Hari ini Dhira tengah mencoba memberes-bereskan rumahnya,
kondisinya memang sudah kembali sehat seperti biasa, makanya Dhira
berani melakukan pekerjaan rumahnya lagi
Dhira menyapu lantai didepan rumahnya karna kebetulan Dhira memang
tidak memiliki seorang pembantu untuk mengurusi rumahnya itu, hanya ada
seorang tukang kebun yang rutin setiap minggu sekali datang kerumahnya
untuk mencabuti rumput dihalaman depan maupun belakang
sementara pemuda sipit berkacamata bening ini nampak tengah
memperhatikan Dhira, matanya sampai tidak berkedip melihat perempuan
secantik Dhira menyapu lantai didepan rumahnya
"cantik.."kata-kata itulah yang tiba-tiba keluar dari pemuda bernama
Rafkha ini, Ia tersenyum dan mencoba mendekati Dhira agar bisa lebih
jelas melihatnya
"siapa perempuan cantik itu sebenarnya?..
Kenapa hati Aku langsung berdebar dahsyat saat melihat wajah cantiknya?
Kenapa ini? Padahal biasanya juga tidak pernah seperti ini.."batin
Rafkha bingung tidak mengerti, Ia memegang dadanya yang terus berdebar
semakin kencang
"Ya Tuhan.. Apa Aku suka sama perempuan itu?..
Atau Dia ada hubungannya dengan masa lalu ku?"pikir Rafkha semakin
bingung, Ia bersembunyi dibalik tembok besar dekat pot bunga didepan
rumah Dhira, sesekali kepalanya Ia miringkan kekiri untuk melihat Dhira,
namun dengan segera Ia kembali meluruskan kepalanya dengan tembok saat
Dhira melihat kearahnya
"siapa sih?..
Ko kaya ada yang merhatiin Aku dari tadi?.."pikir Dhira celingukan seperti mencari seseorang
"hempp mungkin itu cuma halusinasi Aku aja.."pikir Dhira lagi kemudian segera masuk kedalam rumahnya..
"hufh.. Hampir aja ketahuan..
Tapi kenapa dada ini berhenti berdebar kencang seperti tadi saat
perempuan itu sudah masuk?.."Rafhka bernafas dengan lega, namun Ia
semakin dibuat heran akan apa yang terjadi padanya ini
"ekhemz, lagi ngapain loe disitu?
Jangan bilang kalo loe lagi merhatiin istri Gue.."entah dari mana
datangnya, tiba-tiba Bisma berdiri dibelakang Rafkha, Ia melirik sinis
kearah Rafkha sambil melipat kedua tangannya didada
"ma..maaf Sa..saya gak ngapa-ngapain ko. Sa..saya cumaa, cuma gak
sengaja lewat.."jawab Rafhka begitu gugup, Ia terlihat takut saat
menyadari kehadiran Bisma dibelakangnya
Bisma tersenyum kecut, lalu berjalan mendekat kearah Rafkha
"GAK USAH macem-macem loe sama Gue. Dhira udah punya suami, jadi GAK
USAH mimpi loe bisa nge'deketin Dhira!!"ucap Bisma sedikit menekan
kata-katanya, Ia memandang wajah Rafkha sinis lalu mendorongnya secara
kasar hingga tubuh Rafkha pun tersungkur ketanah
"Bruukk!!!"tubuh Rafkha yang lebih besar dari Bisma itu ternyata
begitu rapuh, padahal Bisma hanya mendorongnya saja, tapi Rafkha sampai
tidak Bisma menahannya
"ssshhh awww!!"rintih Rafkha memegangi siku tangannya yang tiba-tiba saja berubah menjadi memar akibat terbentur tanah
sementara Bisma malajh tersenyum devil dan begitu puas melihat
Rafkha tidak bisa berbuat apa-apa, Ia pun segera masuk kedalam rumahnya
untuk menemui Dhira
"Cowok LEMAH!! gitu aja jatoh, dasar BANCI LOE!!!"bentakBisma
menunjukkan jari jempolnya yang Ia angkat kebawah lalu segera masuk
kedalam rumahnya
Rafkha hanya bisa diam sambil mengelus siku lengannya yang memar,
bahkan bukan hanya sikunya saja, tapi badannya pun terasa sakit kalau
sudah mendapatkan benturan-benturan keras
"saya memang lemah, tapi tidak sepantasnya Anda berlaku kasar
seperti ini.."ucap Rafkha menatap kearah Bisma yang sudah tidak terlihat
lagi, Ia pun segera bangun meskipun sangat sulit, kemudian segera
pulang dan masuk kedalam rumahnya...
1'Bulan kemudian..
Kini hubungan antara Bisma dan Dhira menjadi semakin renggang karna
Bisma pernah memergoki Dhira berbicara dengan tetangga barunya itu,
Bisma begitu murka dan marah besar saat itu, sampai-sampai Ia hampir
saja menampar pipi Dhira, tapi untung saja masih sempat Ia tahan
emosinya
sekarang Dhira tengah duduk merias wajahnya didepan cermin, Ia baru saja selesai mandi dan rambutnya pun terlihat masih basah
"tumben jam segini udah rapi?
Mau kemana?..
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p