Laman

Kamis, 12 Februari 2015

Perjanjian Cinta #Part53

Malam semakin larut. Tanpa terasa jam dinding yang terdapat di ruangan kamar Franda sudah tepat menunjukkan pukul 23:45 wib.
Sudah cukup malam bahkan tengah malam.
Namun entah kenapa sosok Bisma belum juga pulang hingga saat ini.

"Kamu kemana sih Bis? Kenapa belum pulang juga? Gak biasanya kamu kayak gini.." Franda membatin cemas memikirkan keadaan sang suami. Ia menggenggam smartphone putih miliknya mencoba untuk menghubungi Bisma.

"Tetep gak aktif. Kenapa Bisma gak aktifin handphonnya?
Duhh.. Please Bis kamu jangan bikin aku khawatir.." Franda semakin dibuat gelisah tidak karuan. Pasalnya Bisma belum pernah sekali pun pulang sampai melebihi jam sebelas malam. Namun ini, bahkan sampai hampir jam 12 malam pun ia belum juga pulang.

Franda mendekati jendela kamarnya. Ia membuka sedikit gorden kamarnya melihat kearah luar. Namun tetap saja, sosok Bisma tidak terlihat juga di luar sana.

"Ayah kamu belum juga pulang. Sebenarnya ayah kamu kemana? Bunda khawatir banget sayang, perasaan bunda jadi gak enak.." Franda mengusap perut besarnya,  lagi-lagi hatinya gelisah karna Bisma belum juga pulang.

"Bis, kalau emang kerjaan kamu banyak. Seharusnya kamu kabarin aku. Seenggaknya kamu telfon aku atau kirim pesan singkat buat aku.
Aku gak suka kalau kamu kayak gini. Aku cemas tau Bisma. Aku khawatir sama kamu. Kalau kamu ternyata kenapa-napa gimana?
Atau jangan-jangan kamu kecelakaan? Mobil kamu nabrak, atau jangan-jangan mobil kamu.." tiba-tiba saja fikiran Franda jadi memikirkan hal-hal yang buruk. Air matanya sampai menetes karna terlalu mencemaskan keadaan Bisma.

Franda kembali membuka gorden kamarnya. Ia melihat kearah luar gerbang rumahnya. Berharap kalau mobil suaminya sudah berada disana.

"Enggak. Aku gak boleh berfikir yang macam-macam. Bisma pasti gak papa. Suami aku pasti baik-baik aja. Aku harus tenang. Yah aku harus tenang." Franda mencoba mengatur nafasnya agar lebih  rileks. Semua fikiran buruk yang berkecamuk di kepalanya pun coba ia buang sejauh mungkin.


Franda beranjak keluar dari kamarnya. Ia melangkah menuju ruang kamar Elfaris. Membuka pintu yang terdapat gambar spider-man itu lalu masuk mendekati jagoan kecilnya.

"Ais ternyata udah tidur. Bunda fikir kamu belum tidur sayang.." Franda duduk di samping Elfaris. Ia mengusap pelan puncak kepala Elfaris kemudian di kecupnya lembut.

Selimut tebal bergambar Spider-man yang terdapat di dekat Elfaris itu Franda tarik. Tubuh jagoan kecilnya perlahan Franda selimuti.

"Bobo yang nyenyak sayang. Bunda mau ke bawah dulu. Bunda mau nunggu ayah.
Bunda gak bisa tidur kalau ayah belum datang. Mmuuach, bunda sayang banget sama kamu." Franda kembali mendaratkan satu kecupan lembutnya di kening Elfaris.

Tak lama perempuan cantik yang tengah berbadan dua ini beranjak keluar dari kamar Elfaris. Ia bertekad kalau malam ini tidak akan dulu tidur sebelum Bisma suaminya pulang ke rumah.






**
"Nah.. Akhirnya beres juga kerjaannya. Hufh capek banget.." Bisma menutup laptop di hadapannya saat pekerjaan yang akan ia presentasikan untuk meeting besok pagi selesai.

Pria tampan yang tak lama lagi akan memiliki dua orang anak ini tersenyum begitu lebar. Ia beranjak dari duduknya seraya membereskan laptop serta file-file kerjanya. Rasanya begitu lega bisa menyelesaikan pekerjaannya untuk pagi besok.

"Udah jam satu aja nih. Duh, gak kerasa banget. Perasaan tadi baru jam delapan deh." Bisma melirik jam hitam pemberian Franda yang selalu dipakai di pergelangan kirinya.

Bisma buru-buru merogoh handphonnya. Ia berniat untuk menghubungi Franda sang istri.

"Astaga. Ko handphonnya mati?
Aduhhh Franda bisa marah nih.. Kenapa hapenya bisa mati coba? Ahh lowbat! Pantes aja mati." gerutu Bisma tampak kesal. Ia buru-buru membereskan laptop serta berkas-berkas penting lalu dimasukan kedalam tas kerjanya.

