Sabtu, 05 Oktober 2013

Terpaksa BUKAN Cinta II "Maafkan Aku" #Part 3

Setelah sambungan telponnya terputus, Dhira pun segera masuk kedalam kamarnya karna Raza tidak mau diam dan terus menunjuk kearah kamar. Mungkin Ia lelah atau entahlah apa yang diinginkan oleh bayi mungil ini


"mbuuunn.. Uuhh!!"Raza menunjuk dengan gemasnya kearah pintu. Mulut kecil yang belum memiliki gigi pun seolah gemas karna Dhira masih saja berdiri diluar kamar tanpa mau masuk

"Uuhh mbun!"lagi-lagi Raza menunjuk kearah pintu, tangan kirinya menarik baju Dhira dan kedua bola matanya melotot kesal

"ihh takuut.. Raza celem juga yah kalo kesel gitu? Hihii, iya sayang kita masuk ko, sabar dong.. Anak Bunda ini gak sabaran yah.."Dhira tertawa geli melihat ekspresi wajah Raza yang sangat lucu ini. Ia pun segera melangkahkan kakinya menuruti apa yang diinginkan oleh Raza sang buah hati


"nah.. Sekarang kita udah ada dikamar, Raza mau apa? Tadi katanya mau kesini? Bunda udah turutin nih..."Dhira menurunkan Raza dari gendongannya dan duduk diatas tempat tidur bernuansa putih itu

"uuhh.. Yyaah!!"Raza langsung merangkak membaringkan tubuhnya sendiri diatas kasur, lagi-lagi tangannya menunjuk kearah kasur empuk yang Ia tiduri itu

"ohh Raza mau bobo? Ahaha. Aduhh anak Bunda ini, gemes banget sih.. Pinter banget anaknya Ayah Bisma mmuach-muaach.."Dhira tertawa gemas melihat Raza yang ternyata ingin tidur, Ia mengecup kedua pipi chuaby Raza lalu ikut berbaring disamping bayi lucu berusia 8'bulan ini. (kemaren salah yah*hehe)

"Bu.mbun, mim!!"tiba-tiba Raza menarik kerah baju Dhira dengan kangan kanannya, sedangkan tangan kirinya malah Ia emut dan hisap

"uhh mau mimi ternyata anaknya Bunda..
Iya sayang, mimi yah? Tunggu sebentar.."Dhira yang tahu apa yang diinginkan oleh buah hatinya ini. Ia pun segera membuka beberapa kancing bajunya karna Raza sudah terlihat tidak sabaran sekali

Akhirnya apa yang diinginkan oleh bayi mungil ini pun terlaksana. Ia memang belum bisa berbicara dan hanya bisa mengeluarkan kata-kata yang belum jelas, namun akalnya sangat pintar sehingga bisa membuat orang lain tahu apa yang Ia inginkan

"hemz.. Rasanya kalau udah kaya gini bener-bener gak nyangka..
Seneng banget Bunda bisa kasih ASI Bunda buat kamu..
Minum yang banyak yah sayang, biar cepet besar, Bunda sayaaang banget sama Raza.."

Dhira tersenyum menatap wajah malaikat kecilnya ini, kepalanya menopang pada tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya mengelus lembut puncak kepala Raza

"aw! Aduh jangan digigit dong, Raza nakal nih.. Jangan digigit dong sayang, Bundanya sakit.."tiba-tiba Dhira merintih saat Raza entah sengaja atau tidak malah menggigit dengan gusinya, namun Raza tidak menghiraukan ucapan Bundanya ini, Ia tetap asik menghisap ASI dari sang Bunda

"hemz.. Kayaknya bakal calon nakal nih.. Mudah-mudahan aja sih enggak.. Hihii"pikir Dhira tersenyum sendiri melihat wajah lucu menggemaskan Raza


"Ekhemz! Kayaknya ada yang bakal ngerebut Bunda dari Ayah deh.."ucapan Bisma tiba-tiba saja terdengar dari arah pintu. Dhira pun segera menoleh kearah sumber suara yang ternyata sang suami

"apaan sih yah? Masuk ngagetin aja, gak ketuk pintu dulu lagi.."Dhira mengerutkan keningnya mendengar ucapan Bisma

"hehe gak papa sih Bun. Iya maaf deh, abis Ayah kangen banget sama Bunda.."balas Bisma tersenyum berjalan menghampiri Dhira lalu duduk didekat Raza

