Selasa, 18 Juni 2013

Arfa Ohh Arfa #part 6

Pagi menjelang..


Bisma sudah terlihat rapi dengan kemeja putih dan celana panjang yang memangmasih tersisa didalam ransel hitamnya. Ia membenarkan kerah bajunya serapimungkin. Pagi ini Bisma memang berencana untuk mencari pekerjaan walau Ia belumtau akan bekerja dimana dan bekerja apa. Tapi niatnya sungguh kuat kalau hariini juga Ia harus bisa mendapat pekerjaan.



"hufh.. Semoga hari ini hari keberuntungan Gue.
Gue pengen kerja, surat lamaran ini juga kayaknya cukup buat jadi penguatlangkah Gue pagi ini..
Semangat Bis, jangan mau kalah oleh keadaan, Gue yakin loe pasti bisa jadiorang sukses, iya Gue sangat yakin.."

Bisma menatap wajahnya sendiri didepan cermin, Ia tersenyum menyemangatidirinya sendiri dan begitu yakin kalau kelak Ia pasti akan menjadi seorang yangsukses. Hanya saja keadaan sekarang belum berpihak padanya, tapi hatinyasungguh yakin kalau kelak Ia akan menjadi orang yang sukses

Bisma pun melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamar berukuran tidak terlaluluas itu. Bibirnya kembali tersenyum saat melihat wajah polos Arfa masih pulastertidur diatas tempat tidurnya

"Doain om Fa, supaya dapat kerjaan hari ini. Biar kamu gak perlu ngamenlagi. Gak tega om lihat anak sekecil kamu panas-panasan ditengah jalan rayayang membahayakan itu.."lirih Bisma kemudian berlalu pergi tanpamenghiraukan Arfa lagi

sedangkan Arfa sendiri tidak terusik sedikit pun, wajahnya semakin terlihatpolos jika dalam posisi tertidur seperti ini.


**
Kedua bocah kembar ini rupanya tengah asik bermain Playstation didalamkamarnya. Kedua mata mereka sama-sama fokus menatap layar besar dihadapannyaitu

"kak Albi curang, masa tangan Bian disenggol terus dari tadi? Mobil Biankan jadi ketinggalan jadinya.."protes Bian memanyunkan bibirnya karna sangkakak memang dari tadi berusaha bermain curang

"kakak enggak curang, kamu aja yang mainnya lelet, huh yeaahh!! Akhirnyakakak Menang lagi.. Uuuhhhh Bian kalaaah yeaaaah kakak menaangwlee':p"Albi melonjak senang saat mobil balap berwarna biru kesukaannyaitu Finish lebih dulu dari mobil merah Bian. Ia sampai menjulurkan lidahnyameledek sang adik

"kak Albi curang!! Bian gak mau main sama kak Albi lagi!"kesal Bianyang langsung melempar stik playstation berwarna putih yang digenggamnya itukesembarang tempat

"yaah giliran kalah pasti ngambek, huh dasar cengeng!! Yah AlbiMenaaangg!!"Albi kembali berteriak kegirangan, Ia sampai naik keatas tempattidurnya dan melompat-lompat kegirangan

"yess..!! Tinggal kalahin om Reza nanti malam. Om Reza kan udah janji maumain sama Albi. Om Reza pasti bisa Albi kalahin kaya Bian. Dan om Reza pastiakan kasih mainan baru kalau udah bisa Albi kalahin, yeaahh yesss!!"pikirAlbi begitu bahagia dan yakin kalau adik dari papah kandungnya itu kelak bisaIa kalahkan. Ekspresi wajahnya sungguh sangat lucu karna Ia tidak berhentibergerak meloncat-loncat diatas tempat tidurnya.