"Mudah-mudahan aja Franda gak berfikiran yang macem-macem.
Maafin aku Nda. Aku terlalu asik sama kerjaan aku.
Aku kerja juga buat kamu sama Ais ko. Mafin aku sayang.." Bisma tampak menyesal. Ia berbegas cepat keluar dari ruang kerjanya.

Meski keadaan kantornya cukup sepi. Namun ada beberapa staf karyawannya yang sepertinya bekerja lembur.






**
Waktu kini menunjukkan pukul 01:30 wib. Yaps sudah jam setengah dua malam. Lebih tepatnya pagi. Dan sosok Franda ternyata sudah terbaring di sofa panjang ruangan tengah rumah mewahnya.

Bisma yang baru saja datang begitu shock mendapati sang istri tertidur pulas di atas sofa. Wajah cantiknya terlihat lelah. Bahkan Franda tertidur tanpa selimut yang menutupi tubuhnya.

"Ya ampun Nda. Maafin aku sayang.. Kamu sampe ketiduran kaya gini disini. Pasti kamu nungguin aku.
Aku bener-bener minta maaf." Bisma tampak menyesal melihat Franda yang ketiduran di sofa. Ia buru-buru menaruh tas kerjanya mendekati Franda yang terlelap.

Bisma melirik perut besar Franda. Ia mengelusnya lalu mengecupnya sekilas. Wajah istrinya itu ikut ia kecup juga.

"Kita pindah ya sayang? Gak baik kamu tidur disini. Nanti badan kamu malah sakit semua." Bisma mencoba mengangkat tubuh Franda untuk di pindahkan ke kamarnya.

Meski berbadan kecil. Namun ternyata ayah kandung dari Elfaris ini mampu mengangkat tubuh Franda yang cukup berat.

"Uhh ternyata ibu hamil itu berat juga ya? Tapi kalo di bangunin aku gak tega.
Semoga kamu gak kebangun Nda. Kamu pasti capek banget nunggu aku pulang." Bisma mulai berjalan menuju kamarnya di lantai atas. Ia sengaja tidak membangunkan Franda karna tidak mau tidur istrinya itu terganggu.




**
Setelah tiba di kamarnya. Bisma langsung membaringkan Franda diatas tempat tidur.
Tubuh perempuan cantik yang tengah berbadan dua itu ia baringkan secara perlahan karna takut Franda terbangun.

"Tidur yang nyenyak ya? Ima sayang banget sama kamu Nda." Bisma kembali mengecup kening Franda. Ia menyelimuti tubuh Franda kemudian dirinya segera melepaskan baju kerja serta sepatu yang masih melekat di tubuhnya.

Tanpa Bisma sadari. Ternyata Franda terusik. Perempuan cantik bermata sipit itu mengerjapkan matanya. Ia melihat dengan samar-samar kalau Bisma tengah melepaskan pakaian kerjanya lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Bisma? Kamu udah pulang?" fikirnya seolah tidak percaya akan apa yang ia lihat.

Franda mengucek matanya. Ia melihat sekeliling juga tubuhnya yang kini sudah berada diatas tempat tidur. Sudah dapat di tebak kalau Bisma memang sudah pulang dan memindahkan ia ke dalam kamarnya.

"Ngh, jadi kamu beneran udah pulang? Syukur kalau gak kenapa-napa. Tapi kenapa sampe selarut ini sih? Aku cemas tau Bis.." Franda mencoba beranjak bangun dari posisi tidurnya. Ia merapikan rambutnya yang tergerai lalu mengikatnya. Terdengar disana suara gemercik air. Mungkin Bisma tengah mandi di dalam sana.

"Tumben ayah kamu mandi. Biasanya juga langsung tidur.." Franda terkekeh kecil menatap pintu kamar mandi.

Perempuan cantik yang tengah berbadan dua ini kemudian turun dari tempat tidur.  Ia mencoba membereskan baju-baju kotor Bisma yang tadi Bisma lepaskan dari tubuhnya. Sepatu dan dasi kerja Bisma pun ia rapikan dan di taruh ketempatnya.
Meski keadaan sudah hampir jam 2 pagi. Namun Franda tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri.


"Loh, ko kamu bangun sih bun? Gak usah di beresin. Udah biarin aja. Nanti ayah yang beresin." tiba-tiba terdengar suara Bisma yang keluar dari kamar mandi.

Franda menoleh sekilas dengan menunjukkan senyuman manisnya.

"Gak papa yah, cuma mau naruh ini aja ko. Biar gak berantakan." balas Franda lembut.

Bisma menghela nafasnya. Ia tersenyum melihat sikap istri yang sangat di cintainya ini.

"Maafin ya bun kalau ayah pulangnya terlalu malam.." Bisma berjalan perlahan mendekati Franda.

Franda membalikkan badannya. Ia menatap wajah lelah suaminya itu dalam-dalam. Dapat di lihat disana kalau Bisma sangat kelelahan dan menyesal telah pulang hingga selarut ini.