"Gantengnya anak Ayah.. Ko Ayahnya pulang gak disambut sih sayang? Memang Raza enggak kangen yah sama Ayah? Hem?"Bisma menyentuh pipi Chuaby Raza yang masih asik menghisap ASI Dhira tanpa menghiraukan kedatangan Ayahnya sama sekali

"waahh beneran nih gak kangen sama Ayah? Masa Ayahnya dicuekkin sih sayang? Tadi pas Ayah telpon Raza teriak seneng gitu ayah dengernya, sekarang kenapa malah cuekkin Ayah??"ucap Bisma bingung akan sikap sang buah hati. Dhira malah tertawa kecil mendengar Bisma berbicara seperti itu

"hey! Noleh sini dong.. Ayah pengen lihat wajah Raza nih, sini Raza lihat Ayah.."suruh Bisma mencoba membalikkan badan Raza agar mau menghadap kearahnya, sedangkan posisi Raza sendiri terbaring asik menikmati ASI dari ibunya

"uuhhh.. Yyaaah!!"Raza mendelikkan matanya seraya menepis tangan Bisma, mulut kecilnya pun Ia kerucutkan seperti memprotes akan apa yang dilakukan oleh Ayahnya ini

"ahaha.. Enggak mau Dia Yah.. Orang lagi mimi malah diganggu.."Dhira tertawa melihat ekspresi lucu wajah Raza

"ini sih bukan ganggu Bun, masa disuruh lihat ke Ayah aja Raza gak mau? Jutek banget nih mentang-mentang lagi asik..
Yaudah Ayah mau ngambek aja deh, gak bakal Ayah gendong Raza lagi entar.."Bisma beranjak dari duduknya menjauhi Raza, sebenarnya Ia hanya pura-pura agar Raza mau menoleh kearahnya dan menghentikan aksi menghisap ASI Bundanya

"uuhh yaaah!!"panggil Raza akhirnya mau juga membalikkan tubuhnya. Ia merangkak kepinggiran tempat tidur menghampiri Bisma

"yess akhirnya berhasil juga. Kamu tuh emang harus dicuekin dulu yah sama Ayah? Iyah? Mbum?? Mau Ayah cuekkin??"Bisma meraih tubuh Raza dan mengajak Raza bicara. Kepalanya Ia gelengkan dan bibirnya pun Ia majukan kedepan hingga Raza mengikuti apa yang dilakukan Ayahnya

"mbuunn.. Yaaah! uuhh!!"celoteh Raza menggeleng dan menganggukkan kepalanya. Tangan kanannya menunjuk kearah Dhira seolah memanggil sang Bunda

"ahaha.. Raza ngomong apa sih sayang? Ayah gak ngerti, ngomongnya yang jelas dong, Ayah bingung nih.. Ahaha muaach-muachh!!"Bisma mengecup gemas melihat tingkah malaikat kecilnya ini, sedangkan Dhira segera membenarkan posisinya dan kembali merapikan bajunya yang tadi sempat terbuka itu

"Uhhh Yaaah! Uuhh mbuunn!!!"teriak Raza menunjuk kearah Dhira sambil memajukan bibir mungilnya, mungkin Ia memberitahu kalau Bundanya ada sebelah sana

"haha ngomong apa sih Ra? Maksud Raza tuh apa sih? Enggak ngerti Aku ah, bingung.."Bisma malah mengernyitkan keningnya melirik Dhira, rupanya Bisma memang tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Raza

"isshh, masa gak ngerti sih? Kamu tuh kalah sama papah tau gak, papah aja ngerti loh kalau Raza bicara walau enggak jelas dan masih membingungkan, tapi Papah tau. Masa kamu gak tau.."Dhira langsung beralih meraih tubuh Raza dan menggendongnya. Sedangkan Bisma malah cengengesan sambil menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal

"hehe abis bingung Ra, Raza bilang Uuhh Yaaah sama Mbuunn!! Trus nunjuk ke kamu. Aku fikir Dia pengen mobil-mobilan yang bunyinya kan suka mbum.. Trus biar Aku ambil disana, eh ternyata bukan.. Haha anak Ayah ini ternyata berhasil bikin Ayah bingung.. Muach.. Ayah sayang banget sama Raza, muaachh!"Bisma mengecup kedua pipi Raza secara bergantian, bibirnya masih saja tersenyum senang melihat wajah polos Raza yang sangat menggemaskan

"uhhh Yyaaaah Aaaaa!!"teriak Raza risih karna Bisma mengecup wajahnya terus, kepalan tangannya yang putih berisi itu pun akhirnya berhasil mendarat dipipi sang Ayah

"PUK!!"