**
Arfa sendiri sekarang ternyata malah duduk termenung diteras depan rumahkontrakannya. Sejak bangun tidur dan tidak menemukan sosok om yang Ia panggilom Bima itu Arfa langsung murung. Ia takut kalau Bisma benar-benar pergimeninggalkannya. Makanya sekarang Ia hanya bisa duduk berdiam diri menunggukedatangan Bisma

"om Bima..
Keapa om tigalin Arfa?..
Arfa kan egak nakal om.. Arfa cuma penen puna temen aja, Arfa ga akannakaal.."lirih Arfa menatap kosong kearah depan

"semaam kan om udah jaji mau temein Arfa, tapi keapa sekaang om maah pegi?Arfa takut om, Arfa takut kaau sendii.."lirih Arfa lagi. Air matanyatiba-tiba menetes karna takut kalau Bisma benar-benar telah meninggalkannya

Arfa pun turun dari kursi kayu yang terlihat sedikit reyot itu. Ia melangkahmasuk dengan langkah yang sangat gontai tanpa semangat

"hiks.. Masa Arfa tigal sendiian disini om? Arfa takut.. Arfa ga mausendiian teus, Arfa ga mauu.."

air mata Arfa kembali menetes. Ia pun menutup pintu kontrakannya itu pelan danmasuk kedalam kamarnya lagi. Bisma memang tidak memberitahukan kalau pagi iniIa akan mencari pekerjaan, makanya Arfa sangat kaget dan ketakutan jugaberfikiran kalau Bisma telah meninggalkannya.



**
Seorang pelayan disalah satu resto yang cukup besar ini sungguh terlihat sangatkerepotan mengantarkan pesanan dari para pengunjung resto yang datang.
Kedua tangannya sungguh lincah menghidangkan pesanan seraya mengambil beberapapiring kotor bekas pengunjung dimeja-meja kosong lainnya. Kemeja putih dengandasi kupu-kupu hitam melekat dilehernya. Keringat pun terus mengucur deras daridahinya

"Bis, loe coba antar pesanan ini dimeja nomor'7. Biar Gue yang ambil alihpiring-piring kotor itu.."

seorang pegawai lain memanggil pemuda berwajah tampan yang ternyata Bisma ini

"oh, iya oke sip. Biar Gue yang anterin pesanannya.."balas Bismasetuju. Ia pun meraih beberapa makanan yang disodorkan oleh salah-satu pegawaiResto tersebut

"ini Bu, Pak.. Silahkan dinikmati. Maaf kalau sudah menunggu terlalulama.."ujar Bisma begitu ramah menyodorkan pesanan pada pengunjung dimejanomor'7

"iya mas, tidak apa-apa. Terimakasih.."balas seorang wanita paruhbaya ini tak kalah ramahnya

Bisma hanya tersenyum menundukkan badannya kemudian berlalu menuju meja-mejalain yang harus segera Ia antar makanan yang dipesannya.

"hufh.. Gila, nih Resto kapan sepi nya? Kalo kaya gini caranya bisa bengekGue.. Hufh.. Ternyata jadi pelayan Resto kaya gini capek juga, padahal pelayandisini udah cukup banyak, tapi tetep aja susah buat dihandle karnapengunjungnya gak berhenti-berhenti.."

Bisma menyenderkan tubuhnya sejenak didekat area dapur. Ia mencoba mengaturnafasnya yang begitu sangat kelelahan

"jiaaah baru kerja setengah hari aja loe udah kaya gini Bis? Gimana kalosampe entar malem? Apalagi malam ini si pemilik Resto bakalan datang bersamakawan-kawannya, jadi siapa-siap aja kita bakal lembur dan bekerja exstra malamini.."ujar seorang pelayan bertubuh cukup tinggi ini menepuk pundak Bisma.Ia hanya tersenyum melihat sahabat barunya ini belum bisa menyesuaikan diriakan pekerjaan yang memang cukup menguras tenaga

"hufh.. Inget Bis, cari kerja itu susah. Ini aja Gue udah beruntung bangetditerima disini. Jadi Gue harus semangat jangan langsung nyerah.
Kalau emang malam ini Gue harus lembur, Gue siap.. Gue siap banget deh, asaljangan sampe kena marah trus dipecat aja, kan berabe entar Gue kerja apaanlagi.."pikir Bisma kemudian segera bersemangat kembali. Ia pun segeramelangkahkan kakinya untuk melayani pengunjung-pengunjung di Resto mewah yangmemang selalu ramai pengunjung ini.




Sementara itu..


Gadis cantik bermata sipit ini nampak seperti kebingungan mencari sesuatu. Iamerogoh Tas berwarna putih miliknya dan mengobrak-abrik isi tas tersebut

"kenapa mba?"

