Selasa, 30 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #34

Terlihat Dhira dengan santainya duduk diruang tengah, Ia menunggu Bisma yang tadi Ia minta untuk membuatkan suatu minuman karna Bisma sendiri yang memaksa, padahal Dhira sebenarnya tidak sedang menginginkan apa-apa



"Aku beneran gak ngerti sama kamu Bis..
Ko bisa sampe segitunya yah? Padahal harusnya kamu tuh seneng Aku gak minta yang macem-macem, tapi ini justru malah sebaliknya, kamu justru malah ngambek kalau Aku gak minta sesuatu.. Hempp bener-bener aneh.."gumam Dhira terus tersenyum mengingat ucapan Bisma tadi, sesekali Ia pun melirik kearah dapur karna Bisma masih belum kembali

"tapi ko lama yah?..
Jangan-jangan Bisma gak bisa lagi bikiii...."tiba-tiba ucapan Dhira terhenti karna Bisma keburu datang menghampirinya

"Taraaa... Jus pesanan Bunda udah Ayah buaaat..."teriak Bisma dengan suara serak-serak basahnya itu, Ia pun ikut duduk disamping Dhira lalu menyodorkan segelas Jus Jeruk yang Dhira minta tadi..*tebakan siapa tuh yg bener??*

Dhira menoleh kearah Bisma dan tersenyum

"makasih ya Ayah, udah repot-repot buatin Bunda Jus jeruknya.."ucap Dhira tersenyum manis

"gak papa ko Bun, santai aja.. Lagian justru Ayah yang seneng karna Bunda udah nyuruh Ayah buat bikin Jus jeruknya.."balas Bisma ikut tersenyum menunjukkan deretan giginya yang dibehel itu

Dhira pun langsung meraih segelas jus yang Bisma bawa tadi, keningnya tiba-tiba mengkerut saat melihat warna jus jeruk tersebut tidak seperti biasanya

"i..ini beneran jus jeruk Yah?.."tanya Dhira sedikit ragu melihat warna orange yang begitu mencolok, bahkan terlihat sedikit aneh

"iya itu jus jeruk..
Ayah sendiri loh Bun yang buat.."jawab Bisma mantap diiringi senyum

"GLEK!!"Dhira mendadak menelan ludahnya karna sebenarnya Ia sangat tidak yakin kalau yang dipegangnya itu adalah jus jeruk

"cobain dong Bun, pasti enak deh, soalnya Ayah buatnya pake cinta, jadi pasti rasanya enak pake banget.."suruh Bisma sedikit menggombal

"i..iya, ya udah Bunda cobain.."balas Dhira gugup, perasaannya mendadak tidak enak saat melihat cairan berwarna orange yang sangat mencurigakan itu

"ayo?.."suruh Bisma tak sabaran melihat istrinya ini, Ia begitu memperhatikan wajah Dhira dengan seksama saat mencoba meneguk jus buatannya

akhirnya dengan sangat ragu plus rasa khawatir, Dhira pun mencoba merasakan jus buatan suaminya itu

"gi..gimana Bun?
Enak kan jus jeruknya?.."tanya Bisma begitu ingin tahu, wajahnya pun sampai Ia dekatkan dengan wajah Dhira

Dhira malah memejamkan matanya seperti menahan rasa kecut,pahit,asem bahkan entahlah rasa apalagi yang ada pada jus tersebut, yang pasti mimik wajah Dhira langsung berubah drastis

"kenapa?..
Jus nya gak enak yah sayang?.."tanya Bisma lagi dan ikut khawatir juga karna takut Dhira kecewa

"i..ini beneran Jus jeruk?..
Ka..kamu bikinnya beneran pake jeruk kan Yah?.."tanya Dhira balik seraya menunjuk jus yang dipegangnya

"iya itu emang jus jeruk, sumpah deh Ayah gak bohong, dibuatnya aja pake jeruk asli..
Emang kenapa?
Rasanya gak enak yah?.."jawab+tanya Bisma lagi

Dhira menggeleng tanpa menjawab pertanyaan Bisma karna Ia juga bingung harus menjawab apa.