"aduh, masa Ayahnya dipukul? Nakal nih anaknya Ayah.. Harus Ayah hukum, muach-muach-muach-muach-muach-Mmmmuuaaacchch!!!"dengan sedikit gemas Bisma malah mengecup seluruh bagian wajah Raza tanpa henti, sampai akhirnya tangisan kencang pun keluar dari mulut Raza

"Aaaaaa..!! Uhh aaaaaaaa!! Iks-uhhh yaaah mbuunn!! Yyaaaah.."adu Raza tersedu-sedu menunjuk sang Ayah

"ahaha.. Ayah mau kabur ah.. Muach-muach-muach.. Ayah mau mandi, EMMMUUACCHH!!!"lagi-lagi Bisma sangat senang sekali meledek jagoan kecilnya ini, tangis Raza pun semakin kencang, sementara Ia malah langsung ngacir karna takut kena omelan Dhira

"isssshh Bismaaa..!! Kamu tuh kebiasaan tau gak!
Uhh udah ya sayang? Cuup-cuupp..jangan nnangis, nanti Ayahnya biar Bunda hukum, udah yah jangan nangis.. Anak Bunda kan enggak cengeng, masa Jagoan cengen.. Cup-cuuupp.."Dhira mengelus punda Raza lembut berharap agar Raza berhenti menangis, kening Raza pun Dhira kecup agar Raza tenang dan tidak semakin menangis kencang

"huuh.. Yyaaah mbuun.. Yyaaahh!!"air mata Raza menetes keluar membasahi pipi chuaby nya. Ekspresi wajah Raza sungguh lucu hingga Dhira malah tertawa kecil melihat malaikat kecilnya ini

"uuhh iya sayang, nanti Ayahnya Bunda jewer yah? Uuhh.. Sayang.."Dhira memeluk Raza walau masih saja menangis. Ia pun duduk diatas tempat tidurnya dan memberikan Raza ASI karna itu cara yang paling ampuh untuk memberhentikan tangisan Raza.



15menit kemudian Bisma keluar dari dalam kamar mandi. Ia mengenakan boxer hitamnya seraya mengeringkan rambut basahnya dengan handuk

"udah tidur Ra? Perasaan cepet banget??.."Bisma berjalan pelan menghampiri Dhira dan Raza

"husssstt.. Jangan berisik, nanti Raza malah bangun.."ucap Dhira perlahan menaruh tubuh mungil Raza diatas tempat tidurnya

"berarti sekarang giliran Ayah Bun.."tiba-tiba mata Dhira melotot kaget mendengar ucapan Bisma

"ma..maksud Ayah?"tanya Dhira bingung

"aduhh masa gak ngerti sih? Tadi aja Raza dikasih, masa Ayah enggak? Lagian Ayah cuma mau minta ini ko Bun..."Bisma menunjuk bibirnya dengan sebelah alis yang Ia naik-turunkan

"issh.. Apaan sih? Enggak ah. Aku lagi males.."ketus Dhira mendorong pelan tubuh Bisma yang hendak mendekatinya itu kemudian berlalu pergi

"hah? Males? Ko males sih Ra?.."ucap Bisma sedikit berteriak

"hihii.. Bukan males sih, tapi Aku lagi enggak mood aja, jadi jangan deh yah?.."Dhira menghentikan langkahnya sejenak seraya mengangkat kedua jarinya membentuk huruf'V, lalu kembali pergi

"hemz.. Enggak mood? Emang kamu fikir Aku percaya?
Aku tau Ra, kamu pasti pengen ganti suasana, iya kan? Oke deh sayang Aku turutin.. Mau didapur atau ruang tamu nih? Taman? Balkon depan kamar kita? Atau dipinggir kolam??.."pikir Bisma ngasal dengan senyuman devilnya itu. Ia pun segera meraih kaos merah didalam lemarinya kemudian menyusul Dhira keluar dari dalam kamar...





Bersambung..

1 komentar:

Nggak Komentar, Nggak Kece :p