Pagi hari yang cerah..
Setelah melalui beberapa tahap pertengkaran, perkelahian,
percekcokan, bahkan permusuhan tingkat tinggi. Kini akhirnya kedua
pasangan suami istri yang tidak pernah bisa akur ini menyerah dan
terlelap juga diatas satu tempat tidur yang sama.
Bisma yang egois, mau menang sendiri dan juga tidak mau mengalah.
Begitu pun dengan Franda yang memiliki sifat sama persis dengan Bisma.
Keduanya tetap bersikukuh tidak ada yang mau keluar dan tidur selain dikamar yang hanya ada satu-satunya dirumah mewahnya itu.
Akhirnya satu buah guling menjadi penengah diantara mereka. Bisma
dan Franda tetap tidur diatas tempat tidur yang sama, hanya saja
diberikan pembatas dengan adanya satu buah guling yang ditaruh tepat
ditengah-tengah tempat tidurnya.
Kedua pasangan suami istri ini benar-benar unik dan konyol. Saking
tidak mau mengalahnya. Akhirnya guling berwarna putih itu pun menjadi
saksi bisu kekonyolan mereka yang tetap tidur satu ranjang meski saling
menjaga jarak.
"Engh~ ummhh~" tiba-tiba Franda menggeliat. Ia membalikkan tubuhnya
yang semula membelakangi Bisma. Guling yang masih berada ditengah-tengah
itu pun ia peluk begitu erat.
"Engh~ apaan sih ini? Ganggu banget deh!" masih dengan keadaan mata
terpejam tiba-tiba Bisma ikut menggeliat. Ia melempar bantal yang entah
sejak kapan menutupi sebagian wajahnya. Tubuhnya ia balikkan dan meraih
guling yang tengah Franda peluk.
"Isssh.. Ini kan punya Franda maah.. Jangan diambil dulu, Nda masih
ngantuk.." Franda mengigau. Ia menarik kembali guling yang Bisma ambil
darinya tadi. Rupanya ia mengira kalau yang menarik guling tersebut
adalah tante Femmy mamahnya. Padahal sudah jelas-jelas guling tersebut
diambil oleh Bisma.
Bisma yang merasa tidak ada benda yang bisa ia peluk. Akhirnya kedua tangannya mencari sesuatu yang bisa dipeluk.
"HAP"
Dan tubuh Franda lah akhirnya yang menjadi guling Bisma. Lelaki
berkumis tipis itu memeluk tubuh Franda dari belakang. Mengira kalau
Franda adalah gulingnya yang tadi tiba-tiba menghilang dari pelukannya.
Franda sendiri sama sekali tidak merasa risih. Ia masih tetap
terlelap, bahkan tangannya memegang lengan Bisma. Wajahnya tampak begitu
tenang. Terlihat sekali kalau ia begitu menikmati pelukan hangat
suaminya ini...*ahahayyyy deuhhh EkHEMM':p (author keselek Guling)*eH?
**
"Mau pergi kemana tuh cewek stres? Pagi-pagi gini udah maen rapi
aja?" Bisma memandang bingung sosok perempuan cantik yang sudah tampak
rapi dengan pakaian simplenya itu.
"Apaan lo lihat-lihat? Mau gue dorong kayak tadi lagi HAH? Biar lo
sekalian geger otak, amnesia kalo perlu!!" bentak Franda melirik Bisma
ketus.
"Dih, pede banget lo! Siapa juga yang lihatin lo? Gak ada kerjaan banget gue pagi-pagi lihatin orang stres kayak lo!
Lagian coba aja kalo lo berani dorong gue lagi kayak tadi. Gue
cemplungin lo ke air kolam entar!!" balas Bisma tak kalah ketus dengan
ancaman ngasalnya.
"Bodo! Gue gak peduli. Males gue berurusan sama cowok gila kayak lo!
Mana berani meluk-meluk gue segala lagi. Perlu satu jam tau gak gue
mandi buat ngilangin pelukan lo itu!!" ketus Franda menatap Bisma
jengkel.
"Lo fikir gue mau apa meluk lo?
Kalau gue tau itu ELO, mending gue meluk nyamuk sekalian dari pada meluk cewek stres kayak lo!!"
"Isssh capek yah debat sama lo! Ngeselin banget sih jadi orang"
"Elo yang ngeselin, gue lagi enak-enak tidur maen nendang aja. Sampe
gue jatoh lagi. Lo fikir gak sakit apa? Lo kira badan gue bola, maen
seenaknya lo tendang!!" dumel Bisma kesal.
"Itu kan salah lo sendiri. Ngapain lo tidur meluk-meluk gue?"
"Ya mana gue tau. Pasti lo nya aja yang pengen gue peluk. Iya kan?"
"Ah tau deh. Males gue debat sama lo! Gak ada gunanya.
Mending juga gue temuin cowok gue. Isssh dasar GILA!!" Franda
melempar kepala Bisma dengan bantal putih yang tergeletak dilantai
didekat kakinya. Entah kenapa bantal itu bisa tergeletak disana. Yang
pasti setelah mereka terbangun dari tidur lelapnya, kamar yang tadinya
rapi dan hening itu menjadi ancur berantakan bagaikan kepingan-kepingan
pesawat Adam Air yang jatuh kelaut. Semuanya menjadi berantakan tidak
karuan.
Franda keluar dari kamarnya. Ia tidak mau berlama-lama berdbat
dengan suaminya lagi. Ia meraih kunci mobil yang tergeletak diatas meja
kecil didekatnya. Tas kecilnya pun ia ambil.
"Eh, lo mau kemana? Kenapa kunci mobilnya lo bawa? Kalau nanti gue
mau pergi gimana?" wajah Bisma seketika panik karna kunci mobilnya
Franda ambil.
"Gue mau kemana pun. Itu BUKAN urusan lo!
Dan kunci ini? Ini kan mobil gue juga. Jadi, hak gue dong kalau gue
mau pakai ini mobil atau enggak. Lo gak bisa larang!" jelas Franda
menyunggingkan senyum kemenangan. Kemudian benar-benar berlalu
meninggalkan Bisma untuk menemui kekasihnya itu.
"Sebenernya tuh cewek mau kemana sih? Gue jadi penasaran. Kayaknya
perlu gue ikutin deh. Iya gue harus ikutin!" Bisma beranjak dari tempat
tidurnya. Ia meraih jaket merahnya. Wajahnya ia usap cepat dengan
selimut disampingnya. Entahlah itu fungsinya untuk apa. Yang pasti ia
langsung berlalu begitu saja tanpa ingat kalau dirinya belum mandi. Cuci
muka saja tidak. Hufh benar-benar jorok lelaki cungkring berkumis tipis
ini.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p