesak, lagi-lagi Bisma bersikap seperti ini, apa tidak ada celah sedikit pun untuknya? Padahal besok adalah hari special untuknya karna usianya akan bertambah.


"hufh pasti marah. Aku janji aku akan temui kamu kalau aku tidak sibuk. Aku bukannya mementingkan karir aku terus-menerus dan melupakan kamu. Aku juga faham ko Din, bagaimana ada diposisi kamu. Mungkin aku memang keterlaluan, tapi aku janji akan berusaha menjadi yang terbaik buat kamu.."Bisma menggenggam BB hitam ditangannya yang sudah terputus sambungan telpon dengan Dina. Ia kemudian beranjak untuk menemui sahabat rekan personil SM*SH yang lain untuk membicarakan persiapan perfom besok.


"mungkin aku yang terlalu egois. Aku tidak boleh menuntut hal yang berlebihan. Aku harus mengerti profesi dia. Iya aku tidak boleh lemah. Apalah artinya ulang tahun, itu hanya hari biasa yang dilewati setiap satu tahun sekali.
Aku juga tidak boleh berburuk sangka terhadap Bisma, aku harus mengerti dia, Harus.."Dina memejamkan matanya lirih. Bulir bening air mata menetes dari pelupuk matanya. Mungkin yang ia ucapkan tidak sama dengan keadaan hatinya yang cukup sakit dan kecewa itu.




**
Setelah selesai dengan perfom pertamanya di acara musik Inbox pagi tadi, sekarang Bisma dan para personil SM*SH lain mulai meluncur ketempat perfom selanjutnya. Hari ini memang jadwal cukup padat karna harus perfom dibeberapa tempat.


"kayaknya Dina beneran marah, handphone nya sampai tidak diaktifkan.."gumam Bisma begitu terlihat sibuk mengutak-atik BB ditangannya.

"ahh biarin aja deh, dia itu terlalu egois kalau menuntut gue seperti ini. Harusnya dia bisa mengerti. Bukan malah bertingkah seperti anak kecil.."runtuknya kini malah ikut mematikan BBnya juga. Entah mungkin karna kondisi yang masih lelah hingga Bisma malah membalas keegoisan Dina dengan keegoisannya lagi.

"dari pada loe marah-marah tidak jelas kayak gini. Mending loe istirahat dan tidur. Perjalanan kita ketempat perfom selanjutnya cukup jauh, trus nanti malam juga kita ada perfom on air, jadi kondisi badan harus dijaga biar bisa menghasilkan sesuatu yang memuaskan.."Bisma menoleh mendengar penuturan Rafael salah satu personil SM*SH yang duduk dijok depan ini dan tersenyum kearahnya ini.

"iya Raf, gue juga ini mau tidur ko.."balas Bisma terdengar sangat malas mengucapkan kalimat tersebut.

Rafael tersenyum dan kembali fokus melihat jalanan didepan.





Malam kian menjelang..

Acara yang tidak pernah direncanakan ini ternyata berjalan cukup seru dan menyenangkan. Padahal ini hanya pesta kecil yang direncanakan oleh sahabat serta teman-teman akrab Pramudina.
Mereka memberikan kejutan kecil namun sangat berkesan untuk Dina. Meski dirinya dikerjai habis-habisan oleh sahabat-sahabat dekatnya ini, namun rasanya itu membuat pertambahan usianya ditahun ini sangat berkesan.

Dina tersenyum melihat beberapa photo dilayar Kamera digitalnya yang terdapat photo-photo saat sore hari tadi. Mereka memang kreatif dan sangat pintar menyenangkan sahabatnya yang tengah berulang tahun ini.

"happy birthday.. Semoga panjang umur, makin plus-plus-plus dan makin sukses yaah.."sebuah doa dari sang sahabat terlontar untuknya. Kedua pipinya pun dikecup sekilas. Dina tersenyum mengingat itu semua. Rasanya sangat bahagia sekali meski Dina merasa ada yang kurang karna tidak ada sosok Bisma disana.

"tahun-tahun lalu kamu selalu memberikan aku ucapan selamat meski hanya sebagai sahabat. Rasanya lebih baik bersahabat denganmu Bis, menjadi kekasih kamu justru malah sama sekali tidak bisa mendapatkan ucapan itu lagi.."Dina memandang sebuah bingkai photo lama dimana disana terdapat beberapa sahabat dan teman akrab Dina yang menyodorkannya sebuah kue tar. Disana juga terdapat sosok Bisma yang ikut diabadikan dalam photo sederhana namun sangat bernilai harganya.

"kamu yang dulu dan sekarang berbeda. Mungkin karna kamu sekarang sudah memiliki karir sukses juga. Tapi apa harus kamu bersikap seperti ini terus Bis?
Bahkan dihari special aku pun tidak ada sepatah kata yang kamu ucapkan buat aku.
Aku hanya perempuan lemah. Aku tidak sekuat yang kamu kira.
Aku juga ingin mendapatkan perhatian kamu meski kamu sangat cuek dan sibuk sekalipun.
Aku juga ingin kamu mengingat hari ini Bis.."air mata Dina tiba-tiba menetes membasahi pipi putihnya. Entah sejak kapan ia menjadi lemah dan cengeng seperti ini. Mungkin memang Bisma yang terlalu keterlaluan hingga melupakan hari yang hanya datang satu tahun sekali ini.

Dina menaruh bingkai photonya kembali. Ia beranjak perlahan mendekati balkon kamarnya. Dina berjalan keluar meski hembusan angin malam cukup terasa dingin menusuk tulang.