Tanya seorang kasir perempuan menatap bingung gadis berketurunan JepangIndonesia ini

"emm.. Aduh, i..ini dompet saya ketinggalan mba. Mm..mungkin ketinggalandimobil, tunggu sebentar yah?.."ujarnya dengan wajah yang sedikit terlihatpanik

"biar saya aja yang bayar mbak. Sekalian.."

tiba-tiba pemuda berpostur tinggi putih ini menyodorkan kartu creadit nyakearah kasir dipusat perbelanjaan ini

"Morgan??"pekik gadis cantik bermata sipit ini

"loh, Ael??"pekik pemuda tersebut yang ternyata Morgan iniikut-ikutan kaget

"ko, kamu bisa ada disini???"

Tanya Morgan dan Ael atau Aelke berbarengan melontarkan pertanyaan yang sama.
Sejenak bibir mereka pun mengeluarkan sedikit tawa

"hihi, ka.kamu ko ada disini? Bukannya kamu tinggal di Jepang??"tanyaMorgan lagi dengan senyum yang begitu menawan menghiasi wajahnya

"A..aku udah seminggu disini. Ka..kamu sendiri ngapain disini? Kosendirian?"tanya Aelke balik. Morgan pun menunjukkan dua kantungbelanjaannya yang berisi mainan-mainan untuk kedua jagoan kesayangannya itu

"Besok kebetulan anak-anak Aku ulang tahun Ael, jadi Aku sempetin buatbeli kado untuk mereka hari ini. Kamu sendiri ngapain? Ko sendirian? Suami ataupacar kamu mana??"Morgan mengalihkan pandangannya seperti mencari sosoklain yang seharusnya memang bersama gadis cantik ini

"ini mas, mbak. Silahkan belanjaannya diambil.."

tiba-tiba pelayan kasir tersebut membuyarkan obrolan antara Morgan dan Aelke.Morgan pun hanya mengangguk kecil kemudian kembali mengambil kartu ATM nya

"kamu hari ini ada acara gak? Em.. Maksud aku, kamu mau gak ikut Akukerumah, bantu Aku menghias kado untuk anak-anak Aku. Soalnya Aku kurang mahirdalam menghias kado.."Morgan menatap wajah cantik Aelke sedikit gugup.Entah kenapa rasanya baru kali ini Ia bisa segugup ini lagi disaat berbicaradengan seorang gadis

Aelke hanya diam. Ia sendiri pun bingung harus berkata apa. Jujur nafasnyaterasa sesak karna bisa bertemu dan bertatap muka langsung dengan pria yangpernah singgah didalam hatinya itu. Ini seperti mimpi, bahkan Aelke sama sekalitidak pernah membayangkan kalau bisa bertemu dengan Morgan lagi setelah hampir6'tahun Ia mencoba melupakannya

"hey, ko bengong? Pulangnya Aku antar ko, cuma sebentar.. Tolong bantuyah? Sekalian Aku juga ingin mengobrol sama kamu lagi Ael, udah lama kan kitagak pernah sharing lagi? Kamu waktu itu tiba-tiba menghilang disaat haripernikahan Aku dan sekarang Aku baru bisa bertemu kamu lagi setelah sekianlamanya.."ucap Morgan membuyarkan lamunan Aelke

"em..i..iyaudah A..aku ikut.."balas Aelke akhirnya hanya bisa pasrah.Jujur Ia sebenarnya sangat senang karna bisa dekat dengan pria yang selalumembuat hatinya gelisah tak menentu ini. Namun Aelke mencoba bersikap biasasaja karna Ia tahu kalau Morgan telah memiliki keluarga dan menjadi milik oranglain

Morgan pun tersenyum. Ia menarik pergelangan tangan Aelke agar berjalanmendahuluinya. Mobil C-RV Hitam miliknya pun siap Ia kendarai dengan gadiscantik ini. Sedangkan Aelke sendiri tadi memang hanya menggunakan taksi tidakmembawa mobil pribadinya.



