Terlihat Dhira dengan santainya duduk diruang tengah, Ia menunggu
Bisma yang tadi Ia minta untuk membuatkan suatu minuman karna Bisma
sendiri yang memaksa, padahal Dhira sebenarnya tidak sedang menginginkan
apa-apa
"Aku beneran gak ngerti sama kamu Bis..
Ko bisa sampe segitunya yah? Padahal harusnya kamu tuh seneng Aku
gak minta yang macem-macem, tapi ini justru malah sebaliknya, kamu
justru malah ngambek kalau Aku gak minta sesuatu.. Hempp bener-bener
aneh.."gumam Dhira terus tersenyum mengingat ucapan Bisma tadi, sesekali
Ia pun melirik kearah dapur karna Bisma masih belum kembali
"tapi ko lama yah?..
Jangan-jangan Bisma gak bisa lagi bikiii...."tiba-tiba ucapan Dhira terhenti karna Bisma keburu datang menghampirinya
"Taraaa... Jus pesanan Bunda udah Ayah buaaat..."teriak Bisma dengan
suara serak-serak basahnya itu, Ia pun ikut duduk disamping Dhira lalu
menyodorkan segelas Jus Jeruk yang Dhira minta tadi..*tebakan siapa tuh
yg bener??*
Dhira menoleh kearah Bisma dan tersenyum
"makasih ya Ayah, udah repot-repot buatin Bunda Jus jeruknya.."ucap Dhira tersenyum manis
"gak papa ko Bun, santai aja.. Lagian justru Ayah yang seneng karna
Bunda udah nyuruh Ayah buat bikin Jus jeruknya.."balas Bisma ikut
tersenyum menunjukkan deretan giginya yang dibehel itu
Dhira pun langsung meraih segelas jus yang Bisma bawa tadi,
keningnya tiba-tiba mengkerut saat melihat warna jus jeruk tersebut
tidak seperti biasanya
"i..ini beneran jus jeruk Yah?.."tanya Dhira sedikit ragu melihat
warna orange yang begitu mencolok, bahkan terlihat sedikit aneh
"iya itu jus jeruk..
Ayah sendiri loh Bun yang buat.."jawab Bisma mantap diiringi senyum
"GLEK!!"Dhira mendadak menelan ludahnya karna sebenarnya Ia sangat tidak yakin kalau yang dipegangnya itu adalah jus jeruk
"cobain dong Bun, pasti enak deh, soalnya Ayah buatnya pake cinta,
jadi pasti rasanya enak pake banget.."suruh Bisma sedikit menggombal
"i..iya, ya udah Bunda cobain.."balas Dhira gugup, perasaannya
mendadak tidak enak saat melihat cairan berwarna orange yang sangat
mencurigakan itu
"ayo?.."suruh Bisma tak sabaran melihat istrinya ini, Ia begitu
memperhatikan wajah Dhira dengan seksama saat mencoba meneguk jus
buatannya
akhirnya dengan sangat ragu plus rasa khawatir, Dhira pun mencoba merasakan jus buatan suaminya itu
"gi..gimana Bun?
Enak kan jus jeruknya?.."tanya Bisma begitu ingin tahu, wajahnya pun sampai Ia dekatkan dengan wajah Dhira
Dhira malah memejamkan matanya seperti menahan rasa kecut,pahit,asem
bahkan entahlah rasa apalagi yang ada pada jus tersebut, yang pasti
mimik wajah Dhira langsung berubah drastis
"kenapa?..
Jus nya gak enak yah sayang?.."tanya Bisma lagi dan ikut khawatir juga karna takut Dhira kecewa
"i..ini beneran Jus jeruk?..
Ka..kamu bikinnya beneran pake jeruk kan Yah?.."tanya Dhira balik seraya menunjuk jus yang dipegangnya
"iya itu emang jus jeruk, sumpah deh Ayah gak bohong, dibuatnya aja pake jeruk asli..
Emang kenapa?
Rasanya gak enak yah?.."jawab+tanya Bisma lagi
Dhira menggeleng tanpa menjawab pertanyaan Bisma karna Ia juga bingung harus menjawab apa.