Sementara Bisma sendiri malah langsung meraih segelas Jus yang Dhira pegang lalu meminumnya karna penasaran


"HUuueeekk!!!"baru satu teguk Bisma langsung memuntahkan jus tersebut karna rasanya sangat aneh

"i..ini jus apaan sih Ra?..
Ko rasanya bisa aneh gini??.."tanya Bisma bingung sendiri padahal Ia yang sudah membuat jus tersebut

"Aku juga enggak tau Bis, kan kamu sendiri yang buat.."jawab Dhira menggelengkan kepalanya

"ko bisa yah?..
Padahal tadi Aku beneran gak masukkin apa-apa kedalam blendernya, Aku cuma masukkin jeruk beberapa buah dan sedikit air terus langsung Aku blender. Udah ko gak ada yang lain.."pikir Bisma semakin tidak mengerti

"ma..maksud kamu?
Kamu masukin jeruknya gitu aja sama air kedalam blender?..
Enggak kamu potong atau pisahin dulu sama kulitnya?"tanya Dhira mencoba mencerna apa yang Bisma jelaskan tadi

"ya enggak lah sayang, Aku langsung masukkin aja kedalam blendernya..
Kan disitu emang udah tertera kalau buah-buahan yang akan diblender gak perlu dipotong terlebih dahulu soalnya udah otomatis Ra, jadi ya udah Aku masukkin aja langsung jeruknya trus blender deh.."jawab Bisma dengan wajah tanpa dosanya, entahlah Ia itu polos atau memang tidak mengerti cara menggunakan blender yang benar, sampai-sampai Ia membuat Jus jeruk tersebut dengan kulit-kulitnya Ia ikut blender juga, pantas saja rasanya jadi aneh..

"Ya Allah Biss.. Walaupun gak perlu dipotong, tapi masa kamu maen masukkin gitu aja?..
Berarti kulit jeruknya juga ikut kamu blender dong?..
Pantes aja rasanya jadi pahit trus warnanya juga jadi oren banget.."protes Dhira sedikit kesal plus greget juga karna Bisma memang salah faham akan cara membuat jus yang baik dan benar

"hehe.. Aku salah ya sayang?..
Haduuh maaf deh maaf, Aku beneran gak tau Ra, Aku fikir cara bikinnya emang gitu, eeh ternyata bukan..
Hehe maaf yah Bun, Ayah gak bermaksud ngeracunin Bunda ko, Ayah beneran enggak tau.."Bisma menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil cengengesan karna malu apa yang dibuatnya itu salah, Ia juga terlihat sedikit menyesal karna telah mengecewakan Dhira

"gak usah minta maaf..
Bunda ngerti ko, lagian Ayah juga sih yang salah..
Harunya nanya dulu kalo gak ngerti tuh, jangan maen blender aja sama kulit-kulitnya, pahit tau.."balas Dhira sedikit memanyunkan bibirnya

Bisma malah tersenyum melihat ekspresi wajah Dhira yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan

"iya-iya deh Ayah yang salah..
Ya udah cini biar Ayah kasih pemanis sama bibir Bunda, biar rasa pahit dari jus tadi langsung hilang.."ucap Bisma tiba-tiba menarik wajah Dhira agar mendekati wajahnya, Ia pun memiringkan kepalanya dan siap untuk memberikan ciuman mautnya


namun tiba-tiba Dhira menutupi bibir mungilnya dengan tangan

"loh, kenapa?.."tanya Bisma heran

"jangan disini Yah, gak enak takut ada yang lihat nanti.."jelas Dhira sedikit berbisik dan celingak-celinguk melihat keadaan disekitarnya, mungkin takut tukang kebunnya tiba-tiba masuk dan melihat adegan tersebut

Bisma yang mengerti akan maksud Dhira pun mendadak tersenyum, Ia juga langsung mengangkat tubuh Dhira untuk segera Ia bawa kekamarnya

"isssh ko digendong sih?..
Turunin gak?..
Aku takut tau gak, kalo nanti Aku jatuh gimana?..
Trus nanti gimana juga sama baby kii..."tiba-tiba Bisma langsung menympal bibir tipis Dhira dengan bibirnya agar berhenti mengoceh

Dhira hanya terpelongo dibuatnya, namun kesempatan itu tidak Bisma sia-siakan, Ia segera bergegas menuju kamarnya masih dengan posisi mencium bibir Dhira..*nah loh kebayang gg??..#mudah-mudahan aja enggak deh*ehh?






