Sabtu, 05 Oktober 2013

Terpaksa BUKAN Cinta II "Maafkan Aku" #Part 7

Bisma baru saja pulang dari kantornya, Ia menenteng tas kerja sekaligus mainan baru untuk Raza yang Ia beli saat lewat toko mainan tadi. Wajah Bisma sangat semangat berjalan cepat memasuki kamarnya, bibirnya pun terus tersenyum tak sabar ingin bertemu Raza juga Dhira sang istri



"Loh, Dhira kemana? Ko dikamarnya enggak ada? Raza juga gak kelihatan dari tadi?"pikir Bisma bingung. Ia beranjak keluar dari kamarnya dan mencari Dhira juga Raza diruangan lain

"hufh.. Bikin khawatir aja sih.. Biasanya juga suka dikamar kalau Aku pulang kerja.."gumam Bisma berjalan cepat menuruni anak tangga rumahnya


"loh? Kamu sudah pulang Bisma?"tanya tante Nela tiba-tiba

"mamah? Ko mamah ada dibawah? Yang lain kemana sih mah? Ko rumah ini jadi sepi kaya gini?"tanya Bisma balik dengan ekspresi bingungnya

"Dhira sama Raza lagi dirumah sakit nemenin papah. Mamah sengaja pulang dulu untuk bawain beberapa baju papah, habis ini mamah juga mau kesana lagi Bis.."jelas tante Nela seraya memasukkan beberapa baju om Landry kedalam tas

"Ma..maksud mamah?
Jadi papah sakit mah? Papah sakit apa? Ko mamah gak kasih tahu Bisma?"Bisma membolakan matanya kaget

"tadi pagi papah pingsan Bis, Dokter bilang sih papah harus dirawat beberapa hari soalnya kondisinya cukup lemah, mungkin papah kecapean..
Kamu ikut mamah ke Rumah Sakit sekarang yah?"tante Nela menatap wajah Bisma dengan tatapa teduhnya

"ko bisa sih mah? Bukannya semalam papah gak papa? Trus tadi pagi juga enggak kenapa-napa, masih sehat.."Bisma mendadak lemas seketika mendengar kabar mencemaskan ini

"mamah juga bingung, tapi sekarang kita ke Rumah Sakit aja yah? Dhira sama Raza juga ada disana ko, sekalian kamu antar mamah kesana.."tante Nela meraih tas kecil berisi beberapa baju ganti om Landry

"iya mah, yaudah sini biar Bisma yang bawa tas nya.."setuju Bisma meraih tas yang dipegang tante Nela

Tante Nela hanya mengangguk kecil dan tersenyum.
Bisma berjalan lebih dulu menuju mobilnya, sedangkan tante Nela membuntuti Bisma dari belakang.



**
"uhh mbuun, Iyaaang!!"teriak Raza menunjuk om Landry yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit

"iya Eyang. Eyang nya lagi sakit.. Raza gak boleh berisik yah? Nanti Eyangnya keganggu, jadi gak boleh berisik, ussst.."jelas Dhira menempelkan jari telunjuknya dibibir

"ussss.."Raza malah mengikuti apa yang Dhira lakukan dengan menempelkan jemari kecilnya kebibir

"hihi, luccu ihh anaknya Bunda, muach"Dhira tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan Raza, satu kecupan pun Ia daratkan dipipi Raza

"Bisa bawa Raza kesini Ra? Papah pengen gendong Raza.."pinta om Landry tiba-tiba

"boleh ko Pah, tapi biar Dhira aja yang gendong yah? Papah kan masih sakit.."Dhira berjalan pelan menghampiri om Landry

"gak papa Ra, papah kuat ko. Sini sayang sama Eyang?.."pinta om Landry lagi. Ia mengulurkan tangannya untuk meraih tubuh mungil Raza

"iya pah, hati-hati.."balas Dhira setuju seraya memberikan Raza pada om Landry

"uhhh cucu Eyang yang ganteng.. Muach-muach.. Eyang kangen sama kamu nak, muuuach"om Landry mengecup kening Raza beberapa kali, dari tadi pagi Ia memang tidak menggendong Raza, bahkan Dhira saja baru datang beberapa jam yang lalu, jadi tak heran kalau Ia begitu merindukan cucunya yang sangat menggemaskan ini