"rasanya aku ingin berteriak kencang. Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya disini Bis..
Aku ingin kamu ada disini.
Aku ingin kamu jadikan hari ini sebagai hari tak terlupakan buat aku. Aku ingin kamu Bisma, aku inginkan kamu.."lirih Dina memejamkan kedua kelopak matanya. Kedua tangannya ia rentangkan berharap kalau hembusan angin malam ini bisa menggantikan pelukan hangat Bisma yang bisa menenangkannya.

"ku akui aku memang egois. Aku egois karna selalu ingin mendapatkan perhatian lebih dari kamu. Tapi apa itu salah Bis?
Aku ingin menjadi seseorang yang special dihidup kamu.
Selama ini aku sudah berusaha sabar dan mengerti kamu. Tapi apa? Ini balasan yang kamu kasih buat aku.
Sakit Bis.. Padahal aku tidak pernah meminta hal yang sulit. Aku hanya ingin kamu berada disini walau hanya 5detik sekalipun.."Dina membuka kelopak matanya kembali. Rupanya harapannya cukup besar akan kehadiran Bisma disini. Tapi sepertinya itu sangat tidak mungkin dan mustahil bisa terjadi.

Dina beranjak kembali memasuki kamarnya. Tiba-tiba kedua bola matanya melotot kaget tidak percaya. Jantungnya pun seolah berhenti seketika itu juga.

"maaf yah.."

Ucapan yang begitu pelan dan terdengar penuh sesal keluar dari sosok pemuda tampan yang tak lain adalah Bisma.

"gak. Itu tidak mungkin Bisma, aku pasti sedang berhayal.. Ya Tuhan, jangan biarkan keinginan sulit aku inin membuat aku gila. Tolong hilangkan bayangan wajah Bisma dari fikiranku, aku mohon.."Dina malah memejamkan matanya seolah tidak mau mempercayai sosok Bisma yang memang tengah berdiri diambang pintu kamarnya itu.

"Din.."Bisma melangkah pelan mendekati Dina.

Namun Dina masih saja enggan membuka kedua matanya. Baginya suara panggilan Bisma barusan pun hanya sebuah ilusinasinya saja.

"Aku tahu aku salah. Aku juga tahu aku terlalu berlebihan minta dimengerti oleh kamu.
Aku bahkan sampai melupakan hari special ini.
Aku benar-benar lupa Din. Aku sama sekali tidak ingat.
Maafin aku yah? Happy birthday.. Semoga kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga hubungan kita juga masih tetap bisa berjalan kedepannya.
Sekali lagi Happy Birthday, selamat ulang tahun.."ujar Bisma diiringi senyum seraya meraih kedua pundak Dina.

"buka dong matanya. Masa kamu masih mau merem terus?"suruh Bisma lembut.

Dina menurut. Mungkin ini sulit ia mengerti dengan akal sehat. Tapi kenyataannya memanglah terjadi seperti ini. Bisma kini sudah ada didepan matanya. Ia bahkan mengucapkan selamat ulang tahun meski ia sendiri sempat meminta maaf karna melupakan hari ini.

"jangan nangis.. Kamu itu wanita yang kuat, jadi tidak boleh nangis hanya karna aku.
Aku minta maaf yah sayang.. Maafin aku.."Bisma menyeka air mata yang menetes dipelupuk mata Dina, tubuh Dina pun kemudian ia dekap dengan eratnya dan penuh dengan kehangatan.

"hiks.. Aku juga minta maaf..
Aku minta maaf kalau aku terlalu banyak menuntut kamu..
Aku tahu sikap aku ini salah.. Tapi aku mohon luangkan sedikit waktu kamu buat aku Bis..
Walau hanya sebentar aku sangat menginginkan itu.
Aku maklumi profesi kamu yang sekarang ini. Tapi aku mohon jangan pernah lupakan hari ini.. Ini adalah hari special buat aku, dan kamu juga adalah laki-laki yang special dihati aku, jadi aku minta dengan sangat. Ingatlah hari ini Bis.."Dina menatap wajah Bisma dengan mata berkaca. Pelukan Bisma terhadapnya pun sedikit ia renggangkan.

"iya sayang. Aku janji akan berusaha menjadi yang terbaik buat kamu. Aku juga akan berusaha selalu mengingat hari ini..
Sekali lagi happy birthday.. Aku sayang kamu.."ujar Bisma lembut diiringi senyum. Ia menatap wajah Dina dengan tatapan yang begitu teduh dan menenangkan.

"makasih yah? A..aku juga sayang kamu.."balas Dina sedikit malu dan menyembunyikan senyumnya.

Bisma mengangguk. Ia kemudian menarik pinggang Dina kembali kedalam pelukannya. Dagu Dina pun sedikit ia angkat. Dina hanya memejamkan kedua kelopak matanya karna sudah bisa mengira apa yang akan Bisma lakukan terhadapnya.


"waduuhh.. Adegan dibawah umuuurr.. Waah si Bisma gak tahu situasi nih.. Udah bagus gue mau nganter kesini jauh-jauh, tapi malah kayak gini balesannya. Yaaahh trus gue nyium siapa dong?
Dina nyium Bisma, lah Gue??"terlihat Dicky tengah ngedumel sendiri dibalik pintu kamar Dina. Ia buru-buru menutupi wajahnya dengan telapaktangan saat bibir Bisma menyentuh lembut bibir Dina. Yapz mungkin itu adalah sebuah degan kasih sayang yang Bisma tunjukkan untuk kekasihnya itu. Hanya saja Dicky yang masih polos kurang suka sampai berceloteh ria sendiri dibalik pintu.





END~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p