Sementara Bisma sendiri malah langsung meraih segelas Jus yang Dhira pegang lalu meminumnya karna penasaran
"HUuueeekk!!!"baru satu teguk Bisma langsung memuntahkan jus tersebut karna rasanya sangat aneh
"i..ini jus apaan sih Ra?..
Ko rasanya bisa aneh gini??.."tanya Bisma bingung sendiri padahal Ia yang sudah membuat jus tersebut
"Aku juga enggak tau Bis, kan kamu sendiri yang buat.."jawab Dhira menggelengkan kepalanya
"ko bisa yah?..
Padahal tadi Aku beneran gak masukkin apa-apa kedalam blendernya,
Aku cuma masukkin jeruk beberapa buah dan sedikit air terus langsung Aku
blender. Udah ko gak ada yang lain.."pikir Bisma semakin tidak mengerti
"ma..maksud kamu?
Kamu masukin jeruknya gitu aja sama air kedalam blender?..
Enggak kamu potong atau pisahin dulu sama kulitnya?"tanya Dhira mencoba mencerna apa yang Bisma jelaskan tadi
"ya enggak lah sayang, Aku langsung masukkin aja kedalam blendernya..
Kan disitu emang udah tertera kalau buah-buahan yang akan diblender
gak perlu dipotong terlebih dahulu soalnya udah otomatis Ra, jadi ya
udah Aku masukkin aja langsung jeruknya trus blender deh.."jawab Bisma
dengan wajah tanpa dosanya, entahlah Ia itu polos atau memang tidak
mengerti cara menggunakan blender yang benar, sampai-sampai Ia membuat
Jus jeruk tersebut dengan kulit-kulitnya Ia ikut blender juga, pantas
saja rasanya jadi aneh..
"Ya Allah Biss.. Walaupun gak perlu dipotong, tapi masa kamu maen masukkin gitu aja?..
Berarti kulit jeruknya juga ikut kamu blender dong?..
Pantes aja rasanya jadi pahit trus warnanya juga jadi oren
banget.."protes Dhira sedikit kesal plus greget juga karna Bisma memang
salah faham akan cara membuat jus yang baik dan benar
"hehe.. Aku salah ya sayang?..
Haduuh maaf deh maaf, Aku beneran gak tau Ra, Aku fikir cara bikinnya emang gitu, eeh ternyata bukan..
Hehe maaf yah Bun, Ayah gak bermaksud ngeracunin Bunda ko, Ayah
beneran enggak tau.."Bisma menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal
sambil cengengesan karna malu apa yang dibuatnya itu salah, Ia juga
terlihat sedikit menyesal karna telah mengecewakan Dhira
"gak usah minta maaf..
Bunda ngerti ko, lagian Ayah juga sih yang salah..
Harunya nanya dulu kalo gak ngerti tuh, jangan maen blender aja sama
kulit-kulitnya, pahit tau.."balas Dhira sedikit memanyunkan bibirnya
Bisma malah tersenyum melihat ekspresi wajah Dhira yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan
"iya-iya deh Ayah yang salah..
Ya udah cini biar Ayah kasih pemanis sama bibir Bunda, biar rasa
pahit dari jus tadi langsung hilang.."ucap Bisma tiba-tiba menarik wajah
Dhira agar mendekati wajahnya, Ia pun memiringkan kepalanya dan siap
untuk memberikan ciuman mautnya
namun tiba-tiba Dhira menutupi bibir mungilnya dengan tangan
"loh, kenapa?.."tanya Bisma heran
"jangan disini Yah, gak enak takut ada yang lihat nanti.."jelas
Dhira sedikit berbisik dan celingak-celinguk melihat keadaan
disekitarnya, mungkin takut tukang kebunnya tiba-tiba masuk dan melihat
adegan tersebut
Bisma yang mengerti akan maksud Dhira pun mendadak tersenyum, Ia
juga langsung mengangkat tubuh Dhira untuk segera Ia bawa kekamarnya
"isssh ko digendong sih?..
Turunin gak?..
Aku takut tau gak, kalo nanti Aku jatuh gimana?..