**
"PELAYAAAN!! Cepetan doongg!! Sahabat-sahabat Gue udah pada mau pesennih.. Kalian lama banget sih? DASAR LELET!!"

Teriakan yang cukup kencang ini membuat Bisma dan pelayan resto lainnyaterkejut dan sesegera mungkin melayani pemuda seumuran dengan Bisma ini

"wadduh, itu pasti anak Pemilik Resto ini, waah siap-siap deh Bis, kitaharus bisa melayani Dia dengan baik, kalo sampe enggak baik bisa dipecatentar.."seorang pelayan bertubuh tinggi kurus ini tampak ketakutanmendengar teriakan sang pemilik Resto. Bisma sendiri malah cengo. Pandangannyamencoba menangkap siapa sosok pemuda yang berteriak-teriak tidak sabaranseperti yang tidak mengerti sopan-santun itu

"CEPETAAAANN!!!"

Teriaknya lagi semakin kencang

"i..iya Den se..sebentar.."sahut pelayan yang lain dans egera berlarimengantarkan pesanan yang dipilih pemuda tersebut

"Biar Saya yang antar aja.."tiba-tiba Bisma meraih nampan berisimakanan dan minuman dari salah satu pelayan agar Ia yang mengantarkannya.Pelayan itu sendiri hanya mengangguk setuju akan keinginan Bisma

"siapa sih pemilik Resto ini? Songong banget tuh orang.."pikir Bismapenasaran. Langkahnya pun semakin Ia percepat karna pemuda tersebut masih sajaberteriak tidak jelas


"i..ini pesanannya.."

Bisma menyodorkan pesanan pemuda berambut poni samping ini. Kepala Bismasendiri hanya menunduk tanpa berani menatap pemuda yang sepertinya seumurandengannya ini

"ko Gue kaya yang kenal sama nih anak??"pikir sang pemuda mencobamelihat secara jelas siapa pelayan baru di Resto miliknya ini

"Ngapain Loe nunduk? Loe fikir Gue ada dibawah apa??"bentak pemudaini membuat Bisma kaget dan mengangkan kepalanya

"HAH? I..ilham?? Adduh mampus Gue!"wajah Bisma pun berubah merah danketakutan seketika begitu melihat sahabat kampusnya ini

"hahaha, haha. Gue gak salah lihat nih? Hahaha. Loe kerja di Resto GueBis? Hahaha
kemaren kan elo sendiri yang bilang kalau Elo itu lebih baik dari Gue. Bahkanyang lebih berhak ngedapetin Dina itu Elo bukan Gue, tapi sekarang? SekarangApa? Hahaha.."tawa Ilham begitu terdengar renyah menatap wajah Bisma.Rupanya gadis cantik yang duduk didebelahnya itu dulunya adalah kekasih Bismayang berhasil Ilham rebut untuk kesekian kalinya. Karna rata-rata kebanyakangadis-gadis cantik itu memang tidak bisa diajak hidup susah dan sederhanaseperti Bisma, makanya banyak yang berpaling dan lebih memilih Ilham karnaIlham lebih kaya dan lebih dari segalanya.

Bisma hanya diam. Wajahnya tidak berani menatap wajah Ilham lagi. Ia sudahsangat tahu bagaimana sikap dan sifat Ilham, makanya Ia lebih memilih untukdiam

"heh, Elo ngapain bengong disitu? Ngerusak pemandangan aja loe! Udah sanapergi, cepet ambil pesanan Gue yang lain, Gue mau pesta makanan malam inis amasobat-sobat Gue.. Cepetan!!"suruh Ilham mendorong tubuh Bisma kasar

"i.iya Ham.."balas Bisma gugup

"heh! Ko Ham? Sih? Harusnya loe tuh manggil Gue Tuan! Kan Gue majikan loesekarang!!"bentak Ilham cukup membuat dada Bisma sesak mendengarnya

"Hemz.. Iya TUAN!!"Bisma menghela nafasnya kemudian segera berlalupergi untuk mengambil pesanan Ilham yang lain

"haha dasar kacung! Mau aja disuruh-suruh, hahaha.."tawa Ilhamkembali terdengar begitu renyahnya. Ia pun duduk disamping gadis cantik bernamaDina ini dengan beberapa sahabat yang sama membawa paangannya juga dikursi dekatdengannya.