Skip



Kita Percepat aja yah?




Usia kandungan Dhira kini sudah berusia 7'bulan.
Terlihat perutnya pun sudah semakin membuncit dan membesar


"issh.. Lucu banget sih istri Ayah ini, perutnya makin hari makin buncit aja..
Beneran lucu deh Bun.."ucap Bisma tertawa kecil melihat perut Dhira yang semakin membesar, Ia pun menghampiri Dhira yang tengah bercermin didepan kaca riasnya dan memeluknya dari belakang, yaa mekipun sedikit susah karna perut Dhira yang besar

"udah tau nih perut makin besar, tapi masih aja suka peluk-peluk.."protes Dhira melepaskan tangan Bisma yang mengelus perutnya dari belakang, Ia pun membalikan wajahnya hingga berhadapan dengan Bisma

"cepetan kerja, gak usah macem-macem terus sama Bunda, kasihan nanti baby kita nya kalo kamu macem-macem terus.."suruh Dhira sedikit jutek, mungkin Ia sudah kesal menghadapi sikap Bisma yang selalu bermanja padanya, apalagi kalau sudah minta kiss, hufh.. Sampai Dhira kehabisan nafas pun mungkin tidak akan Bisma lepaskan karna sudah keasyikan dengan permainannya

"iya-iya Ayah kerja..
Ya udah hati-hati dirumah yah?..
Kalau ada apa-apa langsung hubungi Ayah, dan tetep harus inget pesan ayah, Bunda GAK BOLEH keluar rumah apalagi sampe nemuin Rafkha, Ayah gak suka Bun.."pesan Bisma mengingatkan

"iyaa, Bunda masih inget dan selalu inget pesan Ayah itu..
Bunda gak mungkin ngelanggar karna Bunda udah janji..
Sekarang berangkat yah? Takut telat nantinya.."balas+suruh Dhira lagi diiringi senyum manisnya

"Ayah tuh ngingetin karna Ayah gak mau Bunda dimiliki oleh orang lain, cukup hanya Ayah yang ada dihati Bunda..
Ya udah Ayah pergi dulu, titip Bunda yah sayang, kamu gak boleh nakal, kasihan nanti Bundanya, emuuaacch.."Bisma mengecup lembut perut buncit Dhira, kemudian bergantian mengecup bibir Dhira. Ia memang selalu melakukan hal ini setiap pagi saat hendak berangkat kekantor..

"Iya, hati-hati Yah.. Pulang nya jangan terlalu malam.."balas Dhira tersenyum kearah Bisma yang sudah beranjak keluar dari kamarnya

Bisma hanya mengangguk mantap tanda mengiyakan ucapan istrinya ini

Dhira tersenyum menatap kearah Bisma, tangan kanannya tak henti-hentinya mengelus perutnya yang buncit

"Aku selalu turutin apa yang kamu mau Bis..
Dan sampai sekarang Aku gak pernah berani keluar rumah tanpa kamu..
Aku gak mau kamu marah kalau nantinya Aku melanggar, Aku gak mau buat kamu kecewa, walaupun jujur Aku masih penasaran tentang siapa Rafkha yang sebenarnya.."batin Dhira terus melihat kearah Bisma yang kini sudah tidak terlihat lagi...

Dhira pun segera masuk kembali kedalam kamarnya untuk beristirahat karna Ia memang tidak boleh terlalu capek


namun..



Tiba-tiba terdengar suara bel rumah yang ditekan oleh seseorang dari luar


"TING-TONG!!!"suara bel itu terdengar begitu nyaring dan kencang

"hemz.. Siapa sih?..
Masa Bisma balik lagi?..
Tapi kalau memang Bisma, Ia kan bawa kunci cadangannya, jadi gak mungkin kalau harus mencet bel lagi.."pikir Dhira bingung, Ia pun segera beranjak menuju pintu depan rumahnya untuk mengetahui siapa yang datang...



Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p