"Jangan marah dong. Aku beneran gak bermaksud apa-apa. Tadi di kantor kerjaan banyak banget, trus aku juga keasyikan sampai lupa kalau udah larut malem Nda. Makanya pulang telat.." Bisma menunduk sesal.

Bukannya marah. Franda justru malah tersenyum mendengar penjelasan suaminya. Ia menyentuh pipi Bisma dan mengusapnya pelan.

"Tadinya Nda pengen marah. Pengen banget malah marahin kamu. Tapi lihat wajah kamu selelah ini, kayaknya gak tega Nda marahnya." Franda terkekeh kecil menahan tawa.

Bisma meraih lengan halus istrinya itu lalu di kecupnya perlahan.

"Udah malem. Kita tidur aja ya? Kalau mau marah boleh ko. Tapi enggak sekarang, karna sekarang aku ngantuk banget. Aku capek bun.." Bisma menempelkan telapak tangan Franda di bibirnya sebelum ia kecup kembali.

"Siapa juga yang mau marah. Kan tadi Nda udah bilang. Nda gabisa marah karna lihat wajah Imanya lelah kaya gini. Jadi yaudah kalau emang mau tidur. Kita tidur.." jelas Franda tersenyum lebar.

Tanpa menunggu lama. Bisma langsung menangkat tubuh Franda lalu di baringkannya diatas tempat tidur. Meski Franda sedikit menolak karna takut terjatuh. Namun ternyata ia menikmati juga saat di gendong oleh sang suami.

"Kamu lumayan berat juga Nda."

"Ya gimana gak berat, di dalam perut Nda kan ada calon anak kedua kamu."

"Hehe iya yah. Duh sampe lupa sama si kecil.." Bisma terkekeh lalu mencium perut besar Franda.

"Lupa terus. Giliran usahanya aja gak lupa." ledek Franda bergurau.

"Ahaha udah deh gak usah mancing yang lalu-lalu bun."

"Ya abis kamu lupa terus. Jahat banget coba." Franda memajukan bibirnya seraya memainkan rambut Bisma dengan tangan kirinya. Posisi mereka kini tengah berbaring dan saling berhadapan.

Bisma begitu gemas melihat tingkah istrinya ini. Dengan jahilnya ia langsung mengecup bibir Franda sekilas.

"Mmuuach!"

"Issh?!"

"Hehe abis menggoda sih. Siapa suruh pake manyun segala coba?"

"Ih jahil ya kamu. Kaya siapa sih kamu, hem?"

"Kaya siapa ya? Hmm mungkin kaya Ais.. Ahaha"

"Ihh masa kaya Ais? Ada juga Ais yang kaya kamu."

"Hehe tapi tetep sayang kan sama Ima?"

"Ya kalo gak sayang gak mungkinlah aku nikah sama kamu. Malah sampe mau ngasih kamu anak kedua kaya sekarang ini." balas Franda sedikit sewot.

"Ya biasa aja kali bun, namanya juga cuma nanya." cibir Bisma mencubit hidung mancung Franda.

Bukannya marah Bisma mencubitnya. Franda justru malah tersenyum kemudian memeluk tubuh suaminya ini dengan posisi yang masih berbaring.

"Nda sayang banget sama kamu yah. Sayaang banget. Dan sayangnya itu dari hati yang paling dalam." batin Franda memejamkan matanya.

Bisma mengusap puncak kepala Franda. Satu kecupan yang begitu lembut kemudian ia daratkan. Meski perut besar Franda sedikit menghalangi jarak antara tubuh mereka. Namun kebersamaan dan kehangatan seperti ini tetap terjalin mesra.

"Makasih ya sayang karna kamu udah jadi istri terbaik buat aku. Makasih juga buat malaikat kecil yang kamu hadirkan di keluarga ini.
Hidup aku benar-benar bahagia dengan hadirnya kamu dan Elfaris disini. Apalagi gak akan lama anak kedua kita akan lahir.
Aku pasti akan jadi laki-laki yang paling bahagia di dunia ini.
Sekali lagi makasih sayang..
Aku sangat sayang sama kamu. Aku cinta kamu Nda." Bisma menarik kepala Franda kedalam dekapannya. Ia mengecupnya kembali dengan penuh cinta dan kasih sayang membuat Franda terdiam merasakan kenyamanan di dalam pelukan sang suami.

"Aku juga sayang banget sama kamu Bis. Makasih buat kebahagiaan ini. Aku gak pernah nyesel bisa jadi istri dan ibu dari anak-anak kamu. Aku gak pernah nyesel Bis.
Aku justru bahagia. Sangat-sangat bahagia.." Franda tersenyum menyembunyikan wajahnya di daa bidang Bisma. Sepertinya ia begitu nyaman dalam dekapan suaminya tanpa menghiraukan perut besarnya yang sedikit menghalangi.










Bersambung....









@dheana92
@elfaris_karisma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p