**
Malam pun semakin larut.. Cahaya Matahari kini sudah tenggelam dan digantikanoleh cahaya Bulan. Ribuan bintang dilangit pun mulai menampakkan dirinyamenghiasi malam yang cukup sepi dan sunyi

Arfa sendiri masih saja setia menunggu kepulangan Bisma. Ia duduk dikursi kayudepan seraya menatap sendu langit kelabu yang tampak sedikit gelap ini

"om.. Keapa om bum puang juda?..
Arfa takut om.. Arfa ga mau sendii.. Arfa mau sama om.."

Air mata Arfa tiba-tiba saja menetes membasahi pipi putihnya.
Sendirian didalam kesepian memang hal yang membuat dirinya takut, apalagi letakkontrakan Koko Aliong yang Ia tempati itu cukup sepi dan tidak ada orang lainyang tinggal disana. Bahkan rumah Koko Aliong sendiri berjarak cukup jauh

"keapa sih Arfa seau sendii??
Keapa Arfa ga penah bisa puna temen?
Arfa butuh teman ya Allah.. Arfa penen puna temen.."Arfa menadahkanwajahnya menatap langit. Ia seolah mengadu pada sang pemilik alam semesta inikalau dirinya tidak mau sendiri terus, ia ingin memiliki teman layaknya bulanyang selalu didampingi ribuan bintang

"hiks.. Arfa takut.. Arfa penen sama om Bima.. Arfa takut oom..."Arfamenenggelamkan wajahnya seraya memeluk kedua lututnya yang Ia tekuk. Iamenangis tak kuasa menahan perihnya hidup yang selalu sendirian itu.

"hiks mamah.. Papaah.. Arfa ga mau sendii.. Arfa mau ikut mama papah..Arfa mau sama mama papah.. Arfa ga mau sendii teus, Arfa takut maah, Arfatakuut..."Arfa semakin terisak menangis dalam kesedihan. Ia sampai tidakmenyadari kalau ternyata sosok yang Ia tunggu telah berdiri dihadapannya

"ngapain jam segini diem diluar?
Cepet masuk! Nanti malah masuk angin lagi.."ucap Bisma tiba-tiba membuatArfa kaget tidak percaya

"om Bima?"pekik Arfa menoleh bingung mencari arah sumber suaratersebut. Sedangkan Bisma malah berlalu masuk kedalam rumahnya begitu saja

"om....!!!"teriak Arfa berlari histeris mengejar Bisma masuk kedalam

"om...janan tigain Arfa ladi.. Om bima janan tigain Arfa.. Arfa takut om..Arfa takuut..."Arfa berhambur memeluk tubuh Bisma yang sangat kelelahanini. Air matanya tak sanggup lagi Ia bendung begitu melihat sosok yang Iatunggu akhirnya datang juga

"kamu ngapain nangis sih? Om gak kemana-mana ko. Om kan udah janji akansama Arfa. Jadi gak perlu nangis..
Om capek, om lelah.. Om mau istirahat.. Mending Arfa tidur, udah malam jangannangis terus.."ucap Bisma melepaskan pelukan tangan Arfa lalu membaringkan tubuh lelahnya diatas tempat tidur

Arfa sendiri malah diam. Ia tidak tahu harus berkata apa, rupanya Ia salahberfikiran kalau om nya ini pergi meninggalkannya. Ia pun ikut berbaringdisamping Bisma sampai akhirnya terlelap dengan wajah lelah dan mata yangsembab karna seharian menangis terus..

"Ya Tuhan.. Besok Gue harus cari kerja kemana lagi?
Si Ilham bener-bener keterlaluan..
Dia udah perlakuin Gue kaya binatang dan sekarang Dia malah seenaknya mecatGue.
Hufh.. Cobaan apalagi ini? Kalau dulu Gue terima ajakan Reza mungkin Gue bisaaja dapat duit dengan mudah kaya si Dicky. Tapi Gue gak mungkin ngelakuin halitu.. Gue tau itu hal yang salah.. Tapi kalau kaya gini caranya Gue gak kuatTuhan.."

Bisma mencoba memejamkan kedua kelopak matanya. Rupanya hari ini kesabaran dantenaganya benar-benar telah diperas habis di Resto tersebut. Rasa putus asa punsempat berkecamuk difikiran Bisma. Apalagi Bisma juga kenal dengan Reza yangsaat ini tengah dekat dengan Dicky itu..



Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p