"iyaang.. Uh! Kiiittt?"Raza memandang wajah om Landry seperti orang dewasa

"iya Eyang sakit, Eyangnya takut kehilangan Raza, makanya Eyang jadi sakit, Raza jangan pernah tinggalin Eyang yah? Eyang gak mau kehilangan Raza.."jelas om Landry mengajak Raza bicara sambil menganggukkan kepalanya

"yah, yang yaah.."jawab Raza ikut mengangguk-anggukan kepalanya

"pinter.. Cucunya Eyang.. Ummmhh"puji om Landry mendekap tubuh mungil Raza

Raza pun seperti yang mengerti dan hanya diam saja tidak memberontak saat om Landry memeluknya

"Raza akan tetap jadi cucu papah pah, papah gak perlu khawatir.. Kita juga gak akan pernah tinggalin papah, sampai kapanpun.."batin Dhira tersenyum haru mengelus puncak kepala Raza.


Tak lama kemudian Bisma dan tante Nela pun datang dan masuk kedalam ruangan rawat om Landry.
Raza sangat antusias saat mendengar suara pintu dibuka, apalagi saat mendengar suara Ayahnya, Dia langsung menoleh kaget mencari sumber suara

"iyaaah... Yaaaahh... Aaaaahhh yaaaahh mbuuunn yaaaaahhh"teriak Raza senang menepuk tangan kecilnya melihat kedatangan Bisma

Dhira dan om Landry hanya tersenyum melihat ekspresi dan tingkah lucu Raza Karisma Tanubrata ini

"duhhh ada yang kangen sama Ayah yah? Sini cama Ayah?.. Uuuhhh Ayah kangen sama Raza muach-muaaach.."tanpa menunggu lama Bisma langsung menggendong Raza dan mengecupnya melepaskan rasa rindu

"yaaaahh.. Iyaaaahhhh..!!"teriak Raza menjerit senang, Ia menyembunyikan wajah lucunya didada Bisma lalu menoleh kearah Dhira dan om Landry, lalu menyembunyikan lagi sampai akhirnya Raza memandang wajah Bisma dengan senyum lucu yang menunjukkan dua gigi dibagian depan yang baru tumbuh itu

"hihi lucu ih.. Raza kangen banget sama Ayah yah? Lucu banget sih kamu sayang.. Muach"Bisma tersenyum memandang wajah lucu Raza. Pipi chuaby Raza pun Ia kecup senangnya

"oh iya Pah, papah sebenarnya sakit apa? Ko bisa sampe sakit gini sih? Tadi pagi kan papah enggak papa, tapi sore ini kenapa bisa sampai dirawat?.."tanya Bisma tiba-tiba seraya berjalan mendekati om Landry

"papah kamu itu bandel, gak bisa teratur.. semalam saja makannya cuma sedikit, trus tadi pagi sama sekali gak dimakan sarapan paginya, jadi ya gimana enggak ng'drop kaya gini.."ucap tante Nela ikut mendekat kearah om Landry

"mamah.. Papah tuh bukannya gak mau makan mah, tapi memang lagi kurang nafsu aja, makanya papah sulit makan.."jelas om Landry memebela diri

"tapi tetap aja pah, jadinya kaya gini kan? Papah tuh kaya anak kecil tau gak.."balas tante Nela tak mau kalah

Dhira dan Bisma hanya terkekeh geli melihat perdebatan kecil kedua orang tuanya

"yaudah, sekarang papah udah makan belum? Trus obatnya juga udah diminum atau belum?"tanya Bisma mencoba menengahi. Ia memberikan Raza pada Dhira dan duduk disamping om Landry

"paph belum makan Bis, susah disuruh makan juga, tapi untunya ada cairan infus yang membuat tubuh papah enggak terlalu lemah.. Obatnya juga dari tadi pagi gak ada yang mau papah minum.."jawab Dhira menjelaskan

"hemz.. Papah tuh kaya anak kecil aja deh, yaudah sini biar Bisma suapin, habis itu minum obat. Tadi mamah buatin bubur katanya buat papah, sini mah.. Biar Bisma aja yang suapin papah.."pinta Bisma melirik tante Nela. Om Landry hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun

"yaudah mamah sama Dhira tunggu diluar aja yah? Sekalian mamah mau ngajak Dhira sama Raza cari makanan, kasihan istri kamu pasti belum makan Bis.."ucap tante Nela beranjak meninggalkan Bisma

"yaudah hati-hati yah mah?
Raza juga gak boleh nakal.. Kasihan Bundanya muach.."Bisma meraih kepala Raza dan mengecupnya sekilas

"uhh Yaaah uuhh!"Raza menepis tangan Bisma karna Bisma menarik kepalanya terlalu kuat

"ahaha marah anak Ayah.. Yaudah sana temanin Bunda sama Eyang Uti yah? Raza gak boleh nakal dan harus nurut sama Bunda.."pesan Bisma menunjuk buah hatinya itu

"iya yaudah Aku tinggal dulu sama mamah yah?"pamit Dhira. Bisma mengangguk setuju

Tak lama Dhira dan tante Nela juga Raza pun keluar dari ruangan rawat om Landry untuk mencari makanan..

"nah.. Sekarang giliran papah yang makan.
Kalau dulu waktu Bisma masih kecil kan papah yang selalu suapin Bisma, sekarang gantian Bisma yang suapin papah, ayo pah A?"Bisma mengaduk bubur yang dipegangnya lalu menyodorkan sesendok bubur tersebut kemulut om Landry

namun entah kenapa om Landry malah diam seperti tidak mendengarkan ucapan Bisma

"pah.. Papah ko malah melamun sih? Buburnya dimakan dulu, Bisma gak mau kalau sampai papah sakit.. Ayo pah, buburnya dimakan.."suruh Bisma lembut

air mata om Landry tiba-tiba saja menetes mendengar ucapan Bisma, hatinya sangat haru melihat kasih sayang Bisma yang sangat takut tidak bisa Ia dapatkan lagi ini

"apa kalau semuanya sudah terbongkar kamu masih mau menyuapi papah Bis?
Apa kalau nanti papah sakit kamu juga masih akan perhatian seperti ini?
Papah takut Bisma.. Papah takut kehilangan kamu.."batin om Landry lirih

"hemz.. Papah itu kenapa sih pah? Papah lagi ada masalah? Papah kan bisa cerita sama Bisma, papah jangan memendammasalah itu sendiri, cerita aja sama Bisma pah.."Bisma mengelus lembut tangan om Landry. Jemarinya menghapus pipi om Landry yang basah akibat air mata

"papah enggak apa-apa Bisma.. Papah beneran enggak papa ko.."ucap om Landry tersenyum meyakinkan

"yaudah kalau memang papah gak papa, sekarang buburnya dimakan yah? Takut keburu dingin nantinya jadi enggak enak. Habis itu papah minum obat dan istirahat, biar cepet sembuh pah.."suruh Bisma lembut

Om Landry mengangguk setuju.
Suapan demi suapan pun Bisma berikan pada om Landry. Walau sedikit sulit karna om Landry cukup susah disuruh makan, tapi akhirnya Ia mau juga memasukkan makanan kedalam mulutnya

"nah.. Sekarang obatnya diminum yah pah? Abis itu baru papah boleh tidur lagi buat istirahat.."Bisma meraih segelas air putih dan mengeluarkan butiran-butiran kapsul obat untuk om Landry minum

om Landry hanya menurut tanpa banyak bicara, rasanya Ia takut untuk berbicara banyak didepan Bisma makanya Ia lebih memilihuntuk diam dan menurut

"istirahat yang cukup pah.. Bisma tungguin papah disini ko, Bisma jagain Papah.. Cepat sembuh yah? Bisma sayang papah.. Muach.."Bisma menarik pelan selimut om Landry. Ia juga mendaratkan satu kecupan lembut di kening om Landry.
Tubuh om Landry pun berbaring dan segera memejamkan matanya untuk beristirahat

"Ya Tuhan.. Kenapa rasanya sakit sekali melihat wajah Bisma, berdosakah Aku jika Aku tidak memberitahu yang sebenarnya pada Bisma?
Aku takut kehilangan Dia.. Aku takut Dia akan membenciku nanti, Aku takut..."batin om Landry memejamkan matanya lirih.





Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p