Trus nanti gimana juga sama baby kii..."tiba-tiba Bisma langsung
menympal bibir tipis Dhira dengan bibirnya agar berhenti mengoceh
Dhira hanya terpelongo dibuatnya, namun kesempatan itu tidak Bisma
sia-siakan, Ia segera bergegas menuju kamarnya masih dengan posisi
mencium bibir Dhira..*nah loh kebayang gg??..#mudah-mudahan aja enggak
deh*ehh?
Skip
Kita Percepat aja yah?
Usia kandungan Dhira kini sudah berusia 7'bulan.
Terlihat perutnya pun sudah semakin membuncit dan membesar
"issh.. Lucu banget sih istri Ayah ini, perutnya makin hari makin buncit aja..
Beneran lucu deh Bun.."ucap Bisma tertawa kecil melihat perut Dhira
yang semakin membesar, Ia pun menghampiri Dhira yang tengah bercermin
didepan kaca riasnya dan memeluknya dari belakang, yaa mekipun sedikit
susah karna perut Dhira yang besar
"udah tau nih perut makin besar, tapi masih aja suka
peluk-peluk.."protes Dhira melepaskan tangan Bisma yang mengelus
perutnya dari belakang, Ia pun membalikan wajahnya hingga berhadapan
dengan Bisma
"cepetan kerja, gak usah macem-macem terus sama Bunda, kasihan nanti
baby kita nya kalo kamu macem-macem terus.."suruh Dhira sedikit jutek,
mungkin Ia sudah kesal menghadapi sikap Bisma yang selalu bermanja
padanya, apalagi kalau sudah minta kiss, hufh.. Sampai Dhira kehabisan
nafas pun mungkin tidak akan Bisma lepaskan karna sudah keasyikan dengan
permainannya
"iya-iya Ayah kerja..
Ya udah hati-hati dirumah yah?..
Kalau ada apa-apa langsung hubungi Ayah, dan tetep harus inget pesan
ayah, Bunda GAK BOLEH keluar rumah apalagi sampe nemuin Rafkha, Ayah
gak suka Bun.."pesan Bisma mengingatkan
"iyaa, Bunda masih inget dan selalu inget pesan Ayah itu..
Bunda gak mungkin ngelanggar karna Bunda udah janji..
Sekarang berangkat yah? Takut telat nantinya.."balas+suruh Dhira lagi diiringi senyum manisnya
"Ayah tuh ngingetin karna Ayah gak mau Bunda dimiliki oleh orang lain, cukup hanya Ayah yang ada dihati Bunda..
Ya udah Ayah pergi dulu, titip Bunda yah sayang, kamu gak boleh
nakal, kasihan nanti Bundanya, emuuaacch.."Bisma mengecup lembut perut
buncit Dhira, kemudian bergantian mengecup bibir Dhira. Ia memang selalu
melakukan hal ini setiap pagi saat hendak berangkat kekantor..
"Iya, hati-hati Yah.. Pulang nya jangan terlalu malam.."balas Dhira
tersenyum kearah Bisma yang sudah beranjak keluar dari kamarnya
Bisma hanya mengangguk mantap tanda mengiyakan ucapan istrinya ini
Dhira tersenyum menatap kearah Bisma, tangan kanannya tak henti-hentinya mengelus perutnya yang buncit
"Aku selalu turutin apa yang kamu mau Bis..
Dan sampai sekarang Aku gak pernah berani keluar rumah tanpa kamu..
Aku gak mau kamu marah kalau nantinya Aku melanggar, Aku gak mau
buat kamu kecewa, walaupun jujur Aku masih penasaran tentang siapa
Rafkha yang sebenarnya.."batin Dhira terus melihat kearah Bisma yang
kini sudah tidak terlihat lagi...
Dhira pun segera masuk kembali kedalam kamarnya untuk beristirahat karna Ia memang tidak boleh terlalu capek
namun..
Tiba-tiba terdengar suara bel rumah yang ditekan oleh seseorang dari luar
"TING-TONG!!!"suara bel itu terdengar begitu nyaring dan kencang
"hemz.. Siapa sih?..
Masa Bisma balik lagi?..
Tapi kalau memang Bisma, Ia kan bawa kunci cadangannya, jadi gak
mungkin kalau harus mencet bel lagi.."pikir Dhira bingung, Ia pun segera
beranjak menuju pintu depan rumahnya untuk mengetahui siapa yang
datang...
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p