Suasana rumah mewah Bisma kini mendadak berubah menjadi ramai.
Kedatangan Rafael dan keluarga kecilnya benar-benar tidak Bisma duga.
Ia seperti tengah bermimpi di siang bolong.
Franda sendiri sampai terpelongo kaget karna sahabat baiknya ternyata adalah istri dari rekan bisnisnya sendiri, yaitu Rafael. Dan yang lebih membuat Franda kaget ialah saat mengetahui kalau Rafael itu sahabat dari suaminya juga.
"Ini gila. L..lo beneran suaminya Franda? T..trus Faris itu anak kalian berdua? T..trus b..berati yang sering lo ceritain ke gue itu Franda? Rekan bisnis gue sendiri? Dan kalian..?" Rafael benar-benar di buat shock akan kenyataan yang tidak pernah terduga ini.
Bisma terkekeh. Ia bahkan lebih terkejut lagi saat mengetahui kalau Rafael dan Indah adalah sahabat baik dari istrinya juga.
"G..gue yang lebih gak nyangka Raf. Gue gak nyangka kalau lo udah kenal sama Franda, sama istri gue sendiri. Dia itu kan yang.." ucapan Bisma terpotong.
"Dia cewek yang suka lo bilang stres itu kan? Yang sukanya marah-marah, bikin lo naik darah, sampe-sampe kalian tuh gak pernah bisa akur. Bahkan sampe bikin perjanjian konyol juga. Iya kan?" tebak Rafael diselingi tawa kecil.
"Hahaa lo ternyata masih inget aja Raf, haha." Bisma tertawa begitu renyahnya.
"Ya iyalah gue inget. Kan dulu lo sering banget cerita tentang istri lo ini. Tapi menurut gue sih dia gak stres Bis, Franda itu cewek smart tau. Mandiri lagi. Memimpin perusahaan besar aja dia bisa. Jadi ucapan lo itu salah semua." jelas Rafael yang kini malah memuji Franda.
"Iya iya. Sekarang gue akuin Franda memang cewek smart. Cewek cantik, cewek yang sangat hebat dan mampu buat gue gak bisa jauh dari dia.
Gue udah sayang dan cinta banget sama dia Raf. Gue, guee.."
"Jadi sekarang semuanya udah berubah?" tebak Rafael.
Bisma mengangguk kecil diiringi senyum malu-malu.
"Hahaa bener kan apa tebakan gue.Lo harus ceritain semuanya sama gue Bis. Pokoknya lo harus cerita sampai tuntas. Gue pengen tau semuanya." Rafael menepuk punggung Bisma dan merangkul sahabat baik yang sudah dianggapnya saudara sendiri.
"Oke. Gue pasti akan ceritain semuanya. Gue pasti cerita Raf.." setuju Bisma. Ia tersenyum menunjukkan kebahagiaan yang tak dapat lagi disembunyikannya.
Kedua sahabat baik ini pun meneruskan perbincangan hangatnya.
Mengobrol penuh canda layaknya Abg muda yang tengah membicarakan tentang pasangannya.
Mereka larut dalam obrolan-obrolan kecil yang mereka bahas tak ada habisnya.
**
Berbeda dengan Bisma dan Rafael.
Franda sendiri kini berada diruangan kamar Elfaris bersama Indah.
Dua sosok perempuan cantik ini juga asik dengan obrolan hangatnya. Mereka mengobrol penuh canda seraya melepas rasa rindu karna setelah sekian lama baru bisa berjumpa lagi.
"Bener-bener sulit dipercaya kalo ternyata Faris itu anak kamu.
Kamu kapan hamilnya coba?
Nikah aja gak tau, ini udah punya anak. Kamu tuh bener-bener ya Fran.." Indah masih belum bisa percaya akan kenyataan yang mengejutkan ini.
"Hehe.. Nanti aku ceritain deh semuanya dari awal. Pokoknya ceritanya itu panjaaaang banget.
Aku juga gak nyangka bisa jadi kaya gini Ndah.." Franda merangkul Indah diselingi tawa kecilnya.
"Beneran ya ceritain dari awal sampai tuntas?"
"Iya sipp. Pokoknya aku bakalan ceritain semuanya.
Yuk kita ngobrol di ruangan lain aja.
Biar Ais sama Arfa disini. Kita ke taman belakang aja." ajak Franda lembut.
"Oke. Yaudah kita ke taman belakang.." Indah mengangguk setuju diiringi senyum.
Kedua perempuan cantik ini pun keluar dari kamar Elfaris dan membiarkan jagoan-jagoan kecilnya itu bermain bersama.
**
Setelah sekian lama berbincang dan mengobrol untuk melepas rasa kangen.
Akhirnya Franda dan Bisma berpamitan kepada Rafael dan keluarga kecilnya untuk segera pulang menuju Jakarta.
Bisma juga telah menjelaskan kenapa ia dan Franda harus ke Jakarta.
Awalnya Rafael sangat terkejut karna ternyata rumah yang di Bandung ini hanya di tinggali oleh Elfaris dan pengasuhnya saja.
Sedangkan Bisma dan Franda tinggal di Jakarta. Dan sekarang mereka akan membawa Elfaris pulang untuk tinggal satu rumah di Jakarta sana.
"Ya udah ya Raf, gue pamit dulu.
Nanti kapan-kapan lo mampir aja ke rumah gue yang di Jakarta.
Gue kasih tau alamat lengkapnya ntar.." ujar Bisma berpamitan.
"Kenapa harus buru-buru sih Bis?
Kenapa gak besok lagi aja pulangnya? Atau lusa mungkin?" pikir Rafael bingung.
"Ahahaa kalo ini udah gak bisa di tunda-tunda lagi Raf.
Gue udah gak sabar buat ajak Ais sama bundanya tinggal di rumah gue. Jadi gue harus tetep pulang sekarang.." Bisma terkekeh. Ia menepuk pundak Rafael yang berdiri di sampingnya.
"Hemm yasudah.
Nanti lo kasih tau alamat lengkapnya aja.
Kapan-kapan gue mampir deh.."
"Bener yah? Gue tunggu loh."
"Iya sip. Pokoknya nanti kalo ada waktu luang. Gue usahain mampir.." ujar Rafael mantap.
Bisma lagi-lagi tersenyum.
Sosok dua sahabat yang sudah seperti saudara ini pun saling memeluk satu sama lain.
"Jangan ulangin kesalahan lo lagi.
Istri sama anak lo itu harus di jaga baik. Jangan di tinggal-tinggal terus, dan jangan lo buat mereka kecewa lagi." bisik Rafael pelan.
"Gue janji Raf. Gue udah janji sama diri gue sendiri buat bahagiain mereka.
Jadi gue gak mau ngulang kesalahan gue lagi." ujar Bisma mantap.
Rafael tersenyum senang mendengar jawaban dari Bisma.
"Yaudah gue pergi dulu.." pamit Bisma melepaskan pelukannya.
"I..iya Bis. Hati-hati yah?" Rafael tersenyum kecil.
Tak lama sosok Bisma dan Franda juga Elfaris pun pergi meninggalkan Rafael dan keluarga kecilnya.
Sebenarnya ini terlalu cepat. Bahkan mereka berbincang saja baru beberapa jam. Rasanya belum terlalu puas untuk melepaskan semua rasa rindu terhadap dua sosok sahabat baik ini.
"Ko lasung pegi sih pah?
Padahal Arfa masih pen main sama Fais.." Arfa menatap kepergian Elfaris kecewa.
"Nanti kapan-kapan kita main ke Jakarta, ke rumahnya Faris." hibur Rafael.
"Benean pah?" Arfa bertanya ragu.
"Iya sayang. Ya udah kita pulang aja yuk?
Gak enak kalau terus disini.
Ayo Ndah, Kita pulang?" ajak Rafael melirik istri dan jagoan kecilnya.
"Iya Raf. Yuk?" Indah mengangguk setuju.
Tanpa menunggu lama, Rafael langsung menggendong Arfa dan berlalu keluar dari rumah Bisma yang kini hanya di huni oleh pembantunya saja.
Indah membuntuti Rafael dari belakang sambil sesekali mengusap puncak kepala Arfa yang dapat mudah di raihnya.
Sangat terlihat sekali kalau Indah begitu menyayangi Arfa.
**
Mobil Alphard putih yang di kendarai oleh Bisma kini sudah tiba di Jakarta.
Rumah newah bernuansa putih yang menjadi tempat tinggal Bisma ini pun sudah terlihat disana.
Bisma tidak buru-buru turun.
Ia malah diam dan tersenyum melebar memandangi Franda yang masih asik duduk di sebelahnya.
"Ko malah senyum-senyum sih?" tanya Franda bingung.
Bisma menggeleng. Ia kemudian meraih puncak kepala Franda lalu mengecupnya.
"Aneh banget sih?" Franda sedikit terkekeh melihat sikap aneh pada suaminya ini.
"Aku punya kejutan buat kamu Nda." Bisma berbisik pelan.
"Kejutan? Dari kemarin ngomongin kejutan terus. Emang kamu punya kejutan apa buat aku?" Franda memandang Bisma bingung. Ia sedikit merapikan poni lurusnya lalu menatap Bisma serius.
"Pokoknya ada deh. Dijamin kamu suka. Muach!" Bisma menyambar bibir tipis Franda dan mengecupnya sekilas.
"Issh kebiasaan banget! Ada anaknya juga.
Jangan suka cium-cium aku gitu dong Bis. Kalo Ais lihat gimana?
Lagian kejutan apa sih? Bikin orang penasaran aja." cerocos Franda kesal.
Lagi-lagi Bisma malah terkekeh melihat istrinya yang marah akibat ulahnya.
"Ais lagi asik di belakang. Jadi gak mungkin dia lihat." bisiknya tersenyum nakal.
Franda tersenyum. Ia menatap wajah Bisma lalu menarik hidung mancung suaminya itu.
"Ngapain senyum? Pake narik hidung segala, hem?" Bisma mendekatkan wajahnya genit.
"Issh apa sih? Udah sana turun..
Aku mau lihat Ais dulu. Ko dari tadi dia gak ada suaranya." Franda berusaha mengalihkan perhatian.
Karna tidak mau memancing emosi Franda seperti sebelum-sebelumnya. Akhirnya Bisma mengurungkan niatnya yang ingin menggodai Franda.
Ia membuka pintu mobilnya lalu keluar lebih dulu. Membukakan pintu untuk Franda hingga terlihat begitu romantis sebagai keluarga kecil bahagia.
"Silahkan nyonya Karisma.." ujarnya dengan candaan kecil.
"Makasih tuan.." balas Franda terkekeh.
Perempuan cantik berwajah oriental itu keluar dari mobil Bisma. Tangannya Bisma pegang. Bahkan Bisma merangkulnya mesra.
"Ais kayaknya tidur ya?" Franda menatap Bisma.
"Bisa jadi.." Bisma mengangguk kecil.
Franda hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya saat melihat Elfaris memang tengah terlelap di dalam mobil suaminya.
"Bener kan?" Bisma tersenyum lebar melihat jagoan kecilnya.
"Mirip banget sama ayahnya." Franda menatap Bisma.
"Namanya juga anak aku. Ya pasti mirip aku." lagi-lagi Bisma malah tersenyum.
Franda berjalan mendekati Elfaris. Ia menyentuh wajah putra kecilnya itu lalu mendaratkan satu kecupan lembut di kening Elfaris.
"Biar aku aja yang bawa dia kedalam. Kamu mundur dulu Nda." ujar Bisma pelan.
Franda mengangguk setuju. Ia membiarkan suaminya itu untuk menggendong Elfaris dan membawanya masuk kedalam rumah mewah yangkan menjadi tempat tinggal barunya.
"Uhh anaknya ayah. Bobonya lelap banget sayang? Mmuach!" Bisma mengecup kening Elfaris gemas.
"Dia kecapean kayaknya.." Franda mengelus puncak kepala Elfaris.
"Yaudah yuk masuk?"
"Iya."
Mereka pun akhirnya masuk tanpa menunggu lama lagi.
**
"Ini kamar Elfaris?" Franda terlihat bingung.
"Iya. Emangnya kenapa?" jawab Bisma enteng.
"T..tapi k..ko bisa?" Franda rupanya masih belum bisa mempercayai akan apa yang di lihatnya.
"Bisa dong. Buat anak kesayangan aku, apa sih yang enggak." lagi-lagi Bisma menjawab dengan entengnya. Ia merebahkan Elfaris diatas tempat tidur yang memang sudah di siapkannya untuk menjadi ruang kamar Elfaris.
Franda tertegun. Pandangannya kembali melihat seisi ruangan yang berada didalam kamar putra kecilnya. Ia masih tidak percaya kalau Bisma benar-benar sudah menyiapkan semuanya untuk Elfaris.
"Ini baru hal kecil lohh.. Kejutan besarnya kamu pasti akan lebih kaget nanti." ujar Bisma so misterius.
"Emang ada apalagi selain ini?"
"Emm ada apa yah? Umm yaa pokoknyaa ada deh.."
"Issh Bisma aku serius!" Franda langsung mencubit perut Bisma gemas.
"Ahaha iya-iya. Yaudah kita tinggalin Ais dulu disini. Kita ke kamar kita aja. Kamu pasti akan lebih suka. Disana ada sesuatu buat kamu." Bisma merangkul istrinya ini dengan wajah yang tak henti menunjukkan senyum.
"Emang ada apa sih? Bis kamu bikin aku penasaran. Beneran loh aku penasaran."
"Yaudah makanya ikut aku dulu. Biar kamunya gak penasaran, muuach." Bisma mengecup sekilas jemari Franda yang tengah di genggamnya.
"Apa sih? Ko Bisma jadi so misterius gini?
Tapi ini kamar buat Ais aja bisa se-mewah dan se-bagus ini. Kalau Ais bangun bisa loncat-loncat dia. Mana isinya banyak banget mainan lagi. Gimana kalo kamar aku sama Bisma? Ihh beneran bikin penasaran. Trus dia bilang disana ada sesuatu buat aku? Sesuatu apa coba?" Franda membatin bingung dan bertanya-tanya sendiri.
"Kiyaaaa malah bengong disini.
Ayo dong bun, ikut ayah dulu bentar. Ais gak usah di ganggu. Kita ke kamar kita. Ada banyak kejutan dan sesuatu buat kamu bun. Ayo?"
"T..tapi..?"
"Apa mau ayah gendong?" Bisma menaik turunkan halisnya genit.
"Issh gamau! Emangnya kita pengantin baru, ke kamar aja pake di gendong."
"Yaa kan biar romantis bunda pandaku sayaaang." Bisma mencubit pipi Franda gemas.
"Sakit.."
"Hehe. Yaudah yuk?"
"Yaudah ayo?" Franda tersenyum lucu melihat tingkah Bisma yang selalu saja bisa membuatnya tersenyum.
Sepasang suami istri yang baru memiliki satu orang putra ini pun keluar dari kamar jagoan kecilnya. Bisma merangkul Franda mesra. Sementara Franda menggandeng lengan Bisma dengan puncak kepala yang tak hentinya Bisma kecupi.
"Kamu pasti bakalan suka. Aku yakin kamu bakalan suka Nda.
Semuanya aku lakuin buat kamu. Buat keluarga kecil kita dan buat Elfaris.
Aku sayang kalian. Dan aku gak mau kehilangan kalian.." Bisma membatin yakin.
**
"Ngapain sih senyum-senyum terus? Dari tadi ko itu bibir gak berenti senyum?
Kamu kenap bun, hem?" Bisma mengerutkan keningnya bingung. Ia tidak habis fikir dengan apa yang terjadi pada istrinya ini.
Bukannya menjawab. Franda malah langsung memeluk Bisma. Ia menyenderkan kepalanya di dada Bisma dan begitu erat melingkarkan kedua tangannya di tubuh Bisma.
"Sayang kamu kenapa sih?
Gak biasanya kayak gini?
Nda?" Bisma masih saja bingung tidak mengerti.
"Terimakasih Tuhan..
Aku bahagia. Aku benar-benar bahagia atas semuanya.
Aku sayang kamu Bis. Kamu suami terbaik yang aku miliki.
Aku mencintai kamu.
Aku janji akan jadi istri yang baik buat kamu. Aku janji.." batin Franda yakin dengan semua rasa bahagia yang kini dapat dirasakannya.
Ia tidak menyangka kalau kejutan yang Bisma kasih bisa begitu mengejutkan dan membahagiakan untuknya.
Franda jadi semakin yakin kalau Bisma benar-benar sudah berubah tidak seegois dan menyebalkan seperti dulu.
"Franda kenapa sih? Sikapnya dari tadi jadi manis terus? Mana bibirnya lebih banyak senyum sekarang. Biasanya kalo di godain dikit suka ngambek dan marah. Tapi sekarang enggak?
Beneran aneh. Tapi gue suka.
Apapun sifat Franda. Gue tetep suka sama dia.
Aku cinta kamu sayang.. Pokoknya apapun akan aku lakuin buat kebahagiaan kamu. Buat Elfaris juga." Bisma membatin seraya membalas pelukan Franda. Ia memeluknya erat dengan semua kebahagiaa yanga dirasakannya saat ini.
**
"Ini Ais speltinya sedang belmimpi?
Ini lumah siapa? Besal banget lagi.
Kamal yang tadi Ais tidul juga bagus. Banyak mainan. Kaya toko mainan.
Tlus lumahnya luas. Ais bisa main-main bebas nih disini.
Ada kolam lenangnya juga. Blati Ais bisa blenang sepuasnya..
Wuihhh ini lumah siapa ya?
Tlus ayah sama bunda kemana?"
Elfaris dibuat kagum akan apa yang dilihat oleh kedua matanya.
Ia berjalan menelusuri setiap ruangan demi ruangan dirumah mewah yang akan menjadi tempat tinggalnya ini.
Berkali-kali ia tertegun dan kagum karna semuanya terlihat begitu berbeda dengan rumahnya yang di Bandung.
Bersambung....
@dheana92
@Elfaris